Matrix IE Analisis Strategi Bisnis Usaha Tiram Mutiara pada PT. Dafin Mutiara di Kabupaten Kepulauan Aru
I II
III
IV V
VI
VII VIII
IX
Total S
k or
EF E
Dalam matriks Internal Eksternal ini disusun dengan meletakkan total bobot skor EFE pada sumbu tegak dan total bobot skor IFE pada sumbu datar dengan
skala setiap sumbu berkisar antara angka 1,00 sampai dengan 4,00. Hasil dari total bobot skor matriks IFE dan EFE akan menentukan posisi usaha tiram
mutiara yang dilakukan oleh PT. Dafin Mutiara yang tergambar pada matriks IE. Matriks IE terdiri dari sembilan sel yang dibagi menjadi tiga daerah utama
dengan implikasi strategi yang berbeda. -
Daerah pertama terdiri dari sel I, II dan IV yang digambarkan sebagai daerah growth and build. Strategi yang disarankan pada kondisi tersebut
adalah strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
- Daerah kedua terdiri dari sel III, V dan VII yang digambarkan sebagai hold
and maintain . Alternatif strateginya adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. -
Daerah ketiga adalah sel VI, VIII dan IX yang digambarkan sebagai harvest or diverst dengan strategi alternatifnya adalah penciutan dan divestasi.
Total Skor IFE
Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi 3,0
Rata-rata 2,0
Rendah 1,0
Gambar 2 Matriks Internal
–Eksternal h. Analisis SWOT
Matriks SWOT merupakan alat untuk merumuskan berbagai alternatif strategi yang diterapkan, dimana analisis ini menggambarkan secara jelas
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan yang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matriks ini dapat menghasilkan empat tipe kemungkinan alternatif strategi David 2009, yaitu :
-
Strategi SO Strenght-Weaknesses, merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang;
- Strategi ST Strenght-Threats, merupakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk menghindarimengurangi dampak ancaman; -
Strategi WO Weaknesses-Opportunities, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang; dan
- Strategi WT Weaknesses-Threats, yaitu meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman.
Tabel 4 Matriks SWOT
IFE EFE
Kekuatan Strenght
Kelemahan Weaknesses
Peluang Opportunities
Strategi menggunakan kekuatan dengan
memanfaatkan kelemahan
Strategi memanfaatkan peluang dengan
menghindari kelemahan
Ancaman Threaths
Strategi menggunakan
kekuatan untuk menghadapi
ancaman Strategi
menghindari ancaman dengan
memininalkan kelemahan
i. Analisis Hierarki Proses AHP Penentuan strategi alternatif pengembangan budidaya tiram mutiara
dilakukan dengan AHP. AHP digunakan untuk menentukan peringkat beberapa alternatif strategi yang sudah diperoleh dari analisis SWOT. Prinsip kerja AHP
adalah penyederhanaan suatu persoalan yang kompleks yang tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi sebuah bagian dan tertata dalam suatu hierarki.
Tingkat kepentingan dari setiap variabel diberi nilai numerik, secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut dan secara relatif dibandingkan dengan
variabel yang lain.
Langkah dalam menyusun struktur dilakukan dengan mendefinisikan fokus goal yang ingin dicapai melalui beberapa faktor yang paling berpengaruh
sebagai unsur faktor pada tingkat 2 dua, aktor yang berperan pada pencapaian fokus goal pada tingkat 3 tiga, tujuan yang berperan pada pencapaian fokus
goal
pada tingkat 4 empat, dan alternatif strategi yang dapat menjadi prioritas pada tingkat 5 lima.
Menurut Saaty 2008, kerangka kerja AHP terdiri dari 8 delapan langkah utama yaitu sebagai berikut :
- Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang
diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penguasaan masalah
secara mendalam. Komponen sistem dalam hirarki dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan para analis untuk menemukan unsur-unsur yang
dilibatkan dalam suatu sistem dan dapat dilakukan dengan memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi.
- Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara
menyeluruh. Penyusunan hirarki berdasarkan pada jenis keputusan yang akan diambil.
Setiap unsur dalam hirarki menduduki satu tingkat hirarki. Pada tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu unsur yang disebut fokus, yaitu
sasaran keseluruhan yang bersifat luas.
- Menyusun matriks banding berpasangan.
