Tabel 6. Kerusakan-kerusakan insang setelah pemeliharaan
Perlakuan Kerusakan Insang
C
a. Hipertropi
D a.
Edema
E -
F
a. Hipertropi
b. Edema
Keterangan : A : Edema
B : Hiperplasia C : Telangiektasi
D : Fusi E : Haemoragi
F : Hipertropi Dari Gambar insang di atas dapat dilihat bahwa, setiap perlakuan
mengalami kerusakan. Kerusakan yang paling parah terjadi pada perlakuan A. Kerusakan-kerusakan insang tersebut diakibatkan karena buruknya kualitas air
media pengepakan. Tingginya kandungan CO
2
dan NH
3
serta rendahnya kandungan O
2
dapat menyebabkan kerusakan pada insang.
4.1.4 Kelangsungan hidup ikan Patin
Dari Gambar 21 dapat dilihat bahwa pada jam ke-0 sampai jam ke-12 belum menunjukkan adanya perbedaan SR pada masing-masing perlakuan. Perbedaan
SR tiap perlakuan mulai terjadi pada jam ke-21.
Gambar 21. Grafik SR Ikan Patin
Dari gambar 21 di atas terlihat bahwa, pada jam ke-72 tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh dari perlakuan E dengan nilai SR 83,11 dan di ikuti
oleh perlakuan D dengan nilai SR 16 , perlakuan F dengan nilai SR 10,1 dan perlakuan C dengan nilai SR 8,73 .
Data kelangsungan hidup ikan patin selama pengangkutan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Data kelangsungan hidup ikan patin
Jam ke- Perlakuan
A B C D
E F
18 96,67
a
100
a
100
a
100
a
100
a
100
a
24 72,22
a
100
a
100
a
100
a
100
a
100
a
30 8,89
d
90,22
c
96,67
b
100
a
100
a
97,78
b
36 - 72,44
c
86
b
97,33
a
100
a
85,78
b
42 - 54,67
c
67,78
b
95,11
a
98,44
a
61,11
bc
48 - 27,11
e
50,67
c
84,44
b
97,11
a
40,89
d
54 - 8
d
26,89
c
61,78
b
92,22
a
18,44
c
60 - - 14,44
c
46,89
b
88,89
a
15,56
c
66 - - 11,4
c
32,89
b
85,33
a
12,73
c
72 - - 8,73
c
16
b
83,11
a
10,1
c
Keterangan : Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata P0,05.
Sedangkan tingkat kelangsungan hidup ikan patin setelah pemeliharaan selama 30 hari dapat dilihat pada Gambar 22 berikut ini.
Gambar 22. SR Ikan Patin Setelah Pemeliharaan 30 Hari
Tingkat kelangsungan hidup ikan patin setelah pemeliharaan 30 hari mengalami penurunan. Penurunan tingkat kelangsungan hidup ikan patin ini
bukan disebabkan karena kematian pada saat pemeliharaan, akan tetapi penurunan ini disebabkan karena pengambilan sampel untuk pengukuran kortisol, gambaran
darah dan histopatologi setelah 10 hari pemeliharaan pasca pengangkutan.
4.1.5 Pertumbuhan Ikan Patin
Pengukuran pertumbuhan ikan patin dilakukan untuk mengetahui kualitas benih ikan patin setelah pengepakan. Pertumbuhan ikan patin dapat dilihat pada
tabel 8 di bawah ini : Tabel 8. Pertumbuhan ikan patin
Ulangan Perlakuan
A B C
D E
F I -
- 1,025 1,030 1,034 1,026 II -
- 1,026 1,029 1,034 1,025 III - - 1,020 1,029 1,036 1,026
Total - - 3,071 3,088
3,104 3,077
Rata-rata
- -
1,024±0,003
d
1,029±0,001
b
1,035±0,001
a
1,026±0,001
c
Keterangan : Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata P0,05.
Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa pada semua perlakuan berbeda nyata. Pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan E dengan nilai 1,035±0,001 dan
di ikuti oleh perlakuan D dengan nilai 1,029±0,001, perlakuan F dengan nilai 1,026±0,001 dan perlakuan C dengan nilai 1,024±0,003. Sedangkan pada
perlakuan A dan B tidak dilakukan pengukuran pertumbuhan dikarenakan pada perlakuan tersebut ikan sudah mati.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Penelitian Pendahuluan