jawaban yang diberikan responden berbentuk skala sesuai dengan penelitian ini. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel
dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas 0,6.
19
3. Analisis Faktor
Sejalan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah menjadi bank syariah maka
teknik ananisis faktor tepat untuk digunakan. Analisis faