kemasan yang lebih luas akan memperluas bidang tekan kemasan  sehingga kemampuan menahan bebannya pun menjadi lebih banyak.
5.5 Tahap III Simulasi Transportasi
Data berat bersih dan jumlah buah tiap kapasitas Tabel 16, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah buah maupun berat bersih antara pola  fcc
dengan pola jumble  pada dimensi kemasan yang sama.  Jumlah buah yang dapat dikemas  dengan pola  fcc  30 lebih banyak  dibandingkan  buah yang dikemas
menggunakan  pola jumble  pada dimensi kemasan yang sama. Perbedaan jumlah dan berat ini dikarenakan pada pola fcc, buah diatur dan disusun dengan pola yang
sama antara buah sehingga penggunaan ruang  menjadi  lebih efektif.  Selain itu, pada pola jumble buah dikemas menggunakan  net foam  sebelum dimasukkan ke
dalam kemasan karton. Penambahan  net foam  dimaksudkan untuk melindungi buah dari goresan dan benturan yang terjadi, namun dengan kondisi tersebut
jumlah buah yang dapat dikemas menjadi lebih sedikit.    Pengaturan buah untuk masing- masing pola dapat dilihat dalam Gambar 23.
Buah yang telah diatur dalam kemasan selanjutnya diuji menggunakan meja getar. Setelah  digetarkan kondisi buah pada masing- masing kemasan
mengalami perub ahan.  Buah yang disusun menggunakan pola  fcc  baik pada kemasan 8 kg maupun 15 kg mengalami perubahan pada lapisan  teratas,
sementara pada lapisan lainnya susunan buah tidak berubah. Perubahan susunan dikarenakan  buah memiliki kedudukan yang kompak  sehingga goncangan yang
terjadi selama proses transportasi tidak memberikan pengaruh yang besar pada perubahan isi kemasan.  Berbeda dengan pola  fcc, buah dengan pola jumble
mengalami banyak perubahan susunan. Perubahan    tidak    hanya pada susunan teratas, akan tetapi hampir diseluruh lapisan susunan. Perubahan susunan  buah
ini terjadi karena pada pola jumble, jumlah buah dalam satu kemasan lebih sedikit sehingga ruang antar buah yang ada menjadi lebih banyak.  Jumlah celah dan
ruang tersebut menyebabkan kedudukan  buah dalam kemasan  menjadi tidak kompak. Selain terjadi perubahan susunan yang cukup banyak,  penyusunan  buah
dengan  pola jumble menyebabkan pelapis buah net foam mengalami kerusakan seperti robek. Susunan buah setelah digetarkan  ditampilkan pada Gambar 24.
a
b Gambar 23
Pengaturan  susunan  buah dalam kemasan a pola  fcc;  b pola jumble sebelum digetarkan
a b
Gambar 24  Pengaturan  susunan  buah dalam kemasan a pola  fcc;    b  pola jumble setelah digetarkan
Selama produk ditransportasikan, kondisi jalan  di lapang  memiliki permukaan yang tidak rata  dan ketidakrataan tersebut  menyebabkan produk
mengalami goncangan dan  getaran. Tingkat ketidakrataan  jalan disebut  amplitudo dan  intensitas terjadinya goncangan akibat dari kondisi yang tidak rata tersebut
dinamakan frekuensi. Untuk mendapatkan kondisi seperti yang terjadi di jalan, simulasi transportasi dilakukan di atas meja getar dengan frekuensi rata-rata 3.50
Hz dan amplitudo rata-rata  4.61 cm  yang digetarkan selama 3 jam. Berdasarkan
hasil perhitungan,  kondisi tersebut setara dengan perjalanan sejauh  477.5  km menggunakan kendaraan truk berfrekuensi 1.4 Hz dan amplitudo 1.74 cm  melalui
perjalanan luar kota.  Kondisi tersebut dapat mewakili jarak tempuh antara pusat produksi manggis menuju tempat dimana manggis akan diekspor.  Kesetaraan
panjang jalan yang ditempuh dapat dilihat  pada  Lampiran  8.  Sudibyo 1992 menyatakan bahwa selama  produk diangkut menggunakan  kendaraan truk,
goncangan yang  dominan  terjadi  adalah pada arah  vertikal. Goncangan lainnya berupa puntiran dan bantingan diabaikan karena memiliki frekuensi yang sangat
kecil. Berdasarkan kondisi tersebut, maka  penggunaan meja getar sebagai alat untuk simulasi transportasi  telah  sesuai karena goncangan  dominan  yang
dihasilkan meja getar berupa goncangan pada arah vertikal. Kemasan di  atas meja getar diatur  dengan tinggi sebanyak 1 tumpukan
pada setiap kapasitas kemasan, baik pola fcc  maupun pola  jumble Gambar 25a.
Kemasan pada tumpukan teratas memiliki berat yang sama dengan  kemasan dibawahnya  dan  setelah digetarkan selama 3 jam,  posisi kemasan diatas meja
getar mengalami  pergeseran Gambar 25 b. Pergeseran  kemasan disebabkan oleh getaran dan  goncangan selama  simulasi. Getaran dan goncangan tersebut
mempresentasikan getaran sarana pengangkutan dan kondisi jalan selama produk ditransportasikan.
a b
Gambar 25  Kondisi kemasan diatas  meja getar a sebelum simulasi; b setelah simulasi
5.6 Pengaruh Perlakuan Terhadap  Laju Respirasi