Penguatan Kelembagaan Lokal a. SLR Sekolah Lapang Rakyat
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGUATAN PRINSIP KEMITRAAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI
STAKEHOLDER
Tingkat Penguatan Prinsip Kemitraan
Program GCI dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja sama antar pihak. Prinsip kemitraan yang dimiliki dalam hubungan kerja sama antar
stakeholder menjadi sangat penting untuk menilai kerja sama antar pihak. Dalam penelitian ini prinsip kemitraan yang di analisis dalam kerja sama antar
stakeholder pada Program GCI di antaranya adalah adanya kesetaraan atau keseimbangan, transparansi dan saling menguntungkan.
Kesetaraan atau keseimbangan equity
Prinsip kesetaraan dalam penelitian ini merupakan pandangan responden mengenai adanya kesamaan kesempatan, saling menghormati, saling menghargai
dan saling percaya dalam hubungan kemitraan. Tingkat kesetaraan atau keseimbangan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam bentuk kerja
sama. Hasil penelitian terkait pandangan responden mengenai adanya prinsip kesetaraan atau keseimbangan dalam implementasi Program GCI akan disajikan
dalam Gambar 4.
Gambar 4 Persentase pandangan responden terkait prinsip kesetaraan Gambar 4 menunjukkan bahwa dari 33 responden, 97 persen menganggap
prinsip kesetaraan tinggi, dan 3 rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat penguatan prinsip kesetaraan didominasi oleh kategori tinggi.
Rincian jumlah responden terkait prinsip kemitraan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Jumlah dan persentase pandangan responden terkait prinsip kesetaraan Prinsip kesetaraan
Jumlah responden n Persentase
Tinggi 32
97 Rendah
1 3
Total 33
100
Rendah 3
Tinggi 97
Pada Program GCI semua pihak yang terlibat saling dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dan keputusan yang dibuat didiskusikan secara bersama.
Dalam rapat koordinasi antar pihak yang melibatkan Chevron, KEHATI, RMI, BTNGHS dan masyarakat, setiap pihak diberikan kesempatan untuk berpendapat.
Pendapat yang dikemukakan oleh suatu pihak akan di hargai oleh pihak lain. Seperti halnya dalam rapat yang membicarakan masalah teknis penanaman,
masing
– masing pihak seperti BTNGHS dan KEHATI memiliki cara penentuan jarak tanam yang berbeda. Dalam rapat didiskusikan bersama, hingga mencapai
hasil kesepakatan bersama. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat kesetaraan dalam mengemukakan pendapat. Hal tersebut menjadi poin penting sebagai alasan
tingginya pandangan responden terait prinsip kesetaraan. Berikut hasil wawancara kepada informan terkait prinsip kesetaraan:
“...Setiap kesepakatan yang dibuat berdasarkan keputusan bersama, seperti halnya pihak Chevron tidak dapat membuat keputusan sendiri
tanpa adanya persetujuan dari pihak BTNGHS... ” Bapak WS
Lampiran 5 “...Masing-masing pihak yang terlibat dalam Program GCI,
mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang setara sesuai dengan tupoksinya masing
– masing...” Bapak DS Lampiran 5
Transparansi
Prinsip transparansi dalam penelitian ini merupakan pandangan responden mengenai keterbukaan tiap
– tiap stakeholder dalam memberikan informasi terkait pelaksanaan Program GCI. Hasil penelitian terkait pandangan responden
mengenai adanya prinsip transparansi dalam Program GCI akan disajikan dalam Gambar 5.
Gambar 5 Persentase pandangan responden terkait tingkat trasparansi stakeholder Gambar 5 menunjukkan bahwa dari 33 responden, paling banyak
responden menganggap tingkat transparansi stakeholder yaitu dalam kategori rendah sekitar 76. Sedangkan responden dengan kategori prinsip transparansi
tinggi sekitar 24. Merujuk pada Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa prinsip
Rendah 76
Tinggi 24
transparansi menurut pandangan responden paling banyak dalam kategori rendah. Rincian pandangan responden terkait prinsip transparansi dapat dilihat pada Tabel
10.
Tabel 10 Jumlah dan persentase pandangan responden terkait tingkat transparansi
Prinsip transparansi Jumlah responden n
Persentase Tinggi
8 24
Rendah 25
76 Total
33 100
Tingkat transparansi sering kali diidentikkan dengan masalah keuangan. Dana Program GCI dari Chevron di berikan kepada KEHATI untuk dikelola.
KEHATI sendiri mengakui sudah bertindak transparan dan laporan terkait dana sudah diberikan, terutama kepada Chevron.
“...Apakah harus setransparan itu, apakah harus diperlihatkan kepada semua pihak?.. Apakah boleh orang melihat pembukuan
kita?”. Setiap tahun KEHATI pun di audit dan nilainya juga tidak menjadi masalah. Dalam transparansi juga ada batasan, dan dapat
ditujukan pada tingkat mana. Kewajiban KEHATI sendiri memberikan report kepada Chevron, tentu dengan format yang berbeda untuk
laporan kepada yang lainnya.
..” Bapak MS Lampiran 5 Masyarakat peserta program merasa sebaliknya, masyarakat menganggap
tidak mengetahui secara persis dana yang dianggarkan baik oleh RMI maupun KEHATI sendiri. Masyarakat tidak dilibatkan dalam perencanaan anggaran,
mereka menerima dana yang sudah dianggarkan.
“...Kalau masalah dana kita masyarakat enggak tahu yang diberikan kepada RMI berapa.. kita pernah menanyakannya.. mereka
RMI bilang dana yang dikeluarkan juga banyak buat ini itu.. tapi tidak pernah disebutkan persisnya berapa...
” Ibu J Lampiran 5 “...Pada perancangan biaya awal masyarakat tidak dilibatkan karena
jika masyarakat tahu nanti orientasinya akan berubah lebih berfokus pada uang bukan kemandirian, terlebih lagi dana yang dianggarkan
sangat besar.. Transparan tidak mesti telanjang..
.” Bapak WS Lampiran 5
Di sisi lain, masyarakat sendiri kurang transparan dalam masalah bibit, bibit yang ditanam tidak sesuai dengan perencanaan pada awalnya. RMI
mengakui bahwa kondisi pendamping pada saat itu kurang memungkinkan untuk terlibat langsung pada waktu penanaman. Pada akhirnya hal tersebut menjadi
persoalan yang berakibat dilakukannya penanaman ulang. Penanaman ulang tersebut menggunakan dana RMI sebagai bukti tanggung jawab RMI itu sendiri.