Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai kemasaman tanah pada lokasi penelitian terlihat relatif seragam, yang dapat digolongkan pada kriteria tanah
yang sangat masam pH 4,5- 5,0Gambar 18.
Gambar 18 Nilai kemasaman tanah pH pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu
JM. Tingkat kemasaman tanah mempengaruhi kelarutan hara tanah.
Peningkatan pH pada tanah masam dapat meningkatkan ketersediaan hara-hara makro dan mengurangi kelarutan unsur Al dan Mn Hue dalam Whalen et al.
2000. Menurut Soepardi 1983, apabila pH berkurang maka jumlah Fe dan Mn menjadi larut dalam jumlah yang begitu banyak.
b. C-organik
Berdasarkan data hasil penelitian terlihat bahwa C-organik pada setiap penutupan lahan memiliki nilai yang berbeda. Nilai C-organik yang dianalisis
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 19. Nilai C-organik pada lahan SB memili nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan penutupan lahan yang
lainnya 3,48 serta nilai C-organik paling rendah terdapat pada lahan TP 2,75. Sedangkan nilai C-organik pada lahan penutupan JM dan lahan TC yaitu 2,87 dan
3,26 Gambar 19.
Gambar 19 C-organik pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM.
Kandungan C-organik pada penutupan lahan TC 3,26 dan SB 3,48 termasuk tinggi, hal ini disebabkan karena pada bulan lembab kondisi lingkungan
seperti optimumnya nilai pH menyebabkan mikroorganisme dapat bekerja dengan optimum dan berkembang dengan pesat. Menurut Soepardi 1983, bahwa awal
peningkatan jumlah jasad maka bahan organik akan mengalami pelapukan. Kandungan C-organik pada penutupan lahan TP 2,75 dan JM 2,87 tergolong
sedang, tetapi pada dasarnya kandungan C-organik mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi lahan sebelum direvegetasi dimana kandungan C-
organik hanya sebesar 1,75 Tabel 4.
c. N-total
Suplai N di dalam tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam kaitannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah. Rendahnya N
tersedia dalam tanah menyebabkan rendahnya tingkat kesuburan tanah, sehingga merupakan faktor pembatas baik secara kualitatif maupun kuantitatif dari hasil
produksi tanaman Soepardi, 1982. Hasil analisis terhadap kandungan N-total dilokasi penelitian dapat dilihat
pada Gambar 20. Nilai N-total dengan berbagai penutupan lahan memiliki nilai yang berbeda, namun perbedaan N-total tersebut tidak signifikan satu sama
lainnya p 0,05. Nilai N-total tertinggi sebesar 0,27 terdapat pada lahan dengan penutupan lahan SB
.
Gambar 20 N-total tanah pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM.
d. P Bray