Arang Aktif TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Patin

philpsite Tsitsishvili, dkk, 1992. Bentuk ini mempengaruhi daya serap atau pertukaran ion. Modernite adalah bentuk zeolit yang umum digunakan dalam pertanian yang mengandung kation logam SiO 2 , Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , FeO, MgO, CaO, Na 2 O, K 2 O dan H 2 O. Zeolit merupakan penukar kation yang efektif, yang memiliki nilai KTK Kemampuan Tukar Kation sebesar 200-500 cmol c kg. Klinoptilolit merupakan jenis zeolit yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap ammonium dan telah berhasil digunakan sebagai pembersih amoniak Midlen dan Theresa 1998. Penggunaan zeolit sebagai penyerap amoniak memang sangat efektif, sebab zeolit dalam bekerja tidak bergantung suhu dan bekerja pada kisaran pH 6-11 Tsitsishvili et al. 1992. Pada sistem pengangkutan tertutup dengan penambahan zeolit, jumlah benih ikan yang diangkut dapat ditingkatkan sebanyak 20-25. Dalam pengangkutan ikan sistem tertutup kegunaan zeolit terutama adalah sebagai penyerap ion NH 4 + , maksudnya dengan penyerapan ion NH 4 + itu adalah pertukaran ion NH 4 + dengan Ca 2+ atau Na + atau ion-ion lainnya Mumphton dan Fishman 1977 dalam Supendi, 2006 sehingga dapat menetralkan racun hasil metabolisme.

2.4 Arang Aktif

Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95 karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben penyerap. Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan aktif ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif Sembiring dan Sinaga 2003. Di dalam air yang tercemar, misalnya oleh amoniak NH 3 , H 2 S ataupun oleh unsur-unsur logam berat lainnya, bila digunakan arang aktif maka molekul zat pencemar tersebut akan terjaring dan terperangkap di dalam pori- pori atau zone-zone antar kristal arang aktif sehingga pada akhirnya air menjadi bersih tanpa berbau. Arang yang atom-atomnya merupakan atom- atom karbon dapat berfungsi sebagai bahan penyerap. Supaya terjadi arang aktif, proses aktivasi harus dilakukan, yaitu dengan pemanasan pada suhu tinggi Subiarto 2000. Kualitas arang aktif ditentukan oleh kadar air, kadar abu, kadar karbon terikat, ukuran partikel dan kapasitas absorbs. Kualitas ini dipengaruhi oleh bahan baku, bahan pengaktif dan proses pengolahan Nopiyanti 2002. Arang aktif biasanya dibuat dari serbuk gergaji, kayu, batubara, lignin, tempurung kelapa, peat, bagasse pulp gula tebu, lignite, tulang dan residu minyak. Sembiring dan Sinaga 2003 menyatakan bahwa sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi yaitu : a. Sifat Adsorben Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain kompisisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. b. Sifat Serapan Bany ak seny aw a y ang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan. c. Temperatur Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk menyelidiki temperatur pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa diberikan mengenai temperatur yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih kecil. d. pH Derajat Keasaman Untuk asam-asam organik adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam. e. Waktu Singgung Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Pengadukan mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.

2.5 Minyak Cengkeh