BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil 5.1.1. Kondisi Lingkungan
Parameter yang diamati pada penelitian ini antara lain sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat fisik atau kondisi lingkungan merupakan faktor yang sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau vegetasi tersebut tumbuh. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran
terhadap variabel kondisi lingkungan atau tempat tumbuh menunjukan adanya perbedaan diantara penutupan lahan Tabel 7
Tabel 7 Data kondisi lingkungan pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM
Sifat Fisik TP
SB TC
JM Suhu Lingkungan
C 31,3
32,8 28,1
28,4 Kelembaban udara
69,2 60,8
72,3 63
Suhu Tanah C
25,4 26,5
20,7 21,9
Kelembaban Tanah 52,3
58,5 96
45 Laju infiltrasi mmjam
475,5 17,56
80 117
Prediksi Erosi tanah tahun 2001 tonhath
53.337 24.831
97.533 10.790
Prediksi Erosi tanah tahun 2007 tonhath
469 218
858 95
Ketebalan serasah mm 6,7
19 60
43 Ket : tebal mulsa organik
1. Suhu dan Kelembaban Udara
Dari hasil pengamatan berbagai penutupan vegetasi menunjukan bahwa suhu udara tertinggi terjadi pada penutupan SB, yaitu 32,8
C dan terendah terjadi pada penutupan TC, yaitu sebesar 28,1
C. Kelembaban udara Rh tertinggi terjadi pada penutupan TC, yaitu 72,3 dan terendah pada penutupan SB yaitu sebesar
60,8 Gambar 6. Nilai suhu tanah tertinggi terjadi pada penutupan SB, yaitu sebesar 26,5
C dan terendah terjadi pada penutupan TC, yaitu sebesar 20,7 C.
Nilai kelembaban tanah tertinggi terlihat pada TC yaitu 96 apabila dibandingkan dengan tutupan lahan yang lainnya. Perbedaan yang signifikan juga terlihat pada
ketahanan penetrasi, dimana TC mempunyai nilai yang lebih rendah 0,75kg cm
2
apabila dibandingkan dengan kondisi penutupan vegetasi yang lainnya.
Gambar 6 Suhu dan kelembaban udara pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu
JM. Dari data menunjukan bahwa penutupan lahan TC memiliki kondisi lingkungan
suhu paling rendah 28,08 C dan kelembaban udara paling tinggi 72,33,
sedangkan penutupan lahan SB memiliki kondisi lingkungan suhu yang paling tinggi 32,8
C dan kelembaban udara yang paling rendah 60,8. Kondisi lingkungan tanah yang baik akan memberikan berpengaruh terhadap pertumbuhan
vegetasi yang lebih baik juga
2. Suhu dan Kelembaban Tanah
Pengamatan pada lokasi penelitian terlihat bahwa tanah dengan penutupan lahan SB, maka suhu tanah lebih tinggi dari pada tutupan lahan yang lainnya 26,5
C dan tanah yang memiliki suhu paling rendah yaitu pada penutupan lahan TC
20,7 C Gambar 7.
Gambar 7 Suhu dan kelembaban tanah pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu
JM.
3. Laju Infiltrasi
Laju infiltrasi diukur untuk mengetahui seberapa cepat air dapat masuk ke dalam tanah. Laju infiltrasi tertinggi adalah pada penutupan lahan TP 475,5 mmjam
sangat cepat, kemudian penutupan lahan JM 117 mmjam cepat diikuti oleh penutupan lahan TC, yaitu sebesar 80 mmjam, dan yang paling rendah adalah
lahan penutupan lahan SB sebesar 17,65 mmjam sedang lambat Gambar 8. Laju infiltrasi tersebut menunjukkan bahwa kondisi penutupan setelah 6 tahun
direvegetasi mulai membaik karena terlihat dari laju infiltrasi yang sedang sampai cepat.
Gambar 8 Laju infiltrasi pada penutupan lahan pertanian TP, semak belukar SB, tanaman campuran TC dan Jati-Mengkudu JM.
4. Pendugaan Erosi