Jumlah Pengadaan Beras Nusa Tenggara Barat Jumlah Penyaluran Beras Nusa Tenggara Barat

2. Perubahan Surplus Konsumen Beras DBN B PBENR S – PBENR B + 1 2 DBN S - DBN B PBENR S - PBENR B 3. Penerimaan Pemerintah dari Tarif Impor Beras TMBIR S MBN S – TMBIR B MBN B 4. Pengeluaran Devisa dari Jumlah Impor Beras MBN S 1000 PMBIRR S – MBN S 1000 PMBIRR B Keterangan: OGN t = Produksi Gabah NTB Tahun t Kg PSGTNR t = Harga Jual Gabah Tingkat Petani NTB Riil Tahun t RpKg DBN t = Permintaan Beras NTB Tahun t Kg PBENR t = Harga Beras Eceran NTB Riil Tahun t RpKg TMBIR t = Tarif Impor Beras Indonesia Riil Tahun t RpKg MBN t = Impor Beras NTB Tahun t Kg PMBIRR t = Harga Impor Beras Indonesia dalam Rupiah Riil Tahun t USKg B = menunjukkan nilai dasar S = menunjukkan nilai simulasi

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS

5.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Penawaran dan Permintaan Beras

Model Penawaran dan Permintaan Beras merupakan model simultan yang dibangun dari 15 persamaan yang terdiri dari 12 persamaan struktural dan tiga persamaan identitas. Model tersebut telah melalui beberapa tahapan respesifikasi model. Data yang digunakan adalah deret waktu time series dengan periode pengamatan tahun 1989 sampai 2009. Model yang baik harus dapat memenuhi kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria ekonometrika Koutsoyiannis, 1977. Setiap persamaan struktural mempunyai tanda dan besaran nilai estimasi parameter yang sesuai dengan yang diharapkan hipotesis. Indikator statistika yang digunakan dalam hasil estimasi didapatkan 51 persen persamaan struktural memiliki nilai koefisien determinasi R 2 di atas 0.6 . nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel-variabel penjelas exogenous variable yang ada dalam persamaan perilaku mampu menjelaskan dengan baik variabel endogen endogenous variable. Kemudian dari nilai Uji F didapat dua persamaan yang lebih besar dari taraf α ≤ 0.20. Berdasarkan hasil uji statistik Durbin-w DW didapatkan nilai berkisar 0.431 sampai dengan 2.665, nilai statistik Durbin-h berkisar antara -2.291 sampai dengan 0.334. Dari hasil penelitian diperoleh empat persamaan struktural yang terdapat masalah serial korelasi, enam persamaan struktural yang tidak dapat diidentifikasi, serta dua persamaan struktural yang tidak memiliki masalah serial korelasi. Menurut Pyndick dan Rubinfeld 1991, masalah serial korelasi hanya mengurangi efisiensi estimasi parameter dan serial korelasi tidak menimbulkan bias parameter regresi. Oleh sebab itu, hasil estimasi model dalam penelitian ini dapat dinyatakan cukup representatif dalam menggambarkan fenomena ekonomi beras di NTB.