Berdasarkan batas-batas administrasi, Kabupaten Kepulauan Aru dibatasi antara lain :
Sebelah Selatan : Laut Arafura Sebelah Utara
: Bagian Selatan Papua Sebelah Timur
: Bagian Selatan Papua Sebelah Barat
: Bagia Timur Pulau Kei Besar dan Laut Arafura
b. Luas wilayah
Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Aru ± 55.270,22 Km
2
dengan luas daratan ± 6.425,77 Km² dan 48.0701 Km
2
lautan. Pada Tahun 2008 berdasarkan perda No. 15 Tahun 2005, Kabupaten
Kepulauan Aru berubah menjadi 7 Kecamatan terjadi pemekaran 4 Kecamatan baru. Adapun nama
– nama Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru menjadi :
c. Topografi Topografi Kepulauan Aru pada umumnya datar dan berawa-rawa. Pada
umumnya, Kabupaten Kepulauan Aru berdaratan rendah, perbukitan dan pesisir pantainya berawa-rawa. Wilayah ini didominasi oleh kemiringan lereng
15 dan ketinggian antar 0-200 mdpl, Kawasan yang relatif datar jumlahnya ± sebesar 15,1 dan kawasan ini umumnya berada di daerah pantai.
d. Geologi
Menurut Peta Geologi Indonesia 1965, Kepulauan Aru terbentuk atau tersusun dari 2 jenis tanah yakni tanah Podzolik dan tanah Rensina serta 5 jenis
batuan yakni batuan Neogen, Aluvium Undak, Terumbul Coral, Paleozoikum, dan Seklis Habluk.
e. Iklim Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera
Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan.
- Keadaan musim teratur, Musim Timur berlangsung dari bulan April
sampai Oktober. Musim ini adalah Musim Kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai Pebruari. Musim hujan pada bulan
Desember sampai Pebruari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Pebruari.
- Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan MaretApril dan Oktober
Nopember. -
Bulan April sampai Oktober, bertiup Angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan
deras dan laut bergelora. -
Bulan April sampai September bertiup Angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91 dengan Angin Tenggara dominan 61 .
- Bulan Oktober sampai Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50
dengan Angin Barat Laut dominan 28. Tipe Iklim Kepulauan Aru terbagi dalam dua Zona Agroklimat yaitu bulan
basah sebanyak 5 - 6 bulan dan bulan kering sebanyak 2 - 3 bulan.
Manajemen Pengelolaan Budidaya Tiram Mutiara Teknik budidaya tiram mutiara
Tingkat keberhasilan pemeliharaan tiram mutiara untuk menghasilkan mutiara bulat baik kualitas maupun kuantitas sangat ditentukan oleh proses
penanganan tiram sebelum operasi pemasangan inti, saat pelaksanaan operasi, pasca operasi dan ketrampilan dari teknisi serta sarana pembenihan tiram yang
memadai C. Tisdell and B. Poirine, 2007. Pada umumnya tiram mutiara yang akan dioperasi inti mutiara bundar berasal dari hasil penangkapan di alam yang
dikumpulkan dari kolektor dan nelayan. Namun ukuran cangkang mutiara terdiri dari macam-macam ukuran yang nantinya disortir menurut ukuran besarnya
mutiara, hal inilah yang menjadi penyebab sehingga tidak dapat melaksanakan operasi dalam jumlah yang banyak. Sedangkan hasil pembenihan dari
hatchery
dapat diperoleh ukuran yang relatif seragam ukurannya sehingga dapat dilakukan operasi pemasangan inti mutiara dalam jumlah yang banyak. Namun
produksi benih belum dapat dikembangkan secara masal. Pemeliharaan spat tiram disesuaikan dengan kondisi perairan disekitarnya. Pemeliharaan benih spat yang
masih kecil berukuran dibawah 5 cm dipelihara pada kedalaman 2-3 cm sedangkan spat dengan ukuran di atas 5 cm dipelihara pada kedalaman lebih dari 4
cm. Dalam budidaya tiram mutiara handaknya memperhatikan beberapa tahapan
Effendi I, 2004 sebagai berikut : a.
Penanganan tiram sebelum operasi pemasangan inti mutiara
Dari proses terbentuknya mutiara dapat dibagi menjadi dua yaitu:
-
Mutiara asli yang terdiri dari mutiara alam natural pearl dan mutiara pemeliharaan cultured pearl
-
Mutiara tiruanimitasi imitation pearl Lebih jauh akan dijelaskan proses terbentuknya mutiara pemeliharaan,
sebelum proses penanganan tiram mutiara Pinctada maxima untuk pemasangan inti mutiara, harus dilakukan beberapa proses yaitu:
-
Seleksi bibit Benih tiram mutiara dari hasil penyelaman natural maupun dari hasil
pembenihan breeding diseleksi untuk mencari tiram yang telah siap untuk dioperasi dan dilakukan pemasangan inti. Dimana benih siap operasi
adalah tiram yang kondisinya sehat, tidak cacat, telah berumur 2-3 tahun jika benih itu didapat dari usaha budidaya dan berukuran diatas 15 cm jika
benih tersebut didapat dari hasil penangkapan. Benih tiram mutiara yang telah terkumpul dari hasil seleksi untuk dioperasi harus dipelihara dalam
rakit pemeliharaan khusus supaya memudahkan dalam penanganan saat operasi akan berlangsung.
-
Ovulasi buatan Ovulasi buatan bertujuan agar pada saat operasi tiram mutiara tidak sedang
dalam keadaan matang telur, karena tiram yang matang telur jaringan tubuhnya sangat peka terhadap rangsangan dari luar, sehingga inti yang di
pasang akan dimuntahkan kembali. Ovulasi buatan ini merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan untuk memaksa tiram mutiara agar mengeluarkan
telur atau spermanya. Cara ovulasi buatan yaitu dengan menaik turunkan keranjang pemeiharaan kedalam air dengan cepat sampai telur atau sperma
keluar dari tiram.