Dalam matriks ini, pasangan-pasangan unsur dibandingkan berkenaan dengan kriteria di tingkat yang lebih tinggi, dimulai dari puncak hirarki
untuk fokus goal yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar unsur yang terkait dengan yang dibawahnya.
- Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil matriks
banding berpasangan antar unsur pada langkah 3. Setelah matriks banding berpasangan selesai dibuat, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pembandingan berpasangan antara unsur pada kolom ke-i dengan setiap unsur pada baris ke-j yang berhubungan
dengan fokus goal. Seberapa kuat unsur baris ke-i didominasi atau dipengaruhi oleh fokus goal dibandingkan dengan kolom ke-j.
- Memasukkan nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama
dan di bawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Matriks di bawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya.
Misalnya elemen F12 memiliki nilai 3, maka nilai unsur F21 adalah kebalikannya, yaitu 13. setelah itu prioritas dicari dan konsistensinya diuji.
- Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam
hirarki. Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen atau elemen pada setiap
tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria unsur di atas.
- Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor - vektor
prioritas. Pengolahan matriks terdiri dari 2 dua tahap, yaitu pengolahan horizontal
dan pengolahan vertikal:
o Pengolahan horizontal, yaitu terdiri dari penentuan vektor prioritas, uji
konsistensi dan revisi pendapat bila diperlukan. o
Pengolahan vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama
atau fokus. -
Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan
prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlah hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi
acak yang sesuai dengan dimensi dari masing-masing matriks. Metode AHP digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pemilihan strategi pengembangan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dimiliki oleh Perusahaan, khususnya keputusan yang
diambil guna meningkatkan penjualan mutiara.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil PT. Dafin Mutiara
PT Dafin Mutiara berdiri pada tanggal 7 September 1988 berdasarkan Akte Notaris No. 3 tertanggal 20 Februari 2009 dihadapan Notaris Albert
Kosuma, SH.,MH dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan. nomor AHU-09860.AH.01.02. pada tanggal 27 Maret
2009. PT. Dafin Mutiara merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya budidaya tiram mutiara pinctada maxima yang terletak di
daerah patah hati desa Warialau Kecamatan Aru Utara Kabupaten Kepulauan Aru dengan luas areal tempat usaha 4.354.629 M
2
. Di dalam menjalankan proses produksi perusahaan memiliki tenaga kerja
untuk memperlancar proses produksi sampai pada produk siap di eksport. Jumlah karyawan yang bekerja pada PT. Dafin Mutiara adalah 114 orang yang terdiri dari
113 orang tenaga kerja tetap dan 1 orang tenaga kerja tidak tetap. Tingkat pendidikan karyawan yang bekerja pada PT. Dafin Mutiara bervariasi, mulai dari
SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Karyawan yang tingkat pendidikan SD sebanyak 90 orang, SMP sebanyak 12 orang, tingkat SMA sebanyak 9 orang
sedangkan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 3 orang.
Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja secara tetap pada perusahaan dan mendapat gaji pada setiap bulan. Sedangkan karyawan tidak tetap
adalah karyawan yang tidak terikat pada perusahaan dan sifatnya harian dan serta pembayaran gajinya dilakukan pada setiap minggu. Bila dalam satu hari karyawan
tidak masuk dan bekerja maka gaji akan di potong pada satu hari. Tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal dan
membuka lapangan kerja bagi warga di sekitar perusahaan sehingga secara tidak langsung dapat membantu pemerintah daerah mengurangi tingkat pengangguran
di Kabupaten Kepulauan Aru. Untuk kegiatan promosi, PT. Dafin Mutiara tidak pernah melakukannya baik
dalam bentuk iklan di media massa, media cetak, media online maupun pameranuntuk memperkenalkan produknya.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Dafin Mutiara adalah jenis biji mutiara putih south sea pearl gambar 3 dan sistem pemasaran yang dilakukan oleh PT.
Dafin Mutiara adalah dengan cara mengeksport langsung produk yang dihasilkan ke negara tujuan eksport yaitu Hongkong melalui kantor cabang di Surabaya.
Gambar 3 Produk dari PT. Dafin Mutiara
Letak geografis
Letak geografis Kabupaten Kepulauan Aru berdasarkan letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi, iklim, dan hidrologi adalah sebagai
berikut :