14
III. METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan untuk membuat formula cat adalah mixer, gelas piala,
neraca analitik, gelas ukur, penangas air, wadah baskom dan sudip. Alat - alat yang digunakan untuk karakterisasi bahan baku dan anlisis produk adalah labu takar, pipet Mohr,
pipet tetes, cawan alumunium, cawan porselen, labu dekstruksi, soxhlet, erlenmeyer, desikator, corong,
sudip, oven,
colormeter Colortech
PCM, spektrofotometer
Ultraviolet, spektrofotometer
HACH, cutter, viscometer Brookfield, lempeng kaca, termometer, stopwatch, piknometer, kain putih, eternit GRC board dan kuas.
Bahan - bahan yang digunakan untuk pembuatan formula cat adalah, susu segar yang dibasikan untuk mendapatkan kasein, gambir bootch, jeruk nipis, kapur tohor, aquades, dan
hydroetil cellulose HEC. Bahan
– bahan yang digunakan untuk karakterisasi bahan baku dan analisis produk adalah H
2
SO
4
pekat, NaOH, HCl 0,02 N, etil asetat, reagen Folin Ciocalteu, natrium karbonat, aquades dan etanol.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Mei 2011 di Laboratorium Dasar Ilmu Terapan, Laboratorium Teknologi Kimia, Laboratorium Teknologi Pengemasan
Distribusi dan Transportasi, Laboratorium Pengawasan Mutu dan Laboratorium Instrumen, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
3.3 Tata Laksana Penelitian
1 Proses Pengambilan Kasein
Proses pengambilan kasein terlebih dahulu dilakukan dengan proses pengasaman susu segar dengan penambahan jeruk nipis sebanyak 100 ml untuk setiap satu liter susu
segar dan didiamkan selama 24 jam. Proses pengasaman susu dapat dilihat pada Gambar 4. Setelah 24 jam didiamkan susu yang telah diasamkan mulai terlihat
menggumpal. Susu yang sudah menggumpal dan terlihat dua lapisan kemudian dipanaskan hingga suhu 50°C untuk memaksimalkan penggumpalan kasein dan agar
lebih terpisah dari protein whey Southward, 2000. Setelah dipanaskan, kasein dipisahkan dari protein whey dengan penyaringan. Proses penyaringan kasein dapat
dilihat pada Lampiran 25. Whey yang telah dipisahkan dari kasein ditambahkan lagi 50 ml jeruk nipis untuk memastikan sudah tidak ada lagi kasein yang tertinggal. Kasein
yang telah disaring dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan sisa whey yang masih tertinggal, kemudian kasein dikeringkan dalam oven pada suhu 50°C untuk
mendapatkan kasein yang dengan kadar air rendah untuk memudahkan proses penyimpanan dan menghindari dari pertumbuhan jamur.
15
2 Karakterisasi Awal Bahan Baku
Karakterisasi awal bahan baku dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dan kimia dari gambir dan kasein yang digunakan. Analisis yang dilakukan adalah kadar air, kadar
abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat, kadar karbohidrat, kadar katekin, kadar bahan tidak larut dalam air dan kadar bahan tidak larut dalam alkohol. Prosedur
analisisnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
3 Pembuatan Cat
3.3.3.1
Pembuatan Larutan Gambir
Proses awal pembuatan cat adalah pembuatan larutan gambir. Gambir ditimbang sebanyak 5, 15, dan 25 gram. Kemudian dilarutkan dalam aquades
yang sebelumnya telah dipanaskan hingga suhu 70 °C. Konsentrasi larutan gambir dibuat dengan konsentrasi yang berbeda
– beda, yaitu 5, 15 dan 25. Konsentrasi 5 didapatkan dengan melarutkan sebanyak 5 gram gambir
dengan aquades hingga tanda tera 100 ml pada gelas piala. Konsentrasi 15 didapatkan dengan melarutkan sebanyak 15 gram gambir dengan aquades
hingga tanda tera 100 ml pada gelas piala. Konsentrasi 25 didapatkan dengan melarutkan sebanyak 25 gram gambir dengan aquades hingga tanda
tera 100 ml pada gelas piala. Densitas larutan gambir dihitung dengan konsentrasi yang berbeda untuk mendapatkan bobot dari setiap konsentrasi
larutan gambir. 3.3.3.2
Proses Pembuatan Perekat Binder
Kasein dan kapur tohor merupakan bahan utama pembuat perekat pada formula cat yang akan dibuat. Perbandingan bobot kasein terhadap
kapur tohor yang digunakan dalam pembuatan cat adalah 75 : 25 3:1, 50:50 1:1 dan 25 :75 1:3. Basis total perekat yang digunakan
adalah 50 gram. Akuades digunakan sebagai pelarut dengan jumlah sebanyak 200 ml. Perhitungan jumlah perekat yang digunakan dapat dilihat pada
Lampiran 2. Kapur tohor yang telah ditimbang sesuai dengan perlakuan ditambah
aquades hingga terbentuk pasta, kemudian ditambahkan ke dalam kasein yang telah ditambahkan akuades dan dilakukan proses pencampuran dengan
mixer . Proses pencampuran dilakukan selama 10 menit hingga tercampur
sempurna kemudian ditambah sisa aquades hingga total volume aquades yang digunakan 200 ml. Pemilihan jumlah aquades berdasarkan trial dan
error . Jika digunakan aquades yang lebih sedikit formula cat akan menjadi
terbentuk seperti gel dan mengeras dan jika terlalu banyak aquades yang digunakan maka cat akan menjadi sangat encer. Proses pencampuran kasein,
kapur tohor dan aquades dapat dilihat pada Lampiran 25.
16 3.3.3.3
Proses Pembuatan Cat
Setelah larutan perekat selesai dibuat larutan gambir ditambahkan dan dicampur menggunakan mixer selama 10 menit hingga benar
– benar tercampur. Hasil proses pencampuran perekat dengan larutan gambir dapat
dilihat pada Lampiran 25, perekat yang awalnya bewarna putih keabu-abuan berubah menjadi warna coklat .
3.4 Analisis Produk Cat