mengindikasikan adanya surplus perdagangan dalam perekonomian Propinsi Kalimantan Timur. Tabel 5.5 menunjukkan kontribusi ekspor dan impor dari
masing-masing sektor perekonomian Propinsi Kalimantan Timur. Tabel 5.5. Perkiraan Struktur Ekspor-Impor Propinsi Kalimantan Timur Tahun
2010
Sektor Ekspor
Impor Net Ekspor
Jumlah Juta Rupiah
Persen Jumlah
Ribu Rupiah Persen
Jumlah Ribu Rupiah
Persen 1.
Pertanian
6.725.826 1,92
3.942.615 2,85
2.783.211 1,52
2. Pertambangan
289.806.019 82,73
74.799.009 54,07
215.007.010 94,94
3. Industri
Pengolahan
26.868.272 7,67
21.220.951 15,34
5.647.322 4,40
4. Listrik dan Air
Bersih
- -
1.355.706 0,98
-1.355.706 -0,42
5. Bangunan
- -
10.679.644 7,72
-10.679.644 -3,29
6. Perdagangan,
Hotel dan
Restoran
17.585.232 5,02
12.298.191 8,89
5.287.041 3,37
7. Angkutan
Darat
2.837.458 0,81
2.573.075 1,86
264.383 0,36
8. Angkutan
Sungai, Danau, dan
Penyeberangan 245.212
0,07 1.175.868
0,85 -930.655
-0,26
9. Angkutan Laut
2.101.821 0,60
2.171.897 1,57
-70.076 0,18
10. Angkutan
Udara
1.436.244 0,41 1.618.547
1,17 -182.303
0,09
11. Jasa Penunjang
Angkutan dan Komunikasi
2.241.942 0,64 3.057.256
2,21 -815.314
-0,03
12. Bank
dan Lembaga
Keuangan Lain.
280.243 0,08 594.851
0,43 -314.608
-0,07
13. Jasa
dan Kegiatan
Lainnya 210.182 0,06
2.863.583 2,07
2.653.401 -0,80
TOTAL 350.303.420
100 138.351.191
100 211.987.260
100
Sumber: Tabel Input-Output Perkiraan 2010 Prov. Kalimantan Timur 13 sektor diolah
Sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap jumlah surplus perdagangan Propinsi Kalimantan Timur adalah sektor pertambangan dengan
nilai kontribusi sebesar Rp 215,01 triliun atau sekitar 94,94 persen dari total
surplus perdagangan yang diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar 4,40 persen atau sebesar Rp. 5,65 triliun dan sektor perdagangan, hotel dan restoran
pada urutan ketiga sebesar 3,37 persen atau Rp. 5,29 triliun.
5.2. Analisis Keterkaitan 5.2.1 Analisis Keterkaitan Ke Depan
Keterkaitan ke depan dibagi menjadi dua, yaitu keterkaitan langsung ke depan dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan. Nilai keterkaitan
langsung ke depan menunjukkan apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan, maka output suatu sektor yang dialokasikan secara langsung ke
sektor tersebut dan juga sektor-sektor lainnya akan meningkat sebesar nilai keterkaitannya, sedangkan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan
menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki keterkaitan baik langsung maupun tidak langsung ke depan terhadap sektor lainnya termasuk sektor itu sendiri.
Keterkaitan ke depan merupakan keterkaitan sektor produksi hulu terhadap sektor produksi hilirnya. Nilai keterkaitan langsung ke depan diperoleh dari nilai koefisien
teknis, sedangkan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan diperoleh dari matriks kebalikan Leontief terbuka.
Tabel. 5.6 Keterkaitan Ke Depan Sektor-Sektor Perekonomian Propinsi Kalimantan Timur
Sektor Keterkaitan Ke Depan
Langsung Langsung Tidak
Langsung
Pertanian 0,00913
1,37302 PertambanganPenggalian
0,05790 1,40999
Industri Pengolahan 0,01361
1,28605 Listrik, Gas, Air Minum
0,05482 1,15554
Bangunan 0,00930
1,15262 Perdagangan, Restoran dan Hotel
0,01265 1,15564
Angkutan Darat 0,00951
1,11139 Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
0,00337 1,06744
Angkutan Laut 0,00349
1,05499 Angkutan Udara
0,00148 1,02407
Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi 0,00721
1,20272 Bank dan Lembaga Keu.lain
0,00421 1,09938
Jasa dan Kegiatan lain 0,01335
1,23385
Sumber: Tabel Input-Output 2009 Propinsi Kalimantan Timur 13 sektor diolah