Kegiatan Penunjang Lainnya Partisipasi Stakeholder dalam Implementasi Program Green Corridor Initiative (GCI), PT Chevron Geothermal

transparansi menurut pandangan responden paling banyak dalam kategori rendah. Rincian pandangan responden terkait prinsip transparansi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah dan persentase pandangan responden terkait tingkat transparansi Prinsip transparansi Jumlah responden n Persentase Tinggi 8 24 Rendah 25 76 Total 33 100 Tingkat transparansi sering kali diidentikkan dengan masalah keuangan. Dana Program GCI dari Chevron di berikan kepada KEHATI untuk dikelola. KEHATI sendiri mengakui sudah bertindak transparan dan laporan terkait dana sudah diberikan, terutama kepada Chevron. “...Apakah harus setransparan itu, apakah harus diperlihatkan kepada semua pihak?.. Apakah boleh orang melihat pembukuan kita?”. Setiap tahun KEHATI pun di audit dan nilainya juga tidak menjadi masalah. Dalam transparansi juga ada batasan, dan dapat ditujukan pada tingkat mana. Kewajiban KEHATI sendiri memberikan report kepada Chevron, tentu dengan format yang berbeda untuk laporan kepada yang lainnya. ..” Bapak MS Lampiran 5 Masyarakat peserta program merasa sebaliknya, masyarakat menganggap tidak mengetahui secara persis dana yang dianggarkan baik oleh RMI maupun KEHATI sendiri. Masyarakat tidak dilibatkan dalam perencanaan anggaran, mereka menerima dana yang sudah dianggarkan. “...Kalau masalah dana kita masyarakat enggak tahu yang diberikan kepada RMI berapa.. kita pernah menanyakannya.. mereka RMI bilang dana yang dikeluarkan juga banyak buat ini itu.. tapi tidak pernah disebutkan persisnya berapa... ” Ibu J Lampiran 5 “...Pada perancangan biaya awal masyarakat tidak dilibatkan karena jika masyarakat tahu nanti orientasinya akan berubah lebih berfokus pada uang bukan kemandirian, terlebih lagi dana yang dianggarkan sangat besar.. Transparan tidak mesti telanjang.. .” Bapak WS Lampiran 5 Di sisi lain, masyarakat sendiri kurang transparan dalam masalah bibit, bibit yang ditanam tidak sesuai dengan perencanaan pada awalnya. RMI mengakui bahwa kondisi pendamping pada saat itu kurang memungkinkan untuk terlibat langsung pada waktu penanaman. Pada akhirnya hal tersebut menjadi persoalan yang berakibat dilakukannya penanaman ulang. Penanaman ulang tersebut menggunakan dana RMI sebagai bukti tanggung jawab RMI itu sendiri. “...Kesalahan tersebut hilangnya bibit mungkin juga terjadi karena masyarakat baru pertama kali menerima uang besar sehingga terlihat agak “main – main”.. Namun sekarang sudah dapat dipastikan jumlah pohon sesuai dengan data sekarang.. Karena kondisi pendamping yang kurang memungkinkan sehingga terjadi kejadian tersebut, biasanya RMI ikut mendampingi pada saat penanaman bahkan ikut serta menanam.. .” Ibu N Lampiran 5 Dalam hal ini transparansi masih dibilang perlu ditingkatkan karena masih terdapat kecurigaan antar pihak yang mungkin diakibatkan oleh komunikasi dan penyampaian informasi yang kurang baik. Saling Menguntungkan Prinsip saling menguntungkan merupakan pandangan responden mengenai manfaat dalam kemitraan yang terjalin di antara stakeholder terutama dalam proses implementasi program GCI. Hasil penelitian terkait pandangan responden mengenai adanya prinsip saling menguntungkan dalam proses implementasi program GCI akan disajikan dalam gambar 6. Gambar 6 Pandangan responden terkait prinsip saling menguntungkan Gambar 6 menunjukkan dari 33 responden, 91 responden menyatakan bahwa prinsip saling menguntungkan dalam kategori tinggi. Sedangkan 9 responden menyatakan prinsip saling menguntungkan dalam kategori rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pandangan responden terkait prinsip saling menguntungkan paling banyak