2. Asumsi kesebandingan proporsionalitas yang mensyaratkan bahwa dalam proses produksi, hubungan antara input dengan output merupakan fungsi
linier, yaitu tiap jenis input yang diserap oleh sector tertentu naik atau turun, sebanding dengan kenaikan atau penurunan output sektor tersebut
3. Asumsi penjumlahan aditivitas, yaitu suatu asumsi yang menyebutkan bahwa efek total pelaksanaan produksi di berbagai sektor dihasilkan oleh
masing-masing sektor secara terpisah. Ini berarti bahwa diluar sistem input- output semua pengaruh luar diabaikan.
2.3.1. Asumsi Kelebihan dan Keterbatasan dalam Model Tabel Input- Output
Sebagai alat analisis Model Tabel Input-Output memiliki keuntungan dan keterbatasan dalam melakukan analisis. Keuntungan yang diperoleh dalam
menggunakan table I-O antara lain : 1. Dapat digunakan untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap
output, nilai tambah, penerimaan pajak, impor dan penyerapan tenaga kerja dalam berbagai sektor.
2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan
subtitusi. 3. Untuk mengetahui sektor sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
4. Memberikan deskripsi mengenai keadaan suatu perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasikan karakteristik struktural suatu perekonomian
wilayah. 5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja
dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Sedangkan adapun kelemahan dalam penggunaan table I-O adalah :
1. Asumsi yang sedikit restriktif 2. Biaya pengumpulan data yang besar
3. Hambatan dalam mengembangkan model dinamik. Apabila berbagai hambatan yang muncul dapat diatasi dengan baik,
maka model I-O merupakan model yang canggih untuk merencanakan pembangunan ekonomi suatu wilayah secara terintegrasi. Cara tepat mengatasi
hambatan tersebut juga dapat menutupi kelemahan-kelemahan dalam analisis tabel I-O, sehungga tabel I-O dapat tetap menjadi model andal dalam
menganalisis perekonomian secara lengkap dan komprehensif
2.3.2. Struktur Tabel Input-Output
Menurut Daryanto 2010 secara garis besar tabel Input-Output memuat dua neraca yang aling terintegrasi, yakni neraca endogen dan neraca eksogen.
Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas produksi, baik itu menjadi putput antara maupun input antara masuk dalam neraca endogen.
Sementara faktor-faktor yang merupakan komponen dari permintaan akhir dan
input primer dimasukkan dalam neraca eksogen. Jumlah dari input antara dengan input primer akan menghasilkan total input, sedangkan jumlah dari
output antara dan permintaan akhir mengahsilkan total output. Dengan demikian anatomi dasar Tabel Input-Output secara sederhana dapat
disampaikan sebagai berikut: Tabel. 2.1. Anatomi Dasar Tabel Input-Output
Output Antara Permintaan
Akhir Total Output
Input Antara
Z
ij
F
j
X
j
Input Primer V
i
Total Input X
i
Sumber: Daryanto, 2010
Dalam bentuk dasar tabel I-O ini, notasi Z
ij
melambangkan transaksi ekonomi penjualan output antara dan pembelian input antara. Kuadran ini
merupakan neraca endogen yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi dalam neraca eksogen, terutama oleh permintaan akhir yaitu F
j
yang terbagi atas beberapa komponen meliputi konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, modal dan perubahan stok modal, serta ekspor.
Sedangkan neraca eksogen lainnya adalah input primer V
i
yang terdiri atas upahgaji, surplus usaha, penyusutann dan pajak tidak langsung.
Matriks-matriks yang disajikan dalam tabel Input-Output dibedakan sesuai dengan sifat dan jenis transaksinya. Untuk memperjelas gambaran
mengenai penyajian tabel Input-Output, berikut ini diberikan ilustrasi tabel
Input-Output dalam perekonomian yang terdiri dari n sektor produksi, yaitu sektor 1,2,………n. Ilustrasi tabel Input-Output dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel. 2.2. Ilustrasi Tabel Input-Output
Permintaan Antara Sektor Industri
Permintaan Akhir
Jumlah Output
1 2
3
Input Antara
Sektor Produksi
1 Z
11
Z
12
Z
13
Y1 X1
2 Z
21
Z
22
Z
23
Y2 X2
3 Z
31
Z
32
Z
33
Y3 X3
Input Primer
V
1
V
2
V
3
Total Input X
1
X
2
X
3
Sumber: Daryanto, 2010
Ada tiga matriks dasar yang dapat dilihat dalam tabel 2.2. yakni: 1.
