Pada Tanah-Tanah Hutan TINJAUAN PUSTAKA

aktifitas mikroorganisme juga akan tertekan akibatnya penurunan sifat fisik dan kimia yang mempengaruhi aktifitasnya. Aktifitas mikroorganisme sebagian besar ditentukan oleh jumlah bahan organik yang mudah terlapuk. Seperti pada tanah rumput, sisa tanaman yang jatuh ke permukaan tanah pertanian akan termobilisasi sehingga aktifitas mikroorganisme meningkat. Selama terjadi mineralisasi bahan organik dan aktifitasnya akan menurun dengan banyaknya bahan yang lebih resisten.

b. Pada Tanah-Tanah Rumput

Transformasi bahan organik dibedakan dari ekosistem lain berdasarkan tipe dan jumlah bahan organik yang masuk ke dalam tanah, pengaruh rhizosfer dalam ekosistem dan distribusi input bahan organik. Selama pertumbuhan mikroorganisme tanah memperoleh input senyawa-senyawa organik yang mudah terlapuk secara terus-menerus. Laju transformasi bahan organik dalam ekosistem tanah merupakan bukti bahwa input bahan organik tersebut pada tanah rumput terjadi sepanjang pertumbuhan dimana akar dan tajuk akan dihasilkan terus- menerus. Input C-organik yang terus-menerus dan distribusi perakaran tanaman juga mempunyai pengaruh besar terhadap sifat aktifitas mikrobial pada permukaan tanah. Aktifitas komonitas mikrobial tanah yang tinggi dapat dilihat pada tanah- tanah rumput dimana 80 atau lebih bahan organik yang masuk ke tanah akan dimineralisasi di tahun pertama Tate, 1987.

c. Pada Tanah-Tanah Hutan

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam bahan organik tanah yang terdapat di lahan hutan dapat diduga melalui sifat-sifat hutan tersebut. Transfer hara yang terjadi antara pengurai dan biomassa tanaman berkaitan erat. Permukaan tanah pada lahan hutan mengandung N besar dan sebagian besar terdapat pada biomassa di permukaan tanah. Kurang dari 10 N-total tertinggi pada akar-akar pohon. Pada tanah-tanah hutan bahan organik masuk ke dalam tanah antara lain melalui eksudat dan pembusukan akar serta sampah hutan yang disebut litter Tate, 1987. Keberadaan spesies pohon adalah penting sebagai kontrol jumlah biomassa yang sampai di tanah. Menurut Joergensen et al. 1980 dikatakan bahwa meskipun biomassa akar hanya merupakan bagian yang kecil dari gudang hara di lahan hutan tetapi struktur dan dekomposisinya berpengaruh besar pada hara-hara yang terdapat di tanah hutan, dimana mereka didekomposisi pada laju yang lebih cepat daripada biomassa di permukaan tanah sehingga perakaran lebih mudah terlapuk daripada jaringan daun.

III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lokasi rehabilitasi lahan oleh Kelompok Tani Megamendung KTM di Blok S. Cipendawa Desa Megamendung Kec Cisarua, Kab Bogor yang merupakan daerah Sub Das Ciliwung Hulu Gambar 2. Pengambilan data lingkungan dan sampel tanah dilakukan pada lokasi tersebut sedangkan analisis sifat fisik, kimia dan biologi tanah dilakukan di laboratorium fisis tanah, laboratorium kesuburan tanah, dan laboratorium biologi tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian IPB. Waktu Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan November 2008 – Januari 2009. Survey penentuan lokasi penelitian dilaksanakan pada November 2008, pengambilan data akan dilaksanakan bulan Desember 2008 dan analisis data pada bulan Januari 2009.

3.2. Alat dan Bahan

Bahan – bahan yang digunakan antara lain contoh tanah utuh untuk analisis sifat fisik tanah, contoh tanah komposit untuk analisis sifat kimia dan biologi tanah, dan bahan – bahan kimia untuk analisis sifat tanah. Peralatan yang digunakan dalam penelitian : Peta lokasi, Autoklaf, cawan petri, ayakan, ember, polybag, gelas ukur, tabung reaksi, botol, oven, mikroskop, kamera, meteranmistar, caliper, timbangan analitik, cangkul, kompas, GPS, sekop, komputer, soil tester, bor tanah, oven memert, gelas ukur, tabung film, plastik, kertas label, kertas saring, saringan, peralatan tulis, Cool box untuk menyimpan tanah dan peralatan analisis laboratorium.