Gambar 4 Struktur oganisasi CV. Bahari Express.
2. Sarana penangkapan ikan swanggi
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan swanggi di daerah Palabuhanratu, Cisolok dan Ujung Genteng yaitu jaring rampus dan rawai layur.
Sedangkan kapal yang digunakan yaitu kapal diesel, kapal dengan motor tempel dan kapal congkreng.
a. Jaring rampus Jaring rampus dikelompokkan ke dalam alat tangkap jaring insang
gillnet yaitu berupa jaring berbentuk empat persegi panjang yang pada bagian atasnya dilengkapi dengan tali ris atas, tali pelampung dan pelampung
yang dipasang dengan jarak tertentu. Adapun pada bagian bawahnya dipasang tali ris bawah tali pemberat dan pemberat yang dipasang pada jarak
tertentu pula Direktorat Jendral Perikanan, 1994. Jaring rampus yang dipakai di kapal nelayan yang dikelola oleh
supplier memiliki ukuran berkisar antara 45-70 m untuk panjang dan 3-3,5 m untuk kedalaman. Mesh size yang digunakan ± 2 inch. Badan jaring tersusun
dari benang monofilament polyamide. Nelayan yang melakukan operasional antara 1 sampai 3 orang dengan waktu operasional 1 hari. Cara
mengoperasikan jaring rampus masih menggunakan tangan untuk proses memasang jaring setting dan juga saat mengangkat jaring hauling. Kapal
Komisaris
Bagian Pembelian Direktur
Sekertaris
Bagian Penjualan
Bagian Keuangan Bagian
Akutansi Bagian Umum
Administrasi Bagian Gudang
yang digunakan yaitu kapal kayu berukuran sekitar 3,5-6,5 m untuk panjang dan 0,4-1 m untuk lebar. Motor tempel yang digunakan memiliki kekuatan
antara 5,5-8 HP. Untuk menyimpan ikan, nelayan membawa box sterofoam 1-3 buah box untuk tiap kapal ataupun ikan ditaruh di palka kapal.
Untuk jaring rampus yang dipakai oleh kapal yang dimiliki oleh CV. Bahari Express memiliki bahan dan desain yang khusus. Jaring rampus yang
digunakan berasal dari Taiwan dengan ukuran jaring 1000 m untuk panjang dan 4 m untuk kedalaman, ukuran mesh size yang digunakan yaitu 3½ inch.
Jenis benang jaring yang digunakan untuk badan jaring pun lebih kuat dibandingkan dengan jaring rampus yang digunakan nelayan lokal. Satu ciri
khas pada alat tangkap ini yaitu pemberat jaring disusun rapat satu sama lain dengan ukuran sebesar kacang dan tertutup oleh tali ris, sehingga jika dilihat
sekilas tidak terlihat adanya pemberat. Anak buah kapal dalam satu kapal berjumlah sekitar 7 orang dengan waktu operasional 3-4 hari. Cara
pengoperasiannya sudah didukung oleh fasilitas seperti hauler yang digunakan untuk memasang jaring setting dan mengangkat jaring hauling.
Kapal yang digunakan merupakan jenis kapal diesel dengan ukuran kapal 27 GT. Kapal ini juga memiliki 3 buah palka yang berukuran 2 x 2 x 2,5 m³
pxlxt. Palka ini digunakan untuk menyimpan es curah, ikan yang diterima oleh perusahaan dan ikan yang tidak diterima oleh perusahaan yang nantinya
akan dijual ke pasar lokal. b. Rawai layur
Rawai disebut juga dengan long line yang secara harafiah dapat diartikan dengan tali panjang. Hal ini karena konstruksi alat tangkap ini
terdiri dari rangkaian tali utama yang disambung-sambung sehingga merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang Prayitno,
2006; sedangkan rawai layur dapat diartikan rawai yang dikhususkan untuk menangkap ikan layur.
Rawai layur yang dioperasikan di daerah perairan Palabuhanratu terutama di Ujung Genteng. Ikan swanggi termasuk salah satu jenis hasil
tangkapan sampingan yang didapatkan dengan alat tangkap rawai layur. Rawai layur yang dikelola oleh supplier sebagian besar banyak terdapat di
daerah Cisolok dan Ujung Genteng. Masing-masing perahu menggunakan sekitar 250-700 buah pancing yang dipasang pada kedalaman antara 50-100
m. Ukuran mata pancing yang digunakan yaitu ukuran 9. Nelayan yang melakukan operasional antara 1-3 orang dengan waktu operasional 1 hari.
Kapal yang digunakan ada 2 jenis yaitu kapal kayu atau kapal fiber. Untuk nelayan yang kecil masih menggunakan kapal kayu dengan ukuran 6-6,5 m
untuk panjang dan 50-100 cm untuk lebar. Sedangkan untuk kapal fiber biasanya berukuran 11 m untuk panjang dan 1,2 m untuk lebar.
4.2 Penanganan Ikan Swanggi Priacanthus macracanthus