Hasil Penelitian Sebelumnya Perancangan kemasan untuk transportasi buah manggis

Tabel 8 Nilai konversi faktor keamanan untuk berbagai penyebab penurunan kekuatan pengemas Faktor penyebab Nilai konversi Pembuatan fabrikasi 0.95 Pengangkutan Lokal Luar negeri 0.85 0.80 Kelembaban Barang fabrikasi Produk pertanian 0.70 0.60 Penyimpanan 2 bulan 3 bulan 6 bulan 1 tahun 0.85 0.80 0.75 0.65 Sumber : Renggo Co.,Ltd., 1990

2.7 Hasil Penelitian Sebelumnya

Paklamjeak et al. 1988 membuat prototipe kemasan ekspor untuk varietas durian cha-nee dan monthong. Dimensi prototipe adalah 480 mm x 450 mm x 230 mm dengan 2.5 area ventilasi dengan berat kemasan kotor sebesar 13 kg. Tipe kemasan yang digunakan adalah regular slotted container RSC dengan compression strength sebesar 466 kgf dan full telescope half slotted container FTC dengan compression strength sebesar 800 kgf. Tipe kemasan pertama cukup kuat untuk distribusi durian ke negara- negara tetangga Thailand, seperti Singapura dan Brunei Darussalam. Sedangkan tipe kemasan kedua dapat digunakan untuk distribusi durian ke negara- negara yang lokasinya lebih jauh Taiwan dan Kanada. Hasil penelitian Waluyo 1990 menunjukkan bahwa kerusakan fisik buah-buahan pasca transportasi dipengaruhi oleh varietas buah, jenis kemasan, pola susunan buah dalam kemasan dan lama transportasi. Penelitian dilakukan terhadap 3 tiga va rietas buah jeruk Citrus sinensis, C. nobilis, dan C. reticulata. Semakin lama transportasi maka kerusakan fisik yang terjadi juga makin besar, kerusakan fisik buah jeruk yang mengalami simulasi transportasi selama 8 delapan jam mencapai 4.40 sedangkan pada simulasi selama 4 empat jam mencapai 1.99. Simulasi pengangkutan truk selama 4 empat dan 8 delapan jam masing- masing setara dengan perjalanan sepanjang 653 km dan 1,307 km dengan amplitudo getaran 1.74 km pada jalan luar kota. Studman 1999 meneliti pengaruh kemasan terhadap tingkat kerusakan fisik memar akibat transportasi dengan menggunakan metode finite element pada buah apel di Selandia Baru. Hasil percobaan menunjukkan bahwa persentase memar buah apel yang disusun dalam kardus berkapasitas 100 buah apel lebih rendah daripada buah apel yang disusun dalam kardus berkapasitas 88 buah apel, masing - masing berkisar 15 - 73 dan 53 - 94. Sebuah Program komputer yang dikembangkan oleh Darmawati 1994 untuk perancangan karton ge lombang pada transportasi buah-buahan berbentuk bulat dengan menggunakan bahasa program QUICK BASIC. Buah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jeruk siam berdiameter antara 5.7 mm – 6.7 mm dan berat rata-rata individu buah 119 g. Hasil rancangan yang direkomendasikan adalah dimensi luar kemasan 523.55 mm x 390.305 mm x 212.645 mm dan berat kemasan 22.63 kg. Hasil percobaan menunjukkan tingkat kerusakan buah dalam kemasan yang dinyatakan sebagai presentasi penurunan nilai kekerasan dan IKS indeks kememaran setara dipengaruhi oleh tipe flute dan ketebalan karton gelombang. Pada kondisi pengangkutan yang sama, penggunaan karton gelombang yang lebih tebal tidak memberikan perlindungan yang lebih baik bila berat bersih tiap kemasan diubah walau jumlah kemasan yang ditumpuk lebih sedikit. Sebaliknya, penggunaan karton gelombang dengan ketebalan yang lebih rendah masih mampu memberikan perlindungan yang baik terhadap buah yang dikemas bila kondisi pengangkutan disesua ikan dengan kekuatan kemasan yang ada. Kuntadi 2005 melakukan pengembangan sistem bantu komputer untuk perancangan kemasan distribusi buah-buahan berbentuk elips dimana buah yang digunakan adalah buah tomat dengan berat individu rata-rata adalah 119.69 g, diameter mayor 71.91 mm, diameter minor 54.30 mm, berat isi kemasan 9 kg dan kelas jalan buruk aspal, perkiraan jarak tempuh 85 km. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh a dimensi luar kemasan sebesar 281 mm x 252 mm x 213 mm dengan compression strength sebesar 205.05 kgf. Jenis flute yang direkomendasikan adalah flute B dengan berat kemasan total 9.234 kg. b penyusunan buah tomat dengan pola fcc menghasilkan jumlah lapisan per box sebanyak 5 lapisan dengan jumlah buah untuk tiap lapisan sebanyah 15 buah. Aspihani 2006 meneliti tentang pengaruh tipe kemasan, bahan kemasan dan penggunaan ventilasi terhadap kekuatan kemasan peti karton untuk distribusi. Hasil penelitian disampaikan bahwa penggunaan flute A untuk tipe kemasan RSC dan FTC menghasilkan compression strength yang lebih