Identifikasi dan Estimasi Model
Harga pupuk urea NTB riil tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penggunaan pupuk urea dengan arah negatif. Dengan
demikian, peningkatan harga pupuk urea NTB riil tahun sebelumnya tidak akan menurunkan jumlah penggunaan pupuk urea NTB. Sedangkan harga jual gabah
tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penggunaan pupuk urea NTB dengan arah positif. Dengan demikian,
peningkatan harga jual gabah tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya tidak akan
meningkatkan jumlah penggunaan pupuk urea NTB. 5.2.3. Jumlah Penggunaan Pestisida Nusa Tenggara Barat
Hasil estimasi pada Tabel 12 menunjukan bahwa jumlah penggunaan pestisida NTB dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel eksogennya yang
ditunjukan dengan nilai R
2
yang cukup tinggi yaitu
0.8584
, artinya sebesar 86 persen jumlah penggunaan pestisida NTB dapat dijelaskan oleh harga pestisida
NTB riil, harga jual gabah tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya, luas areal panen NTB, dan jumlah penggunaan pestisida NTB tahun sebelumnya.
Tabel 12. Hasil Estimasi Jumlah Penggunaan Pestisida Nusa Tenggara Barat
Variabel Penjelas
Koefisien Pr âtâ
Elastisitas Nama Variabel
SR LR
Intersep 3.050937
0.1419 -
- Intersep
PPSNR
t
-0.00007 0.0880
-0.2448 -0.3107
Harga Pestisida NTB Riil LPSGTNR
t
0.000064 0.8695
0.0226 0.0287
Harga Jual Gabah Tingkat Petani NTB Riil Tahun
Sebelumnya LAPN
t
5.91E-7 0.9002
0.0563 0.0715
Luas Areal Panen NTB LQPSN
t
0.212083 0.3836
- -
Jumlah Penggunaan Pestisida NTB Tahun
Sebelumnya R
2
: 0.8584 Pr F : .0001 Dw : 2.2101 Dh : -
Harga pestisida NTB riil berpengaruh nyata terhadap jumlah penggunaan pestisida NTB secara negatif. Jumlah penggunaan pestisida NTB tidak responsif
terhadap harga pestisida NTB riil pada jangka pendek sebesar 0.244 dan pada jangka panjang sebesar 0.31. Artinya apabila terjadi peningkatan harga pestisida
NTB riil sebesar satu persen maka akan menurunkan jumlah penggunaan pestisida NTB sebesar 0.244 persen dalam jangka pendek dan 0.31 persen dalam jangka
panjang.
Harga jual gabah tingkat petani NTB riil tahun sebelumnya, luas areal
panen NTB, dan jumlah penggunaan pestisida NTB tahun sebelumnya tidak
berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penggunaan pestisida NTB dengan arah positif. Dengan demikian, peningkatan harga jual gabah tingkat petani NTB riil
tahun sebelumnya, luas areal panen NTB, dan jumlah penggunaan pestisida NTB
tahun sebelumnya tidak akan meningkatkan jumlah penggunaan pestisida NTB. 5.2.4. Produktivitas Padi Nusa Tenggara Barat
Hasil estimasi pada Tabel 13 menunjukan bahwa persamaan produktivitas padi NTB mempunyai nilai R
2
sebesar
0.3211
. Nilai R
2
yang rendah memiliki arti bahwa sebesar 32 persen produktivitas padi di Propinsi NTB dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel harga jual gabah tingkat petani NTB riil, jumlah penggunaan pupuk urea NTB tahun sebelumnya, dan luas areal panen NTB.
Tabel 13. Hasil Estimasi Produktivitas Padi Nusa Tenggara Barat
Variabel Penjelas
Koefisien Pr âtâ
Elastisitas Nama Variabel
SR LR
Intersep 2.153613
0.1606 -
- Intersep
PSGTNR
t
0.000017 0.9558
0.0042 -
Harga Jual Gabah Tingkat Petani NTB Riil
LQPUN
t
0.012083 0.0716
0.5142 -
Jumlah Penggunaan Pupuk Urea NTB Tahun Sebelumnya
LAPN
t
- LLAPN
t
L APN
t
0.321062 0.6676
0.0014 -
Pertumbuhan dari LAPN R
2
: 0.3211 Pr F : 0.0945 Dw : 0.4307
Pada persamaan produktivitas padi NTB, jumlah penggunaan pupuk urea NTB tahun sebelumnya berpengaruh nyata secara positif. Produktivitas padi
responsif terhadap jumlah penggunaan pupuk tahun sebelumnya dengan elastisitas jangka pendek sebesar 0.514. Artinya apabila terjadi peningkatan jumlah
penggunaan pupuk sebesar satu persen, maka akan meningkatkan produktivitas padi NTB sebesar 0.514 persen pada jangka pendek.
Harga jual gabah tingkat petani NTB riil dan luas areal panen NTB tidak berpengaruh nyata secara positif menunjukan bahwa peningkatan harga jual gabah
tingkat petani NTB riil maupun peningkatan luas areal panen NTB tidak akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas padi di NTB.