Jumlah Penyaluran Beras Nusa Tenggara Barat

VI. DAMPAK KEBIJAKAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS

6.1. Validasi Model Penawaran dan Permintaan Beras

Indikator validasi model yang digunakan adalah RMSPE dan UTheil. Hasil validasi model menunjukkan bahwa 90 persen jumlah variabel endogen yang memiliki nilai RMSPE antara 1-50 persen, dan 10 persen jumlah variabel endogen yang memiliki nilai RMSPE 100 persen. Sedangkan berdasarkan indikator UTheil 90 persen jumlah variabel endogen yang memiliki nilai UTheil 0.40, dan 10 persen jumlah variabel yang memiliki nilai UTheil 0.40. Berdasarkan nilai-nilai indikator RMSPE dan UTheil, Model Penawaran dan Permintaan Beras di NTB valid dan cukup baik digunakan untuk simulasi dampak perubahan kebijakan pembelian pemerintah dan luas areal panen terhadap penawaran dan permintaan beras. Tabel 22. Hasil Validasi Model Penawaran dan Permintaan Beras di Nusa Tenggara Barat Periode Tahun 2005 – 2009 No. Keterangan Variable RMSPE UTheil 1 Luas Areal Panen NTB LAPN 5.225 0.0255 2 Jumlah Penggunaan Pupuk Urea NTB YPPN 0.579 0.0029 3 Jumlah Peggunaan Pestisida NTB OGN 6.8617 0.0313 4 Produktivitas Padi NTB OBN 4.1306 0.0219 5 Produksi Gabah NTB QPUN 8.3719 0.0453 6 Produksi Beras NTB QPSN 8.3719 0.0453 7 Impor Beras NTB DBN 484.8 0.4234 8 Stok Beras NTB ZBN 4.3372 0.0231 9 Jumlah Pengadaan Beras Bulog NTB QPBBN 7.0905 0.0361 10 Jumlah Penyaluran Beras Bulog NTB QLBBN 32.8073 0.1697 11 Permintaan Beras NTB MBN 0.4465 0.0022 12 Penawaran Beras NTB PMBIR 11.3096 0.0494 13 Harga Impor Beras Indonesia Riil PBENR 15.8657 0.1084 14 Harga Beras Eceran NTB Riil SBN 0.00168 0.0000 15 Harga Jual Gabah Tingkat Petani NTB Riil PSGTNR 4.1978 0.0208 6.2. Dampak Perubahan Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah dan Luas Areal Panen Padi terhadap Penawaran dan Permintaan Beras Skenario simulasi yang dilakukan adalah simulasi kebijakan dengan meningkatkan harga pembelian pemerintah, simulasi penghapusan harga pembelian pemerintah, dan simulasi meningkatkan luas areal panen terhadap penawaran dan permintaan beras di Propinsi NTB pada periode tahun 2005 sampai 2009 yang diuraikan sebagai berikut.

6.2.1. Peningkatan Harga Pembelian Pemerintah Sebesar 29 Persen

Simulasi kebijakan peningkatan harga pembelian pemerintah sebesar 29 persen, berdampak penurunan impor beras NTB sebesar 0.364 persen. Peningkatan produksi beras NTB sebesar 1.238 persen dan penurunan stok beras NTB sebesar 0.021 persen, sehingga penawaran beras NTB meningkat 0.955 persen. Tabel 23. Dampak Peningkatan Harga Pembelian Pemerintah Sebesar 29 Persen terhadap Penawaran dan Permintaan Beras di Nusa Tenggara Barat Periode Tahun 2005 – 2009 No. Keterangan Varaibel Satuan Nilai Perubahan Basis Simulasi 1 Luas Areal Panen NTB LAPN Ha 340625 344291 1.076 2 Jumlah Penggunaan Pupuk Urea NTB QPUN KgHa 201.2 201.9 0.348 3 Jumlah Peggunaan Pestisida NTB QPSN KgHa 3.7332 3.7393 0.163 4 Produktivitas Padi NTB YPPN TonHa 4.5978 4.605 0.157 5 Produksi Gabah NTB OGN Ton 1566216 1585602 1.238 6 Produksi Beras NTB OBN Ton 1002379 1014785 1.238 7 Impor Beras NTB MBN Ton 131709 131229 -0.364 8 Stok Beras NTB ZBN Ton 115194 115170 -0.021 9 Jumlah Pengadaan Beras Bulog NTB QPBBN Ton 71641.3 71244.9 -0.553 10 Jumlah Penyaluran Beras Bulog NTB QLBBN Ton 95649.3 96039.5 0.408 11 Permintaan Beras NTB DBN Ton 521446 521552 0.020 12 Penawaran Beras NTB SBN Ton 1247060 1258968 0.955 13 Harga Impor Beras Indonesia dalam Rupiah Riil PMBIRR RpKg 1575.1 1575 -0.006 14 Harga Beras Eceran NTB Riil PBENR RpKg 2033.5 2033.4 -0.005 15 Harga Jual Gabah Tingkat Petani NTB Riil PSGTNR RpKg 984 1045.3 6.230 Peningkatan harga pembelian pemerintah sebesar 29 persen mengakibatkan penurunan harga eceran beras sebesar 0.005 persen. Penurunan harga eceran beras mengakibatkan peningkatan permintaan beras sebesar 0.020 persen, seperti disajikan pada Tabel 23.

6.2.2. Kebijakan Penghapusan Harga Pembelian Pemerintah

Dampak kebijakan penghapusan harga pembelian pemerintah akan menyebabkan penurunan penawaran dan permintaan karena hilangnya insentif dari pemerintah untuk petani. Hasil simulasi kebijakan penghapusan harga pembelian pemerintah menjadi 0 persen disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Dampak Kebijakan Penghapusan Harga Pembelian Pemerintah terhadap Penawaran dan Permintaan Beras di Nusa Tenggara Barat Periode Tahun 2005 - 2009