Matriks Z atau matriks transaksi input antar, 2.
Matriks Y tau matriks permintaan akhir yang terdiri atas permintaan untuk konsumsi rumah tangga C, pemerintah G, investasi I, dan ekspor X,
3. Matriks V atau matriks input primer yang terdiri atas upahgaji W, surplus
usaha S, penyusutan D dan pajak tidak langsungminus subsidiT. Bila dilihat secara horizontal, setiap baris isi sel total output menunjukkan
bagaimana output suatu sektor itu dialokasikan, yang mana sebagian untuk memenuhi permintaan antara pada sektor produksi dan sebagian lagi untuk
memenuhi permintaan akhir. Sedangkan isi sel menurut garis vertical menggambarkan distribusi pemakaian input antara dan input primer pada suatu
sektor produksi.
Alokasi Output
Struktur Input Alokasi Output
2.4.Tahap-tahap Analisis
Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap data pada Tabel Input-Output Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009.
Data yang dianalisis dari Tabel Input-Output tersebut adalah data transaksi domestik atas dasar harga produsen. Menurut BPS dalam Tabel Input-Output
Provinsi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009, tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen menunjukkan hubungan langsung antara sektor penghasil
produksi dalam negeri dengan sektor pemakainya, tanpa dipengaruhi lagi oleh margin perdagangan dan biaya pengangkutan, oleh karena itu koefisien teknis
yang diturunkan dari jenis tabel ini lebih memiliki keunggulan analisis karena setiap kenaikan permintaan dapat diukur langsung pengaruhnya terhadap kenaikan
produksi dalam negeri. Dalam Tabel IO Kalimantan Timur tahun 2009 tidak terdapat sektor yang
menggambarkan secara spesifik mengenai keberadaan bandara sehingga dilakukan pendekatan dengan mengasumsikan sektor bandara untuk mewakili keberadaan
bandara tersebut. Adapun tahap-tahap analisis pada penelitian ini secara garis besar antara lain:
1. Mengagregasikan sektor-sektor pada tabel transaksi domestik atas dasar harga
produsen. Agregasi sektor adalah proses penggabungan beberapa sektor Input-Output menjadi satu sektor yang lebih besar. Agregasi sektor harus
memperhatikan sifat masing-masing sektor. Dalam Tabel Input-Output Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 klasifikasi lima puluh sektor
kemudian sektor-sektor tersebut diagregasi menjadi tiga belas sektor. Agregasi menjadi tiga belas sektor dilakukan untuk melihat dampak
penyebaran dan keterkaitan sektor bangunan serta multiplier output dan pendapatan rumah tangga.
2. Mengelompokkan sektor-sektor yang telah diagregasi ke dalam tabel di
Microsoft Excel dan memberi nama atau kode sesuai dengan yang tercantum dalam Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009.
3. Dilakukan perkiraan untuk indikator-indikator seperti konsumsi rumah
tangga, konsumsi pemerintah, struktur investasi dan ekspor impor untuk tahun 2010 yang diambil dari nilai yang terdapat di PDRB menurut
Penggunaan tahun 2010. 4.
Melakukan proses input data dari tabel di Microsoft Excel pada software IOAP 1.0.1 Input Output Analysis for Practitioners untuk kemudian data
diolah oleh software tersebut. 5.
Setelah data selesai diolah selanjutnya dilakukan simulasi investasi dengan mengalikan nilai investasi dari investasi APBD Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur dan PT. Angkasa Pura I selaku pengelola bandara dengan nilai multipliernya kemudian dilakukan analisis mengenai kontribusi
peningkatan output dan pendapatan akibat adanya investasi pembangunan tersebut.
III. METODE PENELITIAN