Nilai L a b

33 Gambar 12. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan daya tutup cat pada berbagai tingkat konsentrasi larutan gambir Nilai daya tutup yang didapatkan adalah berkisar antara 29,165 – 50,000 m 3 liter. Daya tutup tertinggi didapatkan pada perlakuan A1B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 25, A3B2 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 3:1 dengan konsentrasi larutan gambir 15, dan A3B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 3:1 dengan konsentrasi larutan gambir 25 yaitu 50,00 m 3 liter. Nilai daya tutup yang dihasilkan sudah masuk krieria yang ada pada SNI Standar Nasional Indonesia 3564-2009 dengan standar daya tutup untuk cat yang bewarna terang minimal 8 m 3 liter, dan untuk cat yang bewarna gelap 11 m 3 liter. Daya tutup cat lebih ditentukan oleh pewarna atau pigmen yang digunakan dan juga penambahan bahan tambahan berupa pengisi yang akan meningkatkan daya tutup cat Kolaske, 1972. Pada Lampiran 16 dapat dilihat hasil pengujian daya tutup cat. Berdasarkan hasil analisis keragaman Lampiran 17, didapatkan bahwa pada α = 0,05 dan α = 0,01 pengaruh perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dan interaksi antara perbandingan kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir tidak berbeda nyata. Pengaruh perlakuan konsentrasi larutan gambir berbeda nyata pada α = 0,05 dan α = 0,01, sehingga perlu dilakukan uji lanjut Duncan. Uji lanjut Duncan menyatakan bahwa pada α = 0,05 dan α = 0,01 pengaruh perlakuan konsentrasi gambir 15 dan 25 tidak berbeda nyata. Daya tutup cat lebih ditentukan oleh pewarna atau pigmen yang digunakan dan juga penambahan bahan tambahan berupa pengisi yang akan meningkatkan daya tutup cat Kolaske, 1972.

4.3.1.8 Nilai L a b

Warna merupakan sifat visual penting suatu bahan karena merupakan sifat yang pertama kali diterima konsumen dan menentukan penerimaan konsumen Ranganna, 1978. Dalam industri cat, warna menjadi lebih penting lagi artinya, karena berkenaan dengan fungsi cat itu sendiri, yaitu sebagai alat dekorasi, proteksi dan penutup permukaan. Dalam pembuatan cat alami, gambir digunakan sebagai pewarna atau pigmen dalam cat. Gambir dipilih sebagai pewarna didasarkan atas gambir 20 40 60 5 15 25 Da y a T utup m 2 L Konsentrasi Larutan Gambir Kasein : Kapur Tohor 3 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1:3 34 memiliki kandungan tanin dan katekin yang dapat memberikan warna coklat kemerahan. Alasan lainnya adalah pemanfaatan bahan pertanian sebagai alternatif pewarna alami untuk cat. Warna yang dihasilkan dari penambahan gambir sebagai pewarna dalam cat alami alami adalah warna coklat. Cat diaplikasikan pada media contoh, yaitu berupa eternit yang sebelumnya telah dilapisi oleh cat dasar bewarna putih. Hasil pengecatan cat alami pada media eternit dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Hasil warna setelah pengecatan Pengukuran warna cat dengan menggunakan Colormeter Color-Tech PCM yang menggunakan sistem notasi warna Hunter L, a dan b. Nilai L menyatakan parameter kecerahan yang memiliki nilai 0 hitam sampai 100 putih. Nilai a menyatakan campuran warna merah sampai hijau dengan +a 0 sampai +100 untuk warna merah dan nilai –a 0 sampai -80 untuk warna hijau. Nilai b menyatkan campuran warna biru sampai kuning. Nilai +b 0 sampai +70 untuk warna kuning dan –b 0 sampai -70 untuk warna biru. Nilai L yang diperoleh dari hasil pengukuran berkisar antara 55,78 – 33,43. Semakin tinggi nilai L maka warna yang dihasilkan semakin cerah. Semakin meningkatnya konsentrasi larutan gambir yang digunakan maka nilai L semakin tinggi. Nilai L semakin meningkat ketika penambahan jumlah kapur tohor pada konsentrasi larutan gambir 5, namun tidak seperti halnya pada perlakuan konsentrasi gambir 15 dan 25, peningkatan kapur tohor tidak meningkatkan nilai L, peningkatan kapur tohor menjadikan nilai L menurun. Nilai Lada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1 : 1 dengan konsentrasi larutan gambir 15 39,745 dan 25 33,43 terjadi penurunan dibandingan pada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 3:1 pada konsentrasi gambir 15 47,723 dan 35 25 36,178. Namun, nilai L kembali meningkat ketika penambahan kapur tohor yaitu pada perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi lartan gambir 15 dan 25 nilai L meningkat kembali menjadi 40,723 dan 35,075. Nilai L tertinggi didapatkan pada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 5 55,78 sedangkan nilai L terendah didapatkan pada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 25 33,43. Pada Lampiran 18 dapat dilihat hasil pengurukuran nilai L pada cat yang telah diaplikasikan. Nilai L menunjukan nilai kecerahan, semakin meningkatnya konsentrasi larutan gambir maka nilai L akan semakin menurun. Hal tersebut disebabkan warna yang dihasilkan akan semakin gelap, sehingga nilai L atau tingkat kecerahan akan semakin menurun. