Potensial Kritis Semi Kritis Lahan Kritis

5. Tanah yang tingkat erosinya melebihi tingkat erosi yang dapat ditoleransikan, yaitu untuk tanah dengan kedalaman solum lebih dari 100 cm sebesar 14 tonhatahun, daerah dengan kedalaman solum 30-100 cm sebesar 10 tonhatahun dan tanah dengan kedalaman solum kurang dari 30 cm sebesar 5 tohatahun. Departemen kehutanan secara umum menyebutkan lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi sebagai media pengatur tata air dan unsur produksi pertanian yang baik. Keadaan ini dicirikan oleh keadaan penutupan vegetasi lebih kecil 25, topografi dengan kemiringan lebih besar 15 dan ditandai dengan adanya gejala erosi lembar sheet erosion dan erosi parit gully erosion. Suwardjo et al. 1996 membagi lahan kritis menjadi 4 empat kelas berdasarkan tingkat kekritisannya, yaitu potensial kritis, semi kritis, kritis dan sangat kritis, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Potensial Kritis

Lahan potensial kritis adalah lahan yang masih produktif tetapi kurang tertutup vegetasinya atau mulai terjadi erosi ringan, sehingga lahan akan rusak dan menjadi kritis. Lahan-lahan yang termasuk dalam kelas potensial kritis mempunyai ciri-ciri antara lain : a. Masih memiliki fungsi produksi, hidroorologi sedang, tetapi bahaya untuk menjadi kritis sangat besar bila tidak dilakukan usaha konservasi. b. Masih tertutup vegetasi dengan kondisi topografinya atau keadaan lerengnya sedemikian curam lebih besar 45, dan kondisi tanah atau batuan yang mudah longsong atau peka erosi sehingga bila vegetasi dibuka akan terjadi erosi berat. c. Produktivitasnya masih baik, tetapi penggunaannya tidak sesuai dengan kemampuannya, dan belum dilakukan usaha konservasi, misalnya hutan yang baru dibuka.

2. Semi Kritis

Lahan semi kritis adalah lahan yang kurang atau tidak produktif, mempunyai ciri-ciri antara lain : a. Mengalami erosi ringan hingga sedang horison A lebih kecil dari 5 cm, antara lain erosi permukaan dan erosi alur, tetapi produktivitasnya rendah karena tingkat kesuburannya rendah. b. Masih produktif tetapi tingkat bahaya erosi tinggi sehingga fungsi hidrologi menurun. Bila tidak ada usaha perbaikan maka dalam waktu relatif singkat akan menjadi lahan kritis. Solum tanah sedang 60-90 cm dengan ketebalan lapisan atas horison A umumnya kurang dari 5 cm. Vegetasi dominan biasanya alang-alang, rumput dan semak belukar.

3. Lahan Kritis

Lahan kritis adalah lahan-lahan yang tidak produktif atau produktivitasnya rendah sekali, dengan ciri-ciri antara lain : a. Mengalami erosi berat, dimana tingkat erosi umumnya erosi parit b. Kedalaman tanah yang sedang sampai dangkal lebih kecil 60 cm c. Persentase penutupan lahan kurang dari 50 d. Kesuburan tanah rendah dan meliputi daerah-daerah perladangan yang telah rusak, padang rumputalang-alang dan semak belukar yang tandus.

4. Lahan sangat kritis