Tujuan Perumusan Masalah Manfaat Sistem

Penanganan ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu secara keseluruhan belum mendapatkan perhatian yang baik akibat pelaku produksi yang kurang memperhatikan pentingnya penanganan ikan sejak dimulainya proses pendaratan pembongkaran ikan dari palka ikan sampai menuju ke tempat pelelangan ikan untuk dilakukan pelelangan, hal inilah yang menjadikan salah satu faktor indeks relatif nilai produksi ikan PPN Palabuhanratu terhadap produksi ikan di Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat I 1 artinya kualitas pemasaran ikan PPN Palabuhanratu kurang baik dibandingkan Kabupaten Sukabumi dan Propinsi Jawa Barat Yundari, 2005. Setelah sampai ke darmaga, ikan telah mulai mengalami cacat fisik akibat kepala dikait dengan ganco, pemindahan ikan yang diambil satu persatu dengan menggunakan tangan hingga ikan dibiarkan terlalu lama terkena sinar matahari akibat menunggu proses pelelangan. Kondisi ikan diperburuk dengan penanganan pada saat dipasarkan oleh pedagang baik selama ikan dipasarkan di pasar lokal terdekat atau didistribusikan ke luar PPN Palabuhanratu. Para pedagang mengandalkan penggunaan es dalam pendinginan ikan selama distribusi Yundari, 2005. Pengendalian mutu ikan swanggi pada aktivitas praproduksi yaitu saat penanganan di kapal dan saat pendistribusian masih dilakukan secara tradisional dan belum sesuai dengan GHP dan GDP. Hal ini menyebabkan ikan yang sampai ke tangan konsumen ataupun produsen belum semuanya memenuhi standar mutu untuk ekspor.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1 Mengidentifikasi proses penanganan ikan swanggi mulai dari penangkapan hingga distribusi pemasaran. 2 Menentukan keragaan mutu ikan swanggi dilihat dari penampakan organoleptik, penentuan pH dan penentuan nilai TVB mulai dari penangkapan hingga distribusi pemasaran.

1.3 Perumusan Masalah

Permasalahan yang ada pada penelitian adalah belum diidentifikasinya proses penanganan mulai dari penangkapan hingga distribusi pemasaran dan belum diketahuinya keragaan mutu ikan swanggi.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1 Memberikan gambaran proses penanganan dan keragaan mutu ikan swanggi mulai dari penangkapan hingga distribusi pemasaran. 2 Memberikan informasi dari sistem GHP Good Handling Practice dan GDP Good Distribution Practice yang belum diterapkan selama penanganan dan pendistribusian. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Swanggi Priacanthus macracanthus

2.1.1 Klasifikasi dan deskripsi

Ikan swanggi Priacanthus macracanthus yang memiliki nama internasional red bigeyebrownspot bigeye merupakan salah satu spesies dari Genus Priacanthus. Secara garis besar ikan ini mudah dikenali karena mata yang besar Nelson, 1984. Bentuk tubuh ikan swanggi dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber : Discoverlife, 2009 Gambar 1 Ikan Swanggi Priacanthus macracanthus. Ikan swanggi menurut Saanin 1984 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Subkingdom : Metazoa Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Percomorphi Subordo : Percoidea Divisi : Perciformes Famili : Priacanthidae Genus : Priacanthus Spesies : Priacanthus macracanthus Ikan ini memiliki nama lokal : swangisemerah padi PPN Pemangkat, swanggi Pelabuhan Perikanan Banjarmasin, swangi PPP Tegalsari, mata bulan PPN Ambon, camaul PPN Palabuhanratu, belong PPN Pekalongan, capa PPN Sibolga, swanggi PPS Jakarta, golok sabrang PPN Brondong, swanggi PPN Prigi www.pipp.dkp, 2009. Menurut Nelson 1984, Famili Priacantidae memiliki ciri-ciri sebagai berikut mata amat besar, mulut lebar, rahang yang kokoh, terdapat sirip punggung yang terdiri dari 10 jari-jari keras dan 10-15 jari-jari lemah, sirip ekor terdiri dari 3 jari-jari keras dengan 9-16 jari-jari lemah, serta memiliki bentuk yang berpinggiran tegak hingga membulat, juga terdapat membran yang menghubungkan jari-jari sirip perut sebelah dalam ke tubuh, memiliki sisik stenoid dan biasanya berwarna merah cerah. Menurut Anonim a 2009 warna tubuh ikan ini adalah seluruhnya merah di mana bagian atasnya berwarna merah cerah dan bagian bawahnya berwarna merah keperakan. Priacanthus macracanthus dapat mencapai panjang 30 cm Anonim b , 2009. Suharti 2009 menyatakan bahwa ikan dari Famili Priacanthidae termasuk ikan nokturnal, namun kadang-kadang kegiatan makan dilakukan sepanjang hari.

