f. Karakteristik Bermain
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith, et all dalam Andang Ismail, 2009: 31 ada beberapa “karakteristik bermain yaitu dilakukan
berdasarkan motivasi intrinsik, perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-emosi yang positif, fleksibilitas yang
ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain, lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir”.
“Setiap permainan dan bermain mempunyai karakteristik atau identitas tertentu yang dapat dibedakan dengan aktivitas lainnya. Kegiatan bermain
sudah mengalami perkembangan bentuk, variasi dan kegunaan, yaitu tidak hanya aktivitas yang muncul secara spontan saja dan demi kesenangan belaka,
tetapi kegiatannya sudah direncanakan, diseting dan dimanipulasi terlebih dahulu untuk tujuan tertentu” Dani Wardani, 2009: 24.
Dalam bermain sebenarnya anak sedang belajar, adapun ciri yang membedakan antara bermain dengan kegiatan lain menurut Dwi Sunar
Prasetyono 2008, 11-12 adalah sebagai berikut: 1
Aktivitas bermain bisa menimbulkan efek yang menyenangkan dan gembira. Jika situasi pada saat bermain tidak menimbulkan efek seperti disebutkan
diatas, maka bermain tidak lagi menarik bagi anak. 2
Aktivitas bermain bisa dilakukan spontanitas dan sukarela serta tidak ada unsur paksaan. Anak, baik sendiri maupun secara bersana-sama, dapat
menciptakan suasana bermain yang menyenangkan. 3
Dalam bermain ada aturan yang diciptakan oleh pemainannya sendiri dan sifatnya insidential.
4 Dalam bermain anak bisa termotivasi untuk menyenangi permainan,
misalnya saja anak bisa betah berlama-lama dan mencari alat permainan. Lain halnya dengan Arif S. Sadiman,dkk 2002, 75-76 yang
mengemukakan bahwa “setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu: adanya pemain pemain-pemain, adanya lingkungan dimana para
pemain berinteraksi, adanya aturan-aturan main, adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.”
Beberapa karakteristik kegiatan bermain sebagai berikut: 1 bermain dilakukan dengan kesukarelaan, bukan paksaan; 2 bermain merupakan
kegiatan untuk dinikmati, itu sebabnya bermain selalu menyenangkan, mengasyikan, dan menggairahkan; 3 tanpa iming-iming apapun, kegiatan
bermain itu sendiri sudah menyenangkan; 4 dalam bermain, aktivitas lebih penting daripada tujuan; 5 bermain menuntut partisipatif aktif, secara fisik
ataupun mental; 6 bermain itu bebas, bahkan tidak harus selaras dengan kenyataan, individu bebas membuat aturan sendiri dan mengoperasikan fantasi;
7 dalam bermain individu bertingkah laku secara spontan, sesuai dengan yang diinginkan saat itu; 8 makna kesenagan bermainsepenuhnya ditentukan
pelaku Dirjendikti, 2007: 156.
g. Tujuan Bermain