pada kategori tinggi. Rincian pandangan responden terkait prinsip saling menguntungkan dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah dan persentase pandangan responden terkait prinsip saling menguntungkan Prinsip saling menguntungkan Jumlah responden n Persentase Tinggi 30 91 Rendah 3 9 Total 33 100 Rendah 9 Tinggi 91 Pihak yang terlibat dalam program GCI pada umumnya sudah merasakan manfaat dari pelaksanaan program GCI. Hal ini membuat kerja sama antar pihak yang dapat dikatakan baik. Masyarakat sendiri merasakan manfaat baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Manfaat jangka pendek yang diterima dan diakui oleh masyarakat yaitu adanya manfaat ekonomi baik dari hasil penjualan bibit maupun upah penanaman dan perawatan. Sedangkan untuk jangka panjang masyarakat sendiri mengakui program GCI bermanfaat untuk kelestarian hutan, yang pada akhirnya berguna bagi anak cucu mereka. “...Untuk manfaat Alhamdulillah ada, karena kalau dibiarkan saja gunung akan gundul. Kemanfaatannya untuk masa depan, apalagi jika pertumbuhan kayunya bagus, tapi itu semua tergantung perawatan.. bapak sendiri merasakan manfaatnya baik jangka pendek, untuk makan sehari – hari dan apalagi untuk masa depannya, lumayan untuk anak cucu.. .” Bapak U Lampiran 5 RMI, KEHATI dan BTNGHS juga merasakan manfaat pelaksanaan program GCI yaitu sebagai pencapaian visi dan misi organisasi mereka. Sedangkan untuk Chevron sendiri manfaatnya adalah untuk kelanjutan perusahaan Chevron sendiri karena dengan dilakukannya penanaman hutan akan semakin baik, hutan yang bagus akan menghasilkan geotermal yang lebih baik. Di samping itu, program GCI juga bermanfaat untuk meningkatkan citra perusahaan. Tingkat Penguatan Prinsip Kemitraan Berikut hasil penelitian tingkat penguatan prinsip kemitraan dalam pengimplementasian program GCI Green Corridor Initiative, setelah melakukan penelitian untuk mengetahui jumlah dan Persentase tingkat penguatan prinsip kemitraan yang akan disajikan dalam Gambar 7. Gambar 7 Persentase pandangan responden berdasarkan tingkat penguatan prinsip kemitraan rendah 9 Tinggi 91 Berdasarkan Gambar 7, di peroleh data bahwa pandangan responden terhadap penguatan prinsip kemitraan 91 dalam kategori kuat, sedangkan untuk kategori lemah sekitar 9. Pandangan responden terkait penguatan prinsip kemitraan yang sebagian besar dalam kategori kuat disebabkan oleh tingginya pandangan responden tentang adanya prinsip kesetaraan dan prinsip saling menguntungkan. Rincian pandangan responden terkait prinsip transparansi dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jumlah dan persentase pandangan responden terkait penguatan prinsip kemitraan Penguatan prinsip kemitraan Jumlah responden n Persentase Kuat 30 91 Lemah 3 9 Total 33 100 Tingkat Partisipasi Stakeholder Menurut Nasdian 2014, dalam bentuk collaboratif patnership terdapat beberapa syarat yang dapat dijadikan indikator atau alat ukur tingkat partisipasi stakeholder itu sendiri, yaitu adanya pertukaran informasi, resources sharing, meningkatkan kapasitas, dan membangun kepercayaan. Pertukaran Informasi Pertukaran informasi dalam penelitian ini merupakan pandangan responden terkait adanya pertukaran informasi antar stakeholder yang ditandai dengan adanya komunikasi antar stakeholder terutama mengenai peran dan pengetahuan yang dimiliki masing - masing stakeholder. Misalnya para stakeholder saling bertukar informasi terkait kebutuhan dan sumberdaya yang mereka miliki untuk memenuhi tujuan bersama. Hasil penelitian terkait pandangan responden mengenai adanya pertukaran informasi dalam proses implementasi Program GCI akan disajikan dalam Gambar 8. Gambar 8 Persentase pandangan responden terkait tingkat pertukaran informasi Rendah 36 Tinggi 64