dengan tutupan lahan TC 67,32. Untuk lahan dengan tutupan lahan JM dan TP memiliki nilai persentase porositas 68,85 dan 70,77 Gambar 15.
Gambar 15 Porositas tanah pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM.
d. Kadar Air
Kadar air tanah adalah keadaan yang memberikan volume air cairan yang tertahan dalam pori-pori sistem tanah sebagai akibat adanya saling tindak
antara massa air dengan jarah tanah adesi yang sesama massa air kohesi. Dapat dilihat dari Gambar 16 bahwa kadar air terbesar terdapat pada lahan
dengan penutupan lahan SB dan lahan TC yaitu masing-masing sebesar 57,79 dan 57,74. Kadar air tanah paling rendah terdapat pada lahan TP 50,48 serta
kadar air pada lahan JM yaitu sebesar 52,93. Kadar air merupakan air yang dikandung oleh tanah dan bersifat temporal.
Gambar 16 Grafik kadar air pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM.
e. Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan nisbah aneka kelompok ukuran jarahpisahan tanah yang menyusun massa tanah suatu bagian tanah. Tubuh tanah yang telah
berkembang memperlihatkan perbedaan tekstur antar horizon penyusunnya dan perbedaan tersebut dinyatakan dalam batasan kelas tekstur tanah.
Gambar 17 Tekstur tanah pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM.
Gambar 17 menunjukkan bahwa kandungan liat di penutupan lahan JM paling tinggi 66,27 , sedangkan yang paling rendah di penutupan lahan SB.
Kandungan debu di penutupan lahan TC paling tinggi 34,42 dan paling rendah adalah pada penutupan lahan TP 21,81. Kandungan pasir tertinggi terdapat di
penutupan lahan TP 15,39 dan paling rendah di penutupan lahan SB yaitu sebesar 7,18.
Tanah yang mengandung banyak liat bertekstur halus dan berat. Berdasarkan soil taxonomy, USDA Soil Survey Staff, 1990, kelas tekstur pada lahan penelitian
adalah liat dan lempung berliat.
2. Sifat Kimia
Analisis sifat kimia dilakukan di Laboratorium. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan contoh tanah komposit. Hasil analisis sifat
kimia pada sampel tanah dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Perubahan nilai sifat kimia tanah pada penutupan lahan pertanian TP,
semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM Sifat Kimia
TP SB
TC JM
pH H
2
O 4,55
4,65 4,5
4,6 pH KCl
3,7 3,7
3,55 3,6
C-Organik 3,26
2,75 3,48
2,87 N Total
0,27 0,22
0,27 0,23
P Bray-1 ppm 5,3
6,3 5,3
4,8 K Me100gr
0,29 0,25
0,33 0,26
KTK Me100gr 12,98
15,78 14,72
14,82 Al me100g
1,66 0,95
1,41 1,56
H me100g 0,41
0,27 0,33
0,37 Fe ppm
4,89 2,99
3,34 1,92
Mn ppm 16,92
30,85 18,64
30,32 NO
3
ppm 516,54
562,39 749,82
570,09 EC hscm
307,1 508,25
419,95 288,15
a. Kemasaman tanah pH
Kemasaman tanah adalah besarnya kandungan ion H
+
yang terdapat didalam tanah. Reaksi tanah yang masam disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi yang mengakibatkan basa-basa mudah tercuci. Disamping itu hasil dekomposisi mineral aluminium silikat akan membebaskan ion aluminium. Ion
tersebut dapat diserap oleh koloid tanah, dan bila dihidrolosis akan menyumbangkan ion H
+
, akibatnya tanah menjadi masam. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pelapukan bahan organik yang menghasilkan asam organik dan
anorganik juga menyumbangkan reaksi asam Nyakpa et al. 1988.
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai kemasaman tanah pada lokasi penelitian terlihat relatif seragam, yang dapat digolongkan pada kriteria tanah
yang sangat masam pH 4,5- 5,0Gambar 18.
Gambar 18 Nilai kemasaman tanah pH pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu
JM. Tingkat kemasaman tanah mempengaruhi kelarutan hara tanah.
Peningkatan pH pada tanah masam dapat meningkatkan ketersediaan hara-hara makro dan mengurangi kelarutan unsur Al dan Mn Hue dalam Whalen et al.
2000. Menurut Soepardi 1983, apabila pH berkurang maka jumlah Fe dan Mn menjadi larut dalam jumlah yang begitu banyak.
b. C-organik