6.2.2. Kebijakan Penghapusan Harga Pembelian Pemerintah
Dampak kebijakan penghapusan harga pembelian pemerintah akan menyebabkan penurunan penawaran dan permintaan karena hilangnya insentif
dari pemerintah untuk petani. Hasil simulasi kebijakan penghapusan harga
pembelian pemerintah menjadi 0 persen disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Dampak Kebijakan Penghapusan Harga Pembelian Pemerintah
terhadap Penawaran dan Permintaan Beras di Nusa Tenggara Barat Periode Tahun 2005 - 2009
No. Keterangan
Varaibel Satuan
Nilai Perubahan
Basis Simulasi
1 Luas Areal Panen NTB
LAPN Ha
340625 327979
-3.713 2
Jumlah Penggunaan Pupuk Urea NTB
QPUN KgHa
201.2 198.8
-1.193 3
Jumlah Peggunaan Pestisida NTB
QPSN KgHa
3.7332 3.7121
-0.565 4
Produktivitas Padi NTB YPPN
TonHa 4.5978
4.5728 -0.544
5 Produksi Gabah NTB
OGN Ton
1566216 1499786
-4.241 6
Produksi Beras NTB OBN
Ton 1002379
959863 -4.242
7 Impor Beras NTB
MBN Ton
131709 133357
1.251 8
Stok Beras NTB ZBN
Ton 115194
115275 0.070
9 Jumlah Pengadaan Beras
Bulog NTB QPBBN
Ton 71641.3
73010.3 1.911
10 Jumlah Penyaluran Beras
Bulog NTB QLBBN
Ton 95649.3
94302.3 -1.408
11 Permintaan Beras NTB
DBN Ton
521446 521083
-0.070 12
Penawaran Beras NTB SBN
Ton 1247060
1206259 -3.272
13 Harga Impor Beras
Indonesia dalam Rupiah Riil
PMBIRR RpKg 1575.1
1575.6 0.032
14 Harga Beras Eceran NTB
Riil PBENR
RpKg 2033.5
2033.6 0.005
15 Harga Jual Gabah
Tingkat Petani NTB Riil PSGTNR RpKg
984 772.8
-21.463
Berdasarkan Tabel 24, Kebijakan penghapusan harga pembelian pemerintah berdampak pada penurunan produksi beras sebesar 4.242 persen,
peningkatan impor beras sebesar 1.251 persen, serta terjadi peingkatan stok beras sebesar 0.070 persen, sehingga penawaran beras secara agregat terjadi penurunan
sebesar 3.272 persen. Meningkatnya harga eceran beras riil sebesar 0.005 persen berdampak pada penurunan permintaan beras sebesar 0.070 persen.
6.3. Rekapitulasi
Skenario Simulasi terhadap Penawaran dan Permintaan Beras
Penelitian ini dilakukan dua skenario simulasi, yaitu peningkatan harga pembelian pemerintah sebesar 29 persen, dan kebijakan penghapusan harga
pembelian pemerintah. Pada Tabel 26 disajikan dampak alternatif simulasi kebijakan harga pembelian pemerintah terhadap penawaran dan permintaan beras
di Propinsi NTB periode Tahun 2005 - 2009.
Tabel 25. Dampak Skenario Simulasi terhadap Penawaran dan Permintaan Beras di Nusa Tenggara Barat Periode Tahun 2005 - 2009
No. Keterangan
Varaibel Nilai
Dasar Perubahan
S1 S2
1 Luas Areal Panen NTB
LAPN 340625
1.076 -3.713
2 Jumlah Penggunaan Pupuk Urea NTB
QPUN 201.2
0.348 -1.193
3 Jumlah Peggunaan Pestisida NTB
QPSN 3.7332
0.163 -0.565
4 Produktivitas Padi NTB
YPPN 4.5978
0.157 -0.544
5 Produksi Gabah NTB
OGN 1566216
1.238 -4.241
6 Produksi Beras NTB
OBN 1002379
1.238 -4.242
7 Impor Beras NTB
MBN 131709
-0.364 1.251
8 Stok Beras NTB
ZBN 115194
-0.021 0.07
9 Jumlah Pengadaan Beras Bulog NTB
QPBBN 71641.3
-0.553 1.911
10 Jumlah Penyaluran Beras Bulog NTB
QLBBN 95649.3
0.408 -1.408
11 Permintaan Beras NTB
DBN 521446
0.02 -0.07
12 Penawaran Beras NTB
SBN 1247060
0.955 -3.272
13 Harga Impor Beras Indonesia dalam Rupiah
Riil PMBIRR
1575.1 -0.006
0.032 14
Harga Beras Eceran NTB Riil PBENR
2033.5 -0.005
0.005 15
Harga Jual Gabah Tingkat Petani NTB Riil PSGTNR
984 6.230
-21.463 Keterangan :
S1 adalah simulasi peningkatan HPP Gabah di NTB sebesar 29 persen S2 adalah simulasi penghapusan HPP Gabah di NTB menjadi 0 persen
Peningkatan produksi beras NTB tertinggi yaitu 1.238 persen terdapat pada skenario simulasi peningkatan harga pembelian pemerintah sebesar 29
persen. Impor beras NTB paling rendah terdapat pada skenario simulasi peningkatan harga pembelian pemerintah sebesar 29 persen, penurunan impor
beras NTB sebesar 4.450 persen. Sedangkan pada skenario kebijakan penghapusan harga pembelian pemerintah terjadi peningkatan impor beras NTB
sebesar 1.251 persen. Perubahan nilai rata-rata variabel endogen dapat disajikan pada Tabel 26.
Penawaran beras NTB yang memiliki peningkatan tertinggi adalah sebesar 0.955 persen yg berasal dari skenario simulasi peningkatan harga pembelian
pemerintah sebesar 29 persen, karena dipengaruhi oleh peningkatan produksi beras NTB sebesar 1.238 persen, penurunan impor beras NTB sebesar 0.364
persen, serta penurunan stok beras NTB sebesar 0.021 persen. Sedangkan Peningkatan tertinggi dari permintaan beras NTB adalah skenario simulasi
peningkatan harga pembelian pemerintah yaitu sebesar 0.020 persen, karena penurunan harga beras eceran NTB riil terendah yaitu sebesar 0.005 persen.