2.1.2 Daerah penyebaran

Famili Priacanthidae memiliki daerah penyebaran yang luas di perairan tropis maupun sub tropis dimana kadang-kadang ditemukan secara soliter ataupun dalam bentuk gerombolan yang besar Kuiter, 1992. Pauly dan Martosubroto 1996 menyebutkan bahwa penyebaran ikan ini meliputi daerah Indonesia Timur sampai dengan Pasifik Barat, sebelah Selatan Jepang, India Barat dan sebelah Selatan Australia. Dikatakan pula bahwa habitat ikan ini adalah di daerah pantai dan terumbu karang dan berkumpul di dasar area yang terbuka dengan kedalaman antara 20-350 m. Habitat Famili Priacanthidae juga tersebar pada perairan dengan dasar karang berbatu ppip.dkp, 2009.

2.2 Sistem

Definisi sistem menurut Amirin 1992 adalah suatu kebulatankeseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatankeseluruhan yang kompleks atau utuh. Menurut Amirin 1992, ciri-ciri pokok suatu sistem adalah sebagai berikut : 1 Sistem bersifat terbuka atau pada umumnya bersifat terbuka. Boleh dikatakan dalam kenyataan tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sesuatu sistem dikatakan terbuka jika berinteraksi dengan lingkungannya dan sebaliknya, dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh apapun. 2 Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem. Setiap sistem terdiri dari subsistem yang terbagi lagi ke dalam subsistem yang lebih kecil begitu seterusnya. 3 Di antara subsistem-subsistem itu terdapat saling ketergantungan, satu sama lain saling memerlukan masukkan input yang diperoleh dari subsistem yang lain, dengan kata lain keluaran output satu subsistem diperlukan sebagai masukan bagi subsitem yang lain. 4 Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya self adjustment. Kegiatan ini dimungkinkan karena adanya sistem umpan-balik atau balikan feedback. 5 Sistem itu juga mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri self- regulation. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan di atas. 6 Sistem itu mempunyai tujuan atau sasaran. Suatu sistem akan disebut sebagai sistem jika mempunyai batas yang memisahkan sistem tersebut dari lingkungannya sistem yang lebih luas lagi atau lebih besar. Adanya konsep pengertian batas sistem maka memungkinkan adanya perhatian khusus terhadap sesuatu sistem di dalam kerangka jenjang hieraraki sistem.

2.3 Pengendalian Mutu

Dokumen yang terkait

Pola Musiman Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1846) di Labuan, Kabupaten Pandeglang, BantenPola Musiman Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1846) di Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten

0 12 157

Kebiasaan Makanan Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1846) yang didaratkan di PPP Labuan, Banten

4 30 125

Pola Reproduksi Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus, Richardson 1846) Yang Didaratkan di PPP Labuan Banten

1 13 166

Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang didaratkan di PPP Labuan, Banten).

2 13 172

Dinamika Populasi Sumberdaya Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus, Richardson 1846) di Perairan Selat Sunda.

4 24 41

Status Stok Ikan Swanggi (Priacanthus Tayenus, Richardson 1864) Di Lamongan, Jawa Timur

2 22 46

Dinamika Populasi Dan Biologi Reproduksi Ikan Swanggi (Priacanthus Tayenus Richardson, 1846) Studi Kasus Perairan Selat Sunda

4 59 77

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SURIMI IKAN SWANGGI (Priacanthus macracanthus) SECARA KIMIAWI TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PAKAN IKAN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 93

SUBSTITUSI SILASE SECARA KIMIAWI LIMBAH PADAT SURIMI IKAN SWANGGI (Priacanthus macracanthus) PADA TEPUNG IKAN TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

0 0 13

SKRIPSI PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SURIMI BEKU IKAN SWANGGI (Priacanthus macracanthus) SECARA BIOLOGI TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PAKAN IKAN

0 1 80