baik daripada penggunaan flute B, sedangkan untuk tipe kemasan RSC flute AB memiliki compression strength setara dengan tipe kemasan FTC flute B. Pengaruh tipe flute terhadap compression strength kemasan selain tergantung pada ketebalan juga tergantung pada gramatur kertas yang digunakan. Napitulu et al. 2001 menyatakan bahwa kehilangan pascapanen yang dialami oleh salak Sidimpuan yang dikemas dalam karung anyaman pandan berkapasitas 35 - 50 kgkarung adalah sebesar 26.3 – 29.8 setelah ditransportasikan selama 18 jam dan disimpan selama 1 hari. Selanjutnya dengan kondisi transportasi dan penyimpanan yang sama, kehilangan pascapanen yang dialami produk mengalami penurunan menjadi 14.3 bila produk dikemas menggunakan karton gelombang berukuran 40 cm x 30 cm x 20 cm dengan kapasitas 10 kg - 11 kg. III PENDEKATAN MASALAH Dari beberapa data yang diperoleh di lapangan, diketahui bahwa kerusakan pascapanen pasca transportasi pada buah manggis masih cukup besar bahkan mencapai 20. Kerusakan yang terjadi ini tidak hanya disebabkan oleh faktor resiko lingkungan suhu, dan kelembaban tetapi juga disebabkan oleh resiko fisik gesekan, benturan, tekanan. Resiko fisik berupa gesekan, benturan dan tekanan merupakan penyebab terjadinya kerusakan mekanis. Produk pertanian yang telah mengalami kerusakan mekanis akan lebih rentan terhadap kerusakan fisiologis dan biologis yang selanjutnya akan menurunkan mutu produk itu sendiri. Kerusakan mekanis ini bisa timbul karena kondisi transportasi, seperti kemasan yang digunakan dan sarana transportasi serta penanganan yang kurang tepat selama pengangkutan. Kemasan yang baik adalah yang mampu menekan tingkat kerusakan selama produk tersebut didistribusikan. Karton gelombang merupakan salah satu bahan kemas yang dapat digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan kemas lainnya. Kelebihan tersebut diantaranya mudah dibentuk, memiliki permukaan yang halus, dapat didaur ulang, memiliki ketahana n terhadap getaran, tekanan, kerapuhan, tumpukan dan daya jatuh. Disamping itu karton gelombang adalah jenis bahan kemas yang sudah dikenal dan umum digunakan dengan biaya yang relatif murah. Selain bahan kemas, aspek yang perlu dicermati untuk menekan kerusakan pascapanen selama transportasi adalah pola sus unan buah di dalam kemasan. Pola susunan buah yang baik adalah pola penyusunan yang kokoh dengan penggunaan ruang yang lebih baik sehingga benturan dan gesekan antar produk dapat dihindari. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, pola fcc merupakan pola yang paling optimal. Pada pola fcc kepadatan kemasan memiliki kisaran tertentu sehingga memberi ruang dalam kemasan untuk pertukaran udara agar buah tidak busuk dan kemasan tidak lembab. Respirasi produk selama berada dalam kemasan merupakan proses fisiologis yang tidak dapat dihindari, maka untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh faktor tersebut, pada kemasan dibuat ventilasi udara. Dalam penelitian ini pengaruh ventilasi kemasan tidak akan diamati sehingga ventilasi dibuat sama untuk setiap kemasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aspihani 2006 diketahui bahwa penggunaan ventilasi sebesar 3 dan 5 memberikan penga ruh sangat nyata terhadap kekuatan kemasan, sementara penggunaan ve ntilasi sebesar 2 dari luas permukaan kemasan tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kekuatan kemasan. Beberapa batasan lainnya yang digunakan pada penelitian perancangan kemasan buah manggis ini adalah : A. Produk yang dikemas Faktor produk yang diperhatikan adalah ukuran, berat, dan bentuk geometri buah. Ukuran buah yang dimaksud adalah diameter rata-rata buah baik diame ter mayor maupun diameter minor dan berat buah adalah berat rata-rata tiap individu buah yang akan dikemas. Bentuk buah manggis didekati dengan bentuk bulat. Pada pola penyusunan fcc, bagian tangkai buah akan berada diantara buah pada lapisan diatasnya. Bagian tangkai ini memiliki tinggi maksimal adalah setengah dari tinggi buah pada sumbu x sehingga tidak akan rusak oleh tumpukan buah yang ada diatasnya. 2b 2a Gambar 8 Ilustrasi asumsi bentuk buah manggis B. Kapasitas kemasan Kapasitas kemasan yang digunakan adalah kapasitas dimana sistem penanganan saat diangkut dan dibongkar menggunakan tenaga manusia dan sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Kapasitas kemasan yang digunakan adalah 8 kg dan 15 kg. IV BAHAN DAN METODE

4.1 Bahan dan Alat