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai L cat pada konsentrasi larutan gambir 5, 15 dan 25 diperlihatkan pada Gambar 14. Gambar 14. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai L cat pada berbagai tingkat konsentrasi larutan gambir Berdasarkan analisis keragaman Lampiran. 19 didapatkan bahwa pada α = 0,05 dan α = 0,01 perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor dan konsentrasi larutan gambir dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap nilai L yang dihasilkan. Pada uji lanjut Duncan dengan α = 0,05 pengaruh perbandingan kasein terhadap kapur tohor berbeda nyata, namun pada α = 0,01 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dan 3 :1 tidak berbeda nyata terhadap nilai L yang dihasilkan. Pada α = 0,05 dan α = 0,01 pengaruh konsentrasi larutan gambir berpengaruh nyata terhadap nilai L yang dihasilkan. Uji lanjut Duncan juga dilakukan pada interaksi antara kedua perlakuan. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan didapatkan bahwa pada α = 0,05 setiap perlakuan yang diberikan berbeda nyata terhadap nilai L, namun pada α = 0,01, pada perlakuan A3B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 25 tidak berbeda nyata dengan A1B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 25 , 10 20 30 40 50 60 5 15 25 Nila i L Konsentrasi Larutan Gambir Kasein : Kapur Tohor 3 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 3 36 pada perlakuan A2B2 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 15 tidak berbeda nyata dengan A3B2 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 15. Suatu warna tidak selamanya hanya diperoleh dari warna merah, kuning, hijau atau biru saja, melainkan dapat diperoleh berdasarkan kombinasi warna. Kombinasi tersebut dapat merupakan kombinasi warna merah dan kuning, merah dan biru, kuning dan hijau atau kuning dan biru. Berdasarkan nilai a dan b dapat diketahui kombinasi warna yang membentuk warna pada hasil pengecetan cat alami Agriawati, 2003. Nilai a menyatakan warna yang dihasilkan dari campuran warna merah atau hijau. Berdasarkan hasil pengukuran nilai a didapatkan bahwa nilai a semakin meningkat dengan semakin meningkatnya konsentrasi larutan gambir yang digunakan. Nilai a pada konsentrasi larutan gambir yang sama juga semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kapur tohor yang digunakan. Nilai a cat berkisar antara 23,278 – 35,608. Nilai a tertinggi didapatkan pada perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1 : 3 dengan konsentrasi larutan gambir 25 35,608. Nilai a terendah didapatkan pada perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1 : 3 dengan konsentrasi larutan gambir 5 23,278. Pada Lampiran 20 dapat dilihat hasil pengurukuran nilai a pada cat yang telah diaplikasikan. Nilai a yang bernilai positif menunjukan bahwa cat yang dihasilkan lebih didominasi warna merah dibandingkan warna hijau, karena warna yang didominasi warna hijau akan menunjukan nilai a yang negatif. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai a cat pada konsentrasi larutan gambir 5, 15 dan 25 diperlihatkan pada Gambar 15. Gambar 15. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai a cat pada berbagai tingkat konsentrasi larutan gambir Berdasarkan hasil analisi keragaman Lampiran 21, didapatkan bahwa pada α = 0,05 dan α = 0,01 perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor dan konsentrasi larutan gambir dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap nilai a yang dihasilkan. Pada uji lanjut Duncan 10 20 30 40 5 15 25 Nila i a Konsentrasi Larutan Gambir Kasein : Kapur Tohor 3 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 3 37 dengan α = 0,05 pengaruh perbandingan kasein terhadap kapur tohor berbeda nyata, namun pada α = 0.01 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dan 3 : 1 tidak berbeda nyata terhadap nilai a yang dihasilkan. Pada α = 0, 05 dan α = 0,01 pengaruh konsentrasi larutan gambir berpengaruh nyata terhadap nilai a yang dihasilkan. Pada pengaruh interaksi antara perbandingan kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir, pada perlakuan A2B2 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 15 tidak berbeda nyata dengan perlakuan A2B3 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 25, A3B2 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 15, dan A3B3 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi laruta ngambir 25. