Prosedur Histologi Prosedur Kerja

Mula-mula darah diisap menggunakan pipet sahli hingga skala 20 mm 3 . Kemudian dipindahkan ke dalam tabung Hb yang berisi HCl 0.1 N sampai skala 10 kuning. Didiamkan selama 3–5 menit agar Hb bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin, kemudian diaduk dan ditambahkan aquadestila sedikit demi sedikit hingga warnanya sama dengan standar. Pembacaan skala dilakukan dengan melihat tinggi permukaan larutan yang dikocok dengan skala lajur g yang menunjukkan banyaknya Hb dalam gram setiap 100 ml darah dan dinyatakan dalam persentase Hb. 5 Diferensiasi Leukosit Satu tetes darah diteteskan di atas gelas objek yang bersih. Dengan menggunakan gelas objek yang lain darah disinggungkan sehingga antara kedua objek gelas tersebut membentuk sudut  30. Setelah itu darah didorong ke arah depan dengan tidak mengubah sudut kedua objek gelas tersebut. sediaan darah yang tipis setelah dikeringanginkan difiksasi selama  5 menit. Sediaan yang telah difiksasi kemudian diwarnai dengan zat warna Giemsa selama  30 menit. Sediaan diangkat dan kelebihan zat warna dibilas dengan air kran. Kemudian dikeringanginkan dan siap untuk diamati. Pengamatan pada sediaan apusan ditunjukkan untuk menghitung rasio jumlah trombosit dan eritrosit.

3.2.7 Prosedur Histologi

1. Fiksasi dilakukan dengan cara merendam jaringan ke dalam larutan fiksatif. Fiksatif yang digunakan adalah bouin dan paraformaldehid 4. Sebelum perendaman dilakukan, jaringan insang disayat-sayat terlebih dahulu dengan tujuan agar larutan fiksatif tersebut dapat masuk ke dalam jaringan secara merata. Lama perendaman jaringan di dalam larutan fiksatif adalah seminggu. 2. Bahan dehidrasidehidrant yang digunakan adalah alkohol. Prosedur dehidrasi dengan dehidrant adalah memasukan jaringan ke dalam alkohol secara bertahap dimulai dari alcohol 70, 80, 90 dan 95 masing-masing selama 24 jam. Selanjutnya jaringan dimasukan ke alkohol absolut 100 I, II dan III masing-masing 1 jam. 3. Bahan yang digunakan sebagai bahan penjernih adalah xylol. Proses penjernihan ini dapat dilakukan secara bertahap, yakni melalui xylol 1, xylol 2 dan xylol 3. Lama perendaman pada masing-masing xylol adalah 1 jam. Dalam proses infiltrasi dengan parafin yang bertitik didih sekitar 58 o C digunakan inkubator yang suhunya tetap terjaga sekitar 58 C. Agar proses ini berjalan sempurna, perendaman spesimen jaringan pada parafin diulang 3 kali masing- masing selama 1 jam. Pemindahan jaringan dari masing-masing parafin dilakukan dengan menggunakan pinset. 4. Prosedur embedding adalah sebagai berikut : - Wadah untuk penanaman dipanaskan kemudian diolesi dengan gliserin secara merata di permukaan cetakan - Cetakan dipanaskan, dan parafin cair dituangkan ke dalam cetakan - Kemudian parafin cair dimasukan ke dalam cetakan - Pengaturan jaringan pada cetakan, untuk memudahkan orientasi pada saat pemotongan - Cetakan yang telah berisi parafin yang masih cair dan jaringan diapungkan di atas permukaan air dingin. Setelah parafin mengeras, cetakan yang berisi jaringan tersebut ditenggelamkan dan direndam selama satu malam - Cetakan diangkat dari dalam air, kemudian dimasukan ke dalam refrigerator untuk memudahkan pelepasan blok parafin - Blok parafin dikeluarkan dari cetakan dengan menggunakan ujung pisau - Blok parafin dipotong dengan menggunakan pisau yang dipanaskan - Blok parafin dibentuk persegi empat dengan sudut-sudutnya ditumpulkan, kemudian dilekatkan pada blok kayu dengan menggunakan pisau yang dipanaskan. 5. Prosedur pemotongan sectioning adalah sebagai berikut : - Sebelum pemotongan, blok parafin dimasukan ke dalam refrigerator atau lemari pendingin - Blok parafin dipasang pada penjepit yang ada pada mikrotom - Pengaturan orientasi blok parafin untuk mendapatkan posisi yang tegak lurus dan tepat di depan pisau - Trimming, yaitu proses pemotongan untuk mendapatkan keseluruhan jaringan yang terdapat pada blok. Ketebalan proses trimming ini adalah 10 µm. - pengaturan ketebalan irisan diputar pada ketebalan 5 µm. - Mikrotom diputar, sambil mengambil hasil irisan dengan menggunakan kerta yang ujungnya dibasahi. - Pita-pita hasil irisan dimasukan dan diapungkjan ke dalam air dingin, kemudian diseleksi dengan menggunakan jarum. - Pengambilan irisan yang diapungkan di air dingin menggunakn objek gelas untuk dipindahkan ke dalam penangas air yang bersuhu 48-50 C untuk beberapa saat bergantung pada suhu penangas. - Fiksasi dengan cara menyentuhkan irisan dengan objek gelas, kemudian ditiriskan untuk beberapa saat sebelum diletakan di atas hot plate sampai air yang terdapat pada objek gelas mengering. - Penyimpanan preparat ke dalam inkubator minimal 24 jam sebelum proses pewarnaan 6. Prosedur pewarnaan Hemaktosilin-Eosin adalah sebagai berikut : - Deparafinasi, yaitu proses menghilangkan parafin secara bertahap menggunakan xylol xylol III, xylol II dan xylol I selama kurang lebih 5 menit - Rehidrasi, yaitu proses pemberian air pada jaringan secara bertahap ke dalam deretan alkohol mulai dari konsentrasi tinggi sampai konsentrasi rendah mulai 100 - 70 selama kurang lebih 5 menit. - Pencucian pada air mengalir selama 10 menit, kemudian air suling selama 5 menit - Pewarnaan dengan hemaktosilin selama 5–7 menit - Pencucian pada air mengalir lagi selama 10 menit, kemudian air suling selama 5 menit - Pewarnaan dengan eosin selama 15 menit - Pencucian pada air suling selama 5 menit.

3.2.8 Prosedur Pemeliharaan Ikan Pasca pengangkutan