tersebut  menunjukkan  bahwa pola  fcc  pada masing- masing kapasitas kemasan memiliki perubahan susut bobot yang lebih rendah dibandingkan pola jumble.
Hasil analisis sidik ragam  Lampiran  11  menunjukkan  perlakuan pola pengaturan, kapasitas kemasan dan interaksinya berpengaruh nyata terhadap
perubahan susut bobot.  Setelah dilakukan uji lanjut interaksi antar perlakuan Tabel 22 dihasilkan bahwa perlakuan K
8
P
j
berbeda nyata dengan tiga perlakuan lainnya  sementara  perlakuan
K
8
P
f ,
K
15
P
j
dan perlakuan  K
15
P
f
memberikan pengaruh  yang  tidak
berbeda antar  perlakuan.
Gambar 29  Grafik  perubahan susut bobot
5.9 Kekerasan Kulit Buah
Salah satu indikator kerusakan pada buah manggis adalah  kekerasan kulit buah dan konsumen  tidak menyukai buah manggis dengan kondisi keras karena
akan lebih sulit untuk dibuka. Perubahan kekerasan kulit buah selama pengamatan dilakukan pada empat titik berbeda dalam satu buah yang sama menggunakan
rheometer. Tingkat kekerasan yang rendah ditunjukkan oleh  angka hasil pengukuran yang kecil dan sebaliknya, tingkat kekerasan yang tinggi ditunjukkan
oleh angka pengukuran yang besar.  Hal ini berhubungan dengan penusukkan jarum rheometer pada permukaan kulit buah yang diamati. Semakin keras bahan
yang diamati, maka gaya yang dibutuhkan untuk menusukkan jarum pun akan
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
2 4
6 8
10 12
Susut Bobot
Waktu Hari
fcc 8 kg Jumble 8 kg
fcc 15 kg Jumble 15 kg
semakin besar sehingga angka hasil pengukuran yang dihasilkan juga semakin tinggi.
Perubahan kekerasan dari waktu kewaktu selama pengamatan, memiliki nilai yang fluktuatif Gambar 30. Ini dikarenakan  pengujian nilai kekerasan yang
dilakukan berasal dari individu buah yang tidak sama, namun kecenderungan garis yang terbentuk untuk beberapa perlakuan  menunjukkan  perubahan nilai yang
tidak jauh berbeda.
Gambar 30 Grafik perubahan nilai kekerasan kulit buah manggis Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut  Lampiran  12  menunjukkan
bahwa  perlakuan pola pengaturan, kapasitas kemasan dan interaksinya memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kekerasan buah manggis. Dari
rerata perubahan kekerasan buah selama pengamatan Tabel  23  diperoleh  nilai kekerasan terendah pada perlakuan K
15
P
f
yaitu sebesar 0.67  kgf dan sebaliknya nilai kekerasan tertinggi diperoleh   pada perlakuan K
8
P
j
yaitu sebesar 0.78. Sama halnya dengan kondisi parameter lainnya, perubahan kekerasan pun  menujukan
hal yang sama yaitu perlakuan K
8
P
j
menunjukkan  tingkat kerusakan yang lebih tinggi dan perlakuan K
15
P
f
menunjukkan tingkat kerusakan terendah dibandingkan perlakuan lainnya.
Tingginya nilai kekerasan  kulit manggis salah satunya disebabkan  oleh adanya penguapan air. Penguapan cairan pada ruang-ruang antar sel menyebabkan
sel menciut sehingga ruang antar sel meyatu dan zat pektin menjadi saling
0,00 0,30
0,60 0,90
1,20 1,50
2 4
6 8
10 12
Kekerasan Kgf
Waktu Hari
fcc 8 jumble 8
fcc 15 jumble 15
berikatan  dan  hal ini memacu pengerasan pada kulit manggis.  Rerata nilai kekerasan tertinggi dihasilkan  pada perlakuan K
8
P
j
dapat diartikan kehilangan air yang terjadi pada perlakuan tersebut juga lebih tinggi dibandingkan perlakuan
lainnya. Hal ini didukung oleh susut bobot    dan laju respirasi  yang  tinggi  pada perlakuan tersebut.  Banyaknya gesekan dan  tingkat kerusakan buah pada
perlakuan K
8
P
j
memacu laju respirasi menjadi semakin besar, yang   menyebabkan jumlah air yang dihasilkan juga semakin  banyak, akibatnya kekerasan kulit
manggis juga menjadi semakin besar.  Hal lainnya yang menyebabkan besarnya nilai kekerasan pada perlakuan tersebut adalah karena gesekan pada permukaan
kulit buah  yang besar  sehingga  kulit buah kehilangan pelapis alaminya. Kondisi ini memacu penguapan air yang terjadi pada permukaan kulit buah.
Selain diakibatkan oleh  kehilangan  air, kekerasan kulit manggis diduga disebabkan oleh pecahnya dinding sel  akibat dari benturan yang intensif antar
buah selama transportasi. Dinding sel yang rusak akan  memacu pecahnya pektin yang berada didalamnya,  yang selanjutnya  menyebabkan timbulnya  getah pada
ruang antar sel  dan getah tersebut  mengakibatkan  kekerasan pada kulit buah manggis.  Pantastico 1997  menyatakan  pertukaran gas, kehilangan air dan
kerusakan mekanis semuanya dimulai dari permukaan buah. Tabel 23 Hasil uji  lanjut interaksi perlakuan terhadap kekerasan kulit buah
Perlakuan Rerata kekerasan buah
manggis kgf Notasi
Kapasitas 8 Jumble K
8
P
j
Kapasitas 8 Fcc K
8
P
f
Kapasitas 15 JumbleK
15
P
j
Kapasitas 15Fcc K
15
P
f
0.783 0.705
0.707 0.676
a a
a a
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5
5.10 Total Padatan Terlarut