B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah yang ada, antara lain:
1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap bank syariah 2. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan
nasabah memilih bank syariah 3. Pengaruh dana pihak ketiga terhadap kepercayaan nasabah bank syariah
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam judul penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan nasabah perbankan syariah indonesia, yang terdiri dari kalangan nasabah muslim
maupun non muslim untuk ikut serta mengembangkan perbankan syariah Indonesia. Masalah tersebut merupakan cakupan yang cukup luas sehingga
memerlukan pembatasan masalah untuk mencapai tujuan dari inti persoalan ini, maka pembatasan masalah yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah hanya terkait dengan nasabah dari dua bank syariah yang berada di wilayah kecamatan Ciputat.
D. Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini teratur dan sistematis, maka penulis perlu merumuskan permasalahan. Dalam hal ini rumusan masalah
yaitu : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan
nasabah memilih bank syariah.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah memilih bank
syariah di Kecamatan Ciputat.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis
peroleh selama dibangku kuliah maupun dari hasil membaca literatur- literatur dengan kenyataan praktis yang ada pada perbankan syariah di
Indonesia. 2. Bagi pihak bank, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dalam hal ini pihak manajemen bank, dan dapat menjadi acuan dalam penerapan strategi
pemasaran. 3. Bagi nasabah bank syariah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan nasabah dan juga sebagai bahan acuan penelitian dimasa yang akan datang dan akan diketahui faktor mana
yang dominan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan keputusan nasabah memilih bank syariah.
4. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS, untuk menambah wawasan bagi mahasiswa terutama mahasiswa pendidikan
IPS konsentrasi ekonomi, sehingga lebih memahami perbankan syariah serta dapat dijadikan referensi tambahan dalam perkuliahan.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Bank
Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari. Bank dijadikan sebagai tempat untuk
melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang,
melakukan pembayaran atau melakukan tagihan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak .
1
Menurut pasal 1 dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dijelaskan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut ensiklopedi Islam, Bank Islam adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariat islam.
2
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam,
yakni mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadis.
1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: RajaGrafindo Persada ; 2008, h. 25
2
Warkum Sumirto, Asas-Asas Perbankan Islam Lembaga-lembaga TerkaitBAMUI, takaful dan pasar modal syariah di Indonesia
, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 5
Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa- jasa bank lainnya.
2. Sejarah Perkembangan Bank Syariah a. Perkembangan bank syariah di dunia Internasional
Gagasan mengenai bank syariah telah muncul sejak lama, ditandai dengan banyaknya pemikir-pemikir muslim yang menulis
tentang keberadaan bank islam, misalnya Anwar Qureshi, Naeim Siddiqi, dan Mamud Ahmad. Awal abad ke-20 merupakan masa
kebangkitan dunia islam dari “ketertiduran” di tengah pergolakan dunia. Kondisi ini membawa pada kesadaran baru untuk menerapkan
prinsip dan nilai-nilai syariah dalam kehidupan nyata. Salah satu upaya adalah dalam penerapan lembaga keuangan syariah yang
didasarkan atas prinsip-prinsip islam. Perintisan penerapan sistem profit and loss sharing
, sebagai inti bisnis lembaga keuangan syariah tercatat telah ada sejak tahun 1940-an, yaitu upaya mengelola dana
jamaah haji secara nonkonvensional di Pakistan dan Malaysia.
3
Secara kolektif gagasan berdirinya bank syariah di tingkat internasional muncul dalam konferensi negara-negara Islam sedunia
di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan April 1969, yang diikuti 19 negara peserta. Konferensi tersebut menghasilkan beberapa hal,
yaitu: a. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan
rugi, jika tidak ia termasuk riba dan riba itu sedikitbanyak haram hukumnya.
b. Diusulkan supaya dibentuk suatu bank syarah yang bersih dari sistem riba dalam waktu secepat mungkin.
c. Sementara waktu menunggu berdirinya bank syariah, bank-bank yang menetapkan bunga diperbolehkan beroperasi, namun jika
benar-benar dalam keadaan darurat.
3
Kasmir, op.cit,. h.187
Sejarah awal mula kegiatan bank syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun
1940-an. Kemudian di Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank
di desa It Gharm Bank. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih berskala kecil.
4
Di Uni Emirat Arab, baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank
. Kemudian di Kuwait pada tahun 1977 berdiri Kuwait Finance House
yang beroperasi tanpa bunga. Selanjutnya kembali di Mesir pada tahun 1978 berdiri bank syariah yang diberi nama
Faisal Islamic Bank . Langkah ini kemudian diikuti oleh Islamic
Internasional Bank for Invesment and Development Bank .
5
Di Siprus tahun 1983 berdiri Faisal Islamic Bank of Kibris. Kemudian di Malaysia bank syariah lahir tahun 1983 dengan
berdirinya Bank Islam Malaysia Berhad BIMB dan pada tahun 1999 lahir pula Bank Bumi Putra Muamalah.
Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasional pada tahun 1983 sejak dikeluarkannya Undang-Undang
Perbankan Islam. Kemudian di Turki negara yang berideologi sekuler bank syariah lahir tahun 1984 yaitu dengan lahirnya Daar
al-Maal al-Islami serta Faisal Finance Institution dan mulai
beroperasi tahun 1985. Salah satu negara pelopor utama dalam melaksanakan sistem
perbankan syariah secara nasional adalah Pakistan. Pemerintah Pakistan mengkonversi seluruh sistem perbankan di negaranya pada
tahun 1985 menjadi sistem perbankan syariah. Sebelumnya pada tahun 1979 beberapa institusi keuangan terbesar di Pakistan telah
menghapus sistem bunga dan mulai tahun itu juga pemerintah
4
Warkum Sumirto, op.cit,. h.7
5
Warkum Sumirto, op.cit,. h.8
Pakistan mensosialisasikan pinjaman tanpa bunga, terutama kepada petani dan nelayan.
6
b. Perkembangan bank syariah di Indonesia
Pelaksanaan keinginan untuk menerapkan prinsip syariah dibidang lembaga keuangan di tanah air dimulai dengan berdirinya
lembaga keuangan Baitut-Tamwil yang berstatus Badan Hukum Koperasi pada tahun 1980-an. Pertama kali didirikan di Bandung
yaitu koperasi Baitut-Tanwil Jasa Keahlian Teknosa pada tanggal 21 Desember 1982.
Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu pada tahun 1990-an, meskipun masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan bank syariah di Indonesia dilakukan
oleh Majlis Ulama Indonesia MUI pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Namun diskusi tentang bank syariah sebagai basis ekonomi
islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.
7
Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat
Indonesia BMI yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata berkembang cukup pesat
sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Makasar, dan kota lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya kehadiran bank syariah
di Indonesia khususnya cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat ini juga telah lahir bank syariah milik pemerintah seperti Bank
Syariah Mandiri BSM. Kemudian berikutnya berdiri bank syariah sebagai cabang dari bank konvensionalyang sudah ada, seperti
bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank IFI, dan BPD Jabar.
6
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: RajaGrafindo Persada ; 2008, h. 187- 188
7
Ibid., h. 187-188
Bank-Bank syariah lain yang direncanakan akan membuka cabang adalah, Bank Niaga, dan Bank Bukopin.
8
Kemudian diikuti dengan kemunculan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, di mana Perbankan Bagi Hasil diakui.
Dalam UU tersebut pada pasal 13 ayat c menyatakan bahwa salah satu usaha Bank Perkreditan Rakyat BPR menyediakan
pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
PP No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil dan diundangkan pada tanggal 30 Oktober 1992 dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 119 Tahun 1992.
Pendirian Bank Muamalat Indonesia diikuti oleh perkembangan bank-bank perkreditan rakyat syariah, namun
demikian adanya 2 jenis bank tersebut belum sanggup menjangkau masyarakat Islam lapisan bawah. Oleh karena itu dibangunlah
lembaga-lembaga simpan pinjam yang disebut Baitul Maal wa Tamwil BMT.
Pada tahun 1998 muncul UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 1992 tentang Perbankan, dimana terdapat
beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan perbankan syariah. Dari UU tersebut dapat
disimpulkan bahwa sistem perbankan syariah dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut :
9
a. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga.
b. Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan.
c. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan
pembebanan bunga yang berkesinambungan, membatasi kegiatan spekulasi yang tidak produktif, pembiayaan ditujukan
kepada usaha-usaha yang lebih memperhatikan unsur moral.
d. Pemberlakuan UU No. 10 Tahun 1998 ini diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk
Surat Keputusan SK Direksi Bank Indonesia yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang luas bagi
pengembangan perbankan syariah di Indonesia.
8
Ibid., h. 187
9
Ibid., h. 188-189