benda-benda yang dekat dengan lingkungannya, yaitu kancing, kelereng, bola, potongan balok-balok, lingkaran, empat persegi, serta bentuk-bentuk geometris
lainnya. Tentunya pada alat peraga ini melekat konsep-konsep, fakta-fakta, cerita-cerita, dan pengertian dasar matematika, karena fungsi alat peraga ini
untuk lebih mempermudah penyampaian materi pelajaran pada anak Andang Ismail, 2009: 189.
e. Hakikat Permainan Matematika
Apa yang disebut “permaianan games adalah setiap kontes antara para pemain yang berinterakasi satu sama lain dengan mengikuti aturan- aturan
tertentu untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu pula” Arif S. Sadiman, 2002: 75.
Seperti halnya dengan Bruner, Dienes mengemukakan bahwa tiap- tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang
konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa jika benda- benda atau objek- objek dalam bentuk permainan akan sangat berperan
bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika Nyimas Aisyah,dkk, 2007: 2-8.
Menurut Ahmadi dalam Nyimas Aisyah,dkk, 2007: 2-24 “permainan adalah suatu kegiatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas
kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan, dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu pelaksanaan kegiatan tersebut”.
“Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak ia kenali sampai pada yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat
diperbuatnya, sampai mampu melakukannya” Conny R. Semiawan, 2007: 20. Bagi anak, “bermain adalah suatu kegiatan yang serius, namun
mengasikkan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. Bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan
bukan karena akan memperoleh hadiah atau pujian. Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya. Bermain adalah
medium, dimana si anak mencobakan diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi
juga benar nyata secara aktif. Bila anak bermain secara bebas, sesuai dengan kemauan
maupun sesuai
kecepatannya sendiri,
maka ia
melatih kemampuannya” Conny R. Semiawan, 2007: 19-20.
“Permainan bersama adalah media yang sering digunakan anak-anak dalam mengenal dan belajar berkomunikasi dan bersosialisasi” Dani Wardani,
2009: 39. Menurut Dienes dalam Nyimas Aisyah,dkk, 2007: 2-8 “permainan
matematika sangat penting sebab operasi matematika dalam permainan tersebut menunjukkan aturan secara konkret dan lebih membimbing dan menajamkan
materi matematika pada anak didik. Dapat dikatakan bahwa objek- objek konkret dalam bentuk permainan mempunyai peranan sangat penting dalam
pembelajaran matematika jika dimanipulasi dengan baik”. Teaching games of understanding is a games based pedagogical model
aimed at generating greater understanding of all aspects of games, while increasing physical activity levels, engagement, motivation and enjoyment.
Pengajaran permainan pemahaman adalah permainan berdasarkan model pedagogis yang bertujuan untuk meghasilkan pemahaman yang lebih besar dari
semua aspek permainan, sekaligus meningkatkan tingkat aktivitas fisik, pekerjaan, motivasi, dan kenikmatan.
http:ro.uow.edu.aucgiviewcontent.cgi?article=1053context=edupapers .
Menurut Suyatno 2005: 13 permainan sebagai teknik pembelajaran memerlukan keterampilan tersendiri yang harus dikuasai guru. Menurut Seto
2004: 53 bermain sangat penting, sehingga meskipun terdapat unsur kegembiraan, namun tidak dilakukan demi kesenangan saja. Bermain adalah
hal serius karena merupakan cara bagi anak untuk meniru dan menguasai perilaku orang dewasa untuk mencapai kematangan dalam Kapita Selekta
Pembelajaran, 2007: 150 dan 153. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
permainan matematika merupakan suatu permainan yang dikemas dalam pembelajaran, sehingga anak didik menjadi aktif dan senang dalam belajar.
f. Karakteristik Bermain