Perencanaan Pembangunan Regional Propinsi Kalimantan Timur

4.2. Perencanaan Pembangunan Regional Propinsi Kalimantan Timur

Tema pembangunan pada tahun 2012 adalah “Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Daerah yang Pro Rakyat, Berkeadilan dan Berkelanjutan”. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, kebijakan ekonomi makro tahun 2012 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga stabilitas ekonomi, menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Untuk itu, pembangunan ekonomi yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment akan terus dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan menjaga tingkat konsumsi masyarakat yang diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga ditopang oleh perbaikan daya beli yang bersumber dari kenaikan gaji dan Upah Minimum Propinsi UMP, serta penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan juga terus didorong. Upaya untuk menurunkan jumlah penduduk miskin juga akan didorong oleh berbagai program yang diarahkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi yang pro-rakyat miskin, memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat, serta meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar. Pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan meningkatkan investasi dan ekspor pada komoditas non migas dan pertambangan, serta mendorong daya saing industri pengolahan. Investasi juga didorong dengan meningkatkan produktivitas dan akses UKM pada sumberdaya produktivitas. Dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi juga diberikan dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dan penyediaan energi termasuk listrik. Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Pembangunan di bidang ekonomi diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengembangan struktur ekonomi secara seimbang antara sektor - sektor ekonomi yang padat modal capital intensive dan sektor ekonomi yang padat tenaga kerja labor intensive dengan memacu sektor-sektor ekonomi yang potensial dan padat tenaga kerja seperti sektor pertanian, sehingga kesenjangan dalam struktur ekonomi semakin kecil. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang disesuaikan dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah. Dari sisi produksi, pembangunan pertanian dan pembangunan pedesaan didorong melalui peningkatan produksi pangan, produkstivitas pertanian secara luas, revitalisasi agribisnis dan agroindustri. Lebih lanjut, upaya mendorong pertumbuhan industri dilakukan dengan kebijakan pertumbuhan populasi usaha usaha industri, penguatan struktur industri dan peningkatan produkstivitas usaha industri. Stabilitas ekonomi juga ditingkatkan melalui penyediaan kebutuhan pokok rakyat dengan cadangan beras yang memadai. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 2011 diasumsikan tumbuh sebesar 3,62 persen, dan pada tahun 2012 tumbuh sebesar 4,77 persen. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan peningkatan pertumbuhan yang sangat tinggi pada sektor- sektor ekonomi yang prospektif seperti sektor pertanian yang selama ini tingkat pertumbuhannya maupun kontribusinya dalam PDRB Kalimantan Timur relatif sangat kecil. Bagi Kalimantan Timur, tahun 2012 adalah tahun keempat dalam pelaksanaan RPJMD 2009-2013. Pada tahap ini kebijakan ekonomi daerah diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan mewujudkan tujuan bersama berdasarkan potensi lokal untuk mengurangi disparitas kesejahteraan antar wilayah serta memantapkan infrastruktur wilayah dalam rangka mendukung pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah Kalimantan Timur diarahkan pada peningkatan nilai tambah segenap sumber daya ekonomi melalui pengembangan agribisnis, agriindustri, yang ditunjang oleh pengembangan dunia usaha, investasi, infrastruktur dan keuangan daerah. Konsep dasar pengembangan ekonomi wilayah adalah dengan memperkuat struktur ekonomi yang fundamental dengan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya. Salah satu upaya diperlukan adalah meningkatkan upaya pemerataan antar wilayah dan antar sektor perekonomian. Penataan dasar yang diperlukan adalah meningkatkan peran sektor pertanian secara luas, pengembangan komoditas yang memiliki peluang ekspor, melakukan promosi investasi dan perdagangan, melakukan pengembangan kawasan ekonomi terpadu ataupun kawasan ekonomi yang didasarkan pada keterkaitan antar sektor ekonomi dan kawasan sentra produksi melalui pengembangan sektor unggulan dan potensial. Selanjutnya secara proposional peran migas, pertambangan dan kehutanan sebagai penopang utama perekonomian dikurangi secara bertahap. Penguasaan teknologi informasi yang didukung pembangunan infrastruktur wilayah yang strategis merupakan upaya akselerasi perwujudan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian diharapkan struktur ekonomi ke depan akan terjadi keseimbangan antara sektor ekonomi yang padat modal dan sektor ekonomi yang padat tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan tantangan dan prospek perekonomian daerah, maka arah kebijakan perekonomian daerah pada Tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Orientasi pembangunan sektoral pada peningkatan produktivitas sektor pertanian dan perluasan produk agroindustri, penguatan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB, pengembangan ekowisata, agrowisata, wisata budaya, peningkatan pemanfaatan energi potensial panas bumi dan air. Prasyarat dalam implementasinya adalah ketersediaan infrastruktur fisik yang memadai, peningkatan pengetahuan dan skill pelaku ekonomi serta penguatan kelembagaan. 2. Dimensi kewilayahan diarahkan membangun perdesaan dalam rangka meningkatkan keterkaitan ekonomi desa dengan kota melalui implementasi model-model pembangunan perdesaan yang relevan dengan karakteristiknya. 3. Mendorong dan memfasilitasi kemitraan antara pengusaha besar-menengah dengan pelaku usaha mikro dan kecil. 4. Meningkatkan efektivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu. 5. Memantapkan infrastruktur wilayah. 6. Memperkuat rantai nilai komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi.

4.3. Sektor Bangunan di Propinsi Kalimantan Timur