Membangun Rencana Tata Ruang Kesepakatan RTRK a. Pemetaan area restorasi

5. KTPH Kelompok Tani Peduli Hutan

Masyarakat yang terlibat dalam proses implementasi program GCI termasuk ke dalam anggota kelompok KTPH. Kelompok ini dibentuk setelah dilakukannya SLR. Selain adanya pihak kunci yang berperan penting dalam proses implementasi program GCI ada juga pihak pembantu yang ikut serta dalam proses implementasi program GCI. Pihak-pihak tersebut diantaranya:

1. Puslitbang Kehutanan

Puslitbang Kehutanan Bapak Ismayadi mendukung dalam pemberian input pelaksanaan restorasi, termasuk sharing pengetahuan bagi masyarakat terkait restorasi.

2. Fakultas Kehutanan IPB

Mahasiswa Kehutanan membantu dalam kegiatan pengukuran ketinggian sumber air dan titik sepanjang jalur pipa yang direncanakan. Selain itu juga membantu digitasi peta.

3. Eksperties Air Waspola

Waspola mendukung dalam penyusunan desain dan rancangan biaya sarana air bersih di Kp.Padajaya termasuk pemberian input dalam persiapan non teknis dengan masyarakat.

4. JKPP Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif

JKPP mendukung dalam kegiatan pemetaan partisipatif secara substantive dan teknis digitasi peta.

5. Saung Tinta

Saung Tinta mendukung dalam kegiatan ketrampilan dari karung goni dan bekas kemasan plastik. Ikhtisar Program GCI didasarkan oleh kepedulian Chevron terhadap kondisi masyarakat dan kondisi wilayah corridor Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Proses implementasi program GCI melibatkan kerja sama multistakeholder. Masing – masing stakeholder menjalankan peran sesuai dengan tupoksinya masing – masing. Awal mula program GCI ditandai dengan kontrak kerja sama antara Chevron dengan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak BTNGHS. Sebelum pelaksanaan program dilakukan terlebih dahulu assesmen untuk mengetahui livelihood Asset masyarakat sekaligus penentuan lokasi. Pada pelaksanaan program terdapat beberapa perubahan yang tidak sesuai dengan rencana. Tujuan yang telah dicapai pun dalam program GCI masih belum semuanya terpenuhi. Program GCI yang baru dilaksanakan pada tahun pertama ini cukup menjadi pelajaran dan tantangan untuk pelaksanaan program GCI pada tahun mendatang. ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGUATAN PRINSIP KEMITRAAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDER Tingkat Penguatan Prinsip Kemitraan Program GCI dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja sama antar pihak. Prinsip kemitraan yang dimiliki dalam hubungan kerja sama antar stakeholder menjadi sangat penting untuk menilai kerja sama antar pihak. Dalam penelitian ini prinsip kemitraan yang di analisis dalam kerja sama antar stakeholder pada Program GCI di antaranya adalah adanya kesetaraan atau keseimbangan, transparansi dan saling menguntungkan. Kesetaraan atau keseimbangan equity Prinsip kesetaraan dalam penelitian ini merupakan pandangan responden mengenai adanya kesamaan kesempatan, saling menghormati, saling menghargai dan saling percaya dalam hubungan kemitraan. Tingkat kesetaraan atau keseimbangan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam bentuk kerja sama. Hasil penelitian terkait pandangan responden mengenai adanya prinsip kesetaraan atau keseimbangan dalam implementasi Program GCI akan disajikan dalam Gambar 4. Gambar 4 Persentase pandangan responden terkait prinsip kesetaraan Gambar 4 menunjukkan bahwa dari 33 responden, 97 persen menganggap prinsip kesetaraan tinggi, dan 3 rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat penguatan prinsip kesetaraan didominasi oleh kategori tinggi. Rincian jumlah responden terkait prinsip kemitraan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Jumlah dan persentase pandangan responden terkait prinsip kesetaraan Prinsip kesetaraan Jumlah responden n Persentase Tinggi 32 97 Rendah 1 3 Total 33 100 Rendah 3 Tinggi 97