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh penambahan kapur tohor pada perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:1 dan 1:3 tidak berbeda nyata, sehingga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai a cat pada konsentrasi larutan gambir 15 dan 25. Nilai b menyatakan warna yang dihasilkan dari campuran warna biru sampai kuning. Nilai b yang diperoleh dari hasil pengukuran berkisar antara 12,367 – 8,523. Semakin meningkatnya konsentrasi larutan gambir yang digunakan maka nilai b semakin menurun. Nilai b semakin meningkat ketika penambahan jumlah kapur tohor pada konsentrasi larutan gambir 5, namun tidak seperti halnya pada perlakuan konsentrasi gambir 15 dan 25, peningkatan kapur tohor tidak meningkatkan nilai b, peningkatan kapur tohor menjadikan nilai b menurun. Nilai bpada perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1 : 1 dengan konsentrasi larutan gambir 15 9,611 dan 25 8,523 terjadi penurunan dibandingkan dengan perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 3:1 pada konsentrasi gambir 15 10,987 dan 25 8,997. Namun, nilai b kembali meningkat ketika penambahan kapur tohor yaitu pada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi lartan gambir 15 dan 25 nilai L meningkat kembali menjadi 9,780 dan 8,806. Nilai b tertinggi didapatkan pada perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 5 12,376, sedangkan nilai b terendah didapatkan pada perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor 50:50 dengan konsentrasi larutan gambir 25 8,523. Pada Lampiran 22 dapat dilihat hasil pengurukuran nilai b pada cat yang telah diaplikasikan. Nilai b menunjukan bahwa warna yang dihasilkan menyatakan campuran warna biru atau kuning, semakin meningkatnya konsentrasi larutan gambir maka nilai b akan semakin menurun. Hal ini disebabkan warna yang dihasilkan akan semakin gelap dan lebih didominasi oleh warna merah karena nilai a yang semakin naik dan nilai L yang semakin menurun. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai b cat pada konsentrasi larutan gambir 5, 15 dan 25 diperlihatkan pada Gambar 16. 38 Gambar 16. Hubungan antara perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan nilai b cat pada berbagai tingkat konsentrasi larutan gambir Berdasarkan analisis keragaman Lampiran 23 didapatkan bahwa pada α = 0,05 dan α = 0,01 perlakuan perbandingan kasein terhadap kapur tohor dan konsentrasi larutan gambir dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap nilai b yang dihasilkan. Pada uji lanjut Duncan dengan α = 0,05 pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor berbeda nyata, namun pada α = 0,01 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dan 3 : 1 tidak berbeda nyata terhadap nilai b yang dihasilkan. Pada α = 0,05 dan α = 0,01 pengaruh konsentrasi larutan gambir berpengaruh nyata terhadap nilai b yang dihasilkan. Uji lanjut Duncan juga dilakukan pada interaksi antara kedua perlakuan, berdasarkan hasil uji lanjut Duncan didapatkan bahwa pada α = 0,05 setiap perlakuan yang diberikan berbeda nyata terhadap nilai L, namun pada α = 0,01, pada perlakuan A3B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 25 tidak berbeda nyata dengan A1B3 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 25. Pada perlakuan A2B2 perbandingan kasein terhadap kapur tohor 1:1 dengan konsentrasi larutan gambir 15 tidak berbeda nyata dengan A3B2 perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 dengan konsentrasi larutan gambir 15. Berdasarkan hasil pengujian nilai L, a, dan b pada cat yang telah diaplikasikan, menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi larutan gambir yang digunakan, maka nilai L akan semakin menurun karena warna yang dihasilkan semakin gelap. Warna yang dihasilkan didominasi warna merah karena nilai a positif yang semakin meningkat dan nilai b positif yang semakin menurun. Nilai L menyatakan parameter kecerahan yang memiliki nilai 0 hitam sampai 100 putih. Nilai a menyatakan campuran warna merah sampai hijau dengan +a 0 sampai +100 untuk warna merah dan nilai –a 0 sampai -80 untuk warna hijau. Nilai b menyatakan campuran warna biru sampai kuning. Nilai +b 0 sampai +70 untuk warna kuning dan –b 0 sampai -70 untuk warna biru Volz, 1999. Menurut Muchtar 2000, senyawa tanin dalam gambir memberikan aroma dan rasa yang khas serta 2 4 6 8 10 12 14 5 15 25 N il a i b Konsentrasi Larutan Gambir Kasein : Kapur Tohor 3 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 1 Kasein : Kapur Tohor 1 : 3 39 warna merah kecoklatan, mudah larut dalam air dingin dan alkohol, tetapi tidak larut dalam ester dan bila airnya diuapkan akan membentuk kristal yang berwarna coklat kemerahan. Katekin memberikan rasa manis dan enak, tidak mudah larut dalam air dingin dan larut baik dalam air panas, serta pada keadaan kering berbentuk kristal bewarna kuning.

4.3.2 Uji Kualitatif