berikatan dan hal ini memacu pengerasan pada kulit manggis. Rerata nilai kekerasan tertinggi dihasilkan pada perlakuan K
8
P
j
dapat diartikan kehilangan air yang terjadi pada perlakuan tersebut juga lebih tinggi dibandingkan perlakuan
lainnya. Hal ini didukung oleh susut bobot dan laju respirasi yang tinggi pada perlakuan tersebut. Banyaknya gesekan dan tingkat kerusakan buah pada
perlakuan K
8
P
j
memacu laju respirasi menjadi semakin besar, yang menyebabkan jumlah air yang dihasilkan juga semakin banyak, akibatnya kekerasan kulit
manggis juga menjadi semakin besar. Hal lainnya yang menyebabkan besarnya nilai kekerasan pada perlakuan tersebut adalah karena gesekan pada permukaan
kulit buah yang besar sehingga kulit buah kehilangan pelapis alaminya. Kondisi ini memacu penguapan air yang terjadi pada permukaan kulit buah.
Selain diakibatkan oleh kehilangan air, kekerasan kulit manggis diduga disebabkan oleh pecahnya dinding sel akibat dari benturan yang intensif antar
buah selama transportasi. Dinding sel yang rusak akan memacu pecahnya pektin yang berada didalamnya, yang selanjutnya menyebabkan timbulnya getah pada
ruang antar sel dan getah tersebut mengakibatkan kekerasan pada kulit buah manggis. Pantastico 1997 menyatakan pertukaran gas, kehilangan air dan
kerusakan mekanis semuanya dimulai dari permukaan buah. Tabel 23 Hasil uji lanjut interaksi perlakuan terhadap kekerasan kulit buah
Perlakuan Rerata kekerasan buah
manggis kgf Notasi
Kapasitas 8 Jumble K
8
P
j
Kapasitas 8 Fcc K
8
P
f
Kapasitas 15 JumbleK
15
P
j
Kapasitas 15Fcc K
15
P
f
0.783 0.705
0.707 0.676
a a
a a
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5
5.10 Total Padatan Terlarut
o
Brix
Buah dan sayuran menyimpan karbohidrat sebagai persediaan bahan energi untuk melangsungkan hidupnya. Proses pematangan dan pembusukan akan
meyebabkan kandungan karbohidrat dan gula berubah. Gula-gula utama dalam buah manggis adalah fruktosa glukosa dan sukrosa. Hubungan antara TPT dan
total kandungan gula adalah bahwa hampir semua total padatan terlarut dalam sari daging buah manggis terbentuk dari glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Kandungan nilai TPT selama pengamatan mengalami perubahan yang fluktua tif Gambar 31, namun kandungan TPT antar perlakuan berada dalam
kisaran yang kecil yaitu antara 15.79
o
Brix – 18.80
o
Brix dan kecenderungan perubahan nilainya adalah tetap. Berdasarkan grafik selanjutnya dapat dilihat
bahwa perlakuan K
8
P
j
mengalami kecenderungan perubahan nilai TPT yang berbeda dari perlakuan lainnya. Nilai TPT pada perlakuan K
8
P
j
menunjukkan perubahan yang lebih cepat dibanding perlakuan lainnya. Perubahan ini mulai
terlihat mulai hari ke 2 nilai TPT cenderung lebih tinggi dan pada hari ke 9 nilai TPT mengalami penurunan sementara perlakuan lainnya lebih tinggi. Kondisi ini
dikarenakan degradasi glukosa pada perlakuan K
8
P
j
lebih cepat dibandingkan perlakuan lainnya, karena pengaruh laju respirasi yang cepat. Tingginya tingkat
kerusakan memacu laju respirasi lebih tinggi. Kondisi tersebut didukung oleh hasil analisis mutu berupa laju respirasi, susut bobot dan kekerasan perlakuan K
8
P
j
memberikan nilai yang tertinggi. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Lampiran 13 menunjukkan
bahwa perlakuan kapasitas kemasan, pola pengaturan dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan TPT ini dikarenakan buah yang diamati
berasal dari individu yang berbeda.
Gambar 31 Grafik perubahan nilai TPT
5 10
15 20
25
2 4
6 8
10 12
TPT 0 Brix
Waktu hari
fcc 8 jumble 8
fcc 15 jumble 15
5.11 Analisis Biaya Penggunaan Kemasan Hasil Rancangan
Analisis biaya dilakukan untuk mengetahui tingkat kerugian dan keuntungan secara ekonomi akibat kerusakan fisik pasca simulasi transportasi
terhadap kemasan hasil rancangan Lampiran 14. Beberapa asumsi digunakan dalam perhitungan, diantaranya kemasasan hasil rancangan dibuat oleh pabrik
kemasan dan buah manggis diangkut menggunakan truk sewaan menuju pihak eksportir. Harga jual buah manggis mutu eksport adalah Rp 35 000.00kg,
sedangk an daya angkut truk sebesar 2400 kg dengan dimensi bak truk 4 m x 1.75 m x 2.5 m. Untuk menghindari kerusakan kemasan terbawah akibat beban
kemasan diatasnya, maka kemasan diatur dengan jumlah susunan tidak melebihi kekuatan tekan maksimum masing masing kapasitas kemasan Tabel 17.
Hasil perhitungan Tabel 24 diperoleh perlakuan kemasan berkapasitas 15 kg berpola fcc membutuhkan modal pembuatan kemasan terkecil dan modal
terbesar dibutuhkan oleh kemasan berkapasitas 8 kg berpola jumble. Perbedaan tersebut dikarenakan jumlah kemasan yang dibutuhkan untuk mengangkut buah
manggis maksimal dalam 1 truk lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya. Selanjutnya dapat diketahui bahwa pendapatan tertinggi dihasilkan oleh perlakuan
K
15
P
f
yaitu sebesar Rp 81 396 000.00truk, namun tingginya tingkat pendapatan
pada perlakuan tersebut tidak menghasilkan pendapatan bersih yang tinggi. Pendapatan bersih tertinggi dihasilkan oleh perlakuan K
8
P
f
yaitu sebesar Rp 74 462 643.00truk atau sebesar Rp 32 600.00kg. Kondisi ini dikarenakan biaya
penyusutan yang tinggi akibat kerusakan fisik pada perlakuan K
15
P
f
menunjukkan angka tertinggi.
Tabel 24 Analisis biaya penggunaan kemasan hasil rancangan masing- masing
perlakuan Komponen analisis
ekonomi Perlakuan
Jumble I 8 kg fcc
Jumble II 15 kg fcc
Jumlah kemasantruk buah
421 282
230 152
Modal Kemasantruk Rp
6 146 600 2 256 000
4 600 000 1 216 000
Berat manggiskemasan kg
5.3 8.1
9.9 15.3
Berat manggistruk kg
2 231.3 2 284.2
2 277 2 325.5
Kerusakan fisik
2.3 3.1
2.5 7.5
Sewa kendaraan Rp
750 000 750 000
750 000 750 000
Pendapatantruk Rp
78 095 500 79 947 000
79 695 000 81 396 000
Biaya penyusutanloss Rp
1 796 197 2 478 357
1 992 375 6 104 700
Pendapatan bersihtruk Rp
69 402 703 74 462 643
72 352 625 73 325 300
Pendapatan bersihkg Rp
31 100 32 600
31 775 31 525
Ket: jumble I : dimensi kemasan 39.4 cm x 21 cm x21 cm dengan berat bersih 5.38 kg – 5.48 kg
jumble II : dimensi kemasan 39.4 cm x 21 cm x21 cm dengan berat bersih 9.94 kg – 10.44 kg
Dalam perdagangan, pihak petani maupun eksportir menginginkan keuntungan yang maksimal dan pendapatan bersih terbesar dihasilkan pada
perlakuan K
8
P
f
yaitu sebesar Rp 74 462 643.00 truk atau sebesar Rp 32 600.00kg. Berdasarkan beberapa uji parameter mutu yang dilakukan, perlakuan
K
8
P
f
memiliki rerata besaran yang berbeda dengan perlakuan K
15
P
f,
namun berdasarkan hasil uji lanjut perlakuan K
8
P
f
tidak berbeda nyata dengan perlakuan K
15
P
f.
Ini dapat diartikan bahwa perlakuan K
8
P
f
memiliki pengaruh yang sama dengan K
15
P
f
terhadap parameter mutu. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlakuan yang paling optimal untuk transportasi buah manggis adalah perlakuan
K
8
P
f
yaitu buah yang dikemas berkapasitas 8 kg berpola fcc.
VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan