panen tersebut secara bersama-sama dapat menjelaskan dengan baik perilaku luas areal panen NTB.
5.2.2. Jumlah Penggunaan Pupuk Urea Nusa Tenggara Barat
Hasil estimasi pada Tabel 11 menunjukan bahwa jumlah penggunaan pupuk urea NTB dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel eksogennya yang
ditunjukan dengan nilai R
2
yang tinggi yaitu
0.9259
, artinya bahwa sebesar 92 persen jumlah penggunaan pupuk urea dapat dijelaskan oleh harga pupuk urea
NTB riil tahun sebelumnya, harga jual gabah tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya, luas areal panen NTB, dan jumlah penggunaan pupuk urea NTB
tahun sebelumnya.
Tabel 11. Hasil Estimasi Jumlah Penggunaan Pupuk Urea Nusa Tenggara Barat
Variabel Penjelas
Koefisien Pr âtâ
Elastisitas Nama Variabel
SR LR
Intersep 25.20187
0.5624 -
- Intersep
LPPUNR
t
-0.00096 0.8770
-0.0028 -0.0120 Harga Pupuk Urea NTB Riil
Tahun Sebelumnya LPSGTNR
t
0.002941 0.5520
0.0172 0.0728 Harga Jual Gabah Tingkat
Petani NTB Riil Tahun Sebelumnya
LAPN
t
0.000060 0.0846
0.0948 0.4005 Luas Areal Panen NTB
LQPUN
t
0.763189 0.0018
- -
Jumlah Penggunaan Pupuk Urea NTB Tahun
Sebelumnya R
2
: 0.9259 Pr F : .0001 Dw : 1.9451 Dh : 0.3339
Luas areal panen NTB berpengaruh nyata terhadap jumlah penggunaan pupuk urea NTB secara positif. Jumlah penggunaan pupuk urea NTB responsif
terhadap luas areal panen NTB. Apabila terjadi peningkatan satu persen luas areal panen NTB maka akan meningkatkan jumlah penggunaan pupuk urea NTB
sebesar 0.095 persen pada jangka pendek dan
0.4
persen pada jangka panjang. Jumlah penggunaan pupuk urea NTB tahun sebelumnya juga berpengaruh secara
nyata terhadap jumlah penggunaan pupuk urea NTB dengan arah yang positif yang mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lama bagi jumlah
penggunaan pupuk urea NTB untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.
Harga pupuk urea NTB riil tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penggunaan pupuk urea dengan arah negatif. Dengan
demikian, peningkatan harga pupuk urea NTB riil tahun sebelumnya tidak akan menurunkan jumlah penggunaan pupuk urea NTB. Sedangkan harga jual gabah
tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penggunaan pupuk urea NTB dengan arah positif. Dengan demikian,
peningkatan harga jual gabah tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya tidak akan
meningkatkan jumlah penggunaan pupuk urea NTB. 5.2.3. Jumlah Penggunaan Pestisida Nusa Tenggara Barat
Hasil estimasi pada Tabel 12 menunjukan bahwa jumlah penggunaan pestisida NTB dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel eksogennya yang
ditunjukan dengan nilai R
2
yang cukup tinggi yaitu
0.8584
, artinya sebesar 86 persen jumlah penggunaan pestisida NTB dapat dijelaskan oleh harga pestisida
NTB riil, harga jual gabah tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya, luas areal panen NTB, dan jumlah penggunaan pestisida NTB tahun sebelumnya.
Tabel 12. Hasil Estimasi Jumlah Penggunaan Pestisida Nusa Tenggara Barat
Variabel Penjelas
Koefisien Pr âtâ
Elastisitas Nama Variabel
SR LR
Intersep 3.050937
0.1419 -
- Intersep
PPSNR
t
-0.00007 0.0880
-0.2448 -0.3107
Harga Pestisida NTB Riil LPSGTNR
t
0.000064 0.8695
0.0226 0.0287
Harga Jual Gabah Tingkat Petani NTB Riil Tahun
Sebelumnya LAPN
t
5.91E-7 0.9002
0.0563 0.0715
Luas Areal Panen NTB LQPSN
t
0.212083 0.3836
- -
Jumlah Penggunaan Pestisida NTB Tahun
Sebelumnya R
2
: 0.8584 Pr F : .0001 Dw : 2.2101 Dh : -
Harga pestisida NTB riil berpengaruh nyata terhadap jumlah penggunaan pestisida NTB secara negatif. Jumlah penggunaan pestisida NTB tidak responsif
terhadap harga pestisida NTB riil pada jangka pendek sebesar 0.244 dan pada jangka panjang sebesar 0.31. Artinya apabila terjadi peningkatan harga pestisida
NTB riil sebesar satu persen maka akan menurunkan jumlah penggunaan pestisida NTB sebesar 0.244 persen dalam jangka pendek dan 0.31 persen dalam jangka
panjang.