Efek Kapur Settling Endapan

39 warna merah kecoklatan, mudah larut dalam air dingin dan alkohol, tetapi tidak larut dalam ester dan bila airnya diuapkan akan membentuk kristal yang berwarna coklat kemerahan. Katekin memberikan rasa manis dan enak, tidak mudah larut dalam air dingin dan larut baik dalam air panas, serta pada keadaan kering berbentuk kristal bewarna kuning.

4.3.2 Uji Kualitatif

Uji kualitatif merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik cat yang tidak dapat dinyatakan dalam suatu besaran. Uji kualitatif yang dilakukan adalah efek kapur dan endapan settling. Proses pengujian dilakukan pada GRC Board Glassfibre Reinforced Cement Board atau eternit yang terbuat dari semen yang memiliki kesamaan dengan tembok.

4.3.2.1 Efek Kapur

Efek kapur merupakan pengujian kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek kapur pada cat yang dihasilkan. Efek kapur dapat terjadi akibat penggunaan bahan pengisi yang terlalu banyak Talbert, 2008. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan bahwa pada sampel yang menggunakan perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1 : 3 dengan konsentrasi larutan gambir 5, 15, dan 25 tidak mengalami efek kapur. Hal ini dikarenakan pada perlakuan tersebut kapur tohor yang digunakan jumlahnya lebih sedikit, sehingga efek kapur tidak terjadi. Pada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:1 dan 3:1 dengan konsentrasi larutan gambir 5, 15, dan 25 terjadi efek kapur. Efek kapur terjadi akibat penggunaan kapur tohor yang jumlahnya bertambah.

4.3.2.2 Settling Endapan

Salah satu parameter mutu cat adalah terjadinya endapan atau tidak. Cat yang diformulasikan dengan baik tidak akan mengendap ketika penyimpanan. Untuk mendapatkan formulasi yang baik adalah pemilihan jenis perekat, pewarna dan juga bahan tambahan lainnya Talbert, 2008. Cat alami yang telah dibuat disimpan selama 24 jam dalam suhu ruang dengan keadaan tertutup, kemudian setelah 24 jam diperhatikan ada atau tidaknya endapan. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa cat alami yang telah disimpan selama 24 jam terjadi endapan. Terjadinya endapan dapat dikarenakan viskositas cat yang rendah dan diperlukan bahan tambahan seperti thickener atau pengental Talbert, 2008. Terjadinya endapan dapat disebabkan karena komponen perekat, pewarna dan pelarut tidak menyatu dengan baik sehingga terbentuk endapan. Endapan tersebut adalah komponen perekat kasein dan kapur tohor dan pewarna yang terpisah dari pelarutnya air. Hasil analisis parameter mutu cat uji kuantitatif dan uji kualitatif secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 24. 40

4.4 Pengaruh Penambahan Pengental Thickener

Formula cat terbaik yang terpilih adalah pada perlakuan perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 50:50 1:1. Pemilihan tersebut berdasarkan parameter mutu utama yaitu daya rekat. Namun, konsentrasi larutan gambir tidak berpengaruh nyata terhadap daya rekat cat yang dhasilkan, sehingga penggunaan gambir hanya sebagai pewarna atau pigmen dalam pembuatan cat alami. Cat yang dihasilkan terjadi endapan, sehingga perlu ditambahkan bahan tambahan berupa pengental untuk memperbaiki stabilitas emulsi cat untuk menghindari terjadinya endapan ketika penyimpanan. Powrie dan Tung 1976, menyatakan bahwa ada tiga macam bahan yang dapat digunakan sebagai penstabil emulsi, yaitu : 1 bahan pengemulsi yang berorientasi pada batas permukaan kedua fase, 2 partikel – partikel halus yang teradsorbsi pada batas kedua fase interface, dan 3 hidrokoloid yang mampu meningkatkan viskositas fase eksternal. Menurut Griffin 1954, fungsi pengemulsi adalah untuk mempermudah pembentukan emulsi serta mempertinggi stabilitasnya. Fungsi tersebut dapat dilaksanakan oleh pengemulsi yang mampu menurunkan tegangan interfasial antara kedua fase yang tidak dapat bercampur. Bahan pengental yang digunakan adalah hydroxyethyl cellulose HEC. HEC merupakan bahan pengental turunan dari selulosa. Selulosa merupakan salah satu polimer yang dapat ditemukan di alam. Kayu, kertas dan kapas mengandung selulosa. Selulosa merupakan serat yang baik. Selulosa terbuat dari pengulangan unit dari monomer glukosa. Selulosa terdiri dari banyak monomer gula, sehingga disebut dengan polisakarida Billmeyer, 1962. Struktur kimia glukosa dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Struktur kimia glukosa Sumber : Billmeyer, 1962 HEC dinamakan berdasarkan dua komponen pembentuknya yaitu selulosa cellulose dan hidroxietil hydroxyethyl. HEC merupakan turunan atau bentuk lain dari selulosa. Selulosa sendiri tidak dapat larut dalam air, molekul beranatai panjang yang mengandung gugus anhydroglucose yang berulang-ulang. HEC dibedakan dengan selulosa lainnya berdasarkan atom hidrogen pada gugus hidroksil selulosa digantikan dengan gugus hidroksietil yang memberikan kemampuan untuk larut dalam air. Dalam pembuatan HEC, selulosa direkasikan dengan natrium hidroksida sehingga menghasilkan selulosa yang lebih reaktif alkali cellulose, kemudaian selulosa alkali tersebut direaksikan dengan etilen oksida sehingga dihasilkan HEC. Berbeda dengan CMC carboxy methyl cellulose di mana gugus