III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai Januari 2010, bertempat di Laboratorium Lingkungan Akuakultur untuk pengepakan dan
pemeliharaan ikan, Laboratorium Kesehatan Organisme Akuatik Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
untuk analisa histologi dan gambaran darah dan Laboratorium Bioteknologi LIPI untuk analisa kortisol.
3.2 Prosedur Kerja
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Tahap pendahuluan terdiri dari penentuan kemampuan puasa ikan, laju ekskresi
amoniak ikan, dan tingkat konsumsi oksigen. Sedangkan pada tahap utama yaitu penentuan perlakuan penelitian, pengukuran konsentrasi kortisol, gambaran darah
pada ikan, histologi jaringan insang baik pasca pengangkutan dan setelah 7 hari pasca pengangkutan setelah pemeliharaan, kelangsungan hidup setelah
pengangkutan dan setelah pemeliharaan 30 hari pasca pengangkutan, laju pertumbuhan harian yang diukur setelah pemeliharaan selama 1 bulan pasca
pengangkutan, dan pengukuran nilai kualitas air media pengangkutan. Untuk pengukuran konsentrasi kortisol, gambaran darah dan histologi
jaringan insang selain dilakukan pengukuran pada setiap perlakuan juga dilakukan pengukuran pada ikan normal N sebagai perbandingan.
3.2.1 Prosedur Penentuan Kemampuan Puasa Ikan
Penentuan puasa ikan dilakukan dengan cara menyiapkan akuarium dengan ukuran 0,6 × 0,5 × 0,5 m
3
yang telah dibersihkan dan dikeringkan selama 2 hari yang kemudian diisi air dengan tinggi 25 cm yang diaerasi selama 2 hari. Setelah
itu ikan uji dimasukkan sebanyak 15 ekor dan dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu selama 15 menit. Pergantian air sebanyak 5-20 yang dilakukan setiap
hari. Kemudian mengamati tingkah laju ikan uji setiap hari dan mencatatnya pada hari keberapa ikan mulai lemas dan akhirnya mengalami kematian. Selama
pemuasaan atau pemberokan dilakukan pengamatan kualitas air yaitu suhu, pH, dan DO.
3.2.2 Prosedur Penentuan Laju Ekskresi Amoniak Ikan
Penentuan laju ekskresi amoniak ikan bertujuan untuk mengetahui jumlah amoniak yang diekskresikan tiap satuan waktu, sehingga dapat diketahui jumlah
akumulasi amoniak pada waktu tertentu. Percobaan ini dilakukan dengan menyiapkan stoples bervolume 3 liter yang telah dibersihkan dan dikeringkan
selama 2 hari, kemudian diisi air hingga volume 3 liter. Ikan uji setelah makan dan pada saat puasa dengan ukuran 2. Ikan uji dimasukkan ke dalam wadah
masing-masing dengan biomassa 10 g per wadah. Kemudian dilakukan pengambilan sampel air sebanyak 30 mL setiap 12 jam untuk mengukur suhu, pH,
oksigen dan konsentrasi TAN.
3.2.3 Prosedur Penentuan Tingkat Konsumsi Oksigen TKO
Tingkat Konsumsi Oksigen TKO ditentukan dengan menyiapkan 3 buah stoples bervolume 3 liter yang telah dibersihkan dan dikeringkan dan kemudian
diisi air yang sebelumnya diberi aerasi selama 3 hari sampai kandungan oksigen dalam air jenuh hingga penuh. Ikan uji setelah makan dan pada saat puasa dengan
ukuran 2 g dimasukkan ke dalam wadah masing-masing dengan biomassa 10 gwadah, kemudian ditutup dengan tutup yang sebelumnya sudah dimasukkan DO
meter hingga rapat dan tidak ada lagi gelembung udara. Lalu diukur kandungan
DO tiap satu jam selama 6 jam. 3.2.4 Prosedur Penentuan Perlakuan Penelitian Utama
Perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah : A = Tanpa zeolit, arang aktif dan minyak cengkeh kontrol
B = zeolit 20 gr, arang aktif 10 gr C = zeolit 20 gr, arang aktif 10 gr, minyak cengkeh 3 ppm
D = zeolit 20 gr, arang aktif 10 gr, minyak cengkeh 6 ppm E = zeolit 20 gr, arang aktif 10 gr, minyak cengkeh 9 ppm
F = zeolit 20 gr, arang aktif 10 gr, minyak cengkeh 12 ppm Minyak cengkeh yang digunakan pada penelitian ini mengandung eugenol
sebesar 60,91. Hasil pengukuran chromatography minyak cengkeh dapat dilihat pada Lampiran 1.
Prosedur percobaan utama ini dimulai dengan memuasakan ikan uji selama
2 hari. Kemudian pada saat pengepakan ikan, kantung diisi air sebanyak 1,3 L dan
ikan uji sebanyak 150 ekor per kantong. Kemudian dimasukkan zeolit, arang aktif
dan minyak cengkeh serta diberi oksigen sebanyak 1 : 4. Kantung plastik diikat dengan karet hingga tidak ada udara yang keluar. Kantung plastik yang sudah
dikemas dimasukkan ke dalam kotak Styrofoam dan di dalamnya diisi dengan es. Pengamatan keadaan ikan berupa tingkat kelangsungan hidup dilakukan setiap 6
jam dan pengambilan sampel air sebanyak 50 mL per kantong setiap 24 jam untuk pengamatan kualitas air.
3.2.5 Prosedur Pengukuran Kortisol dengan HPLC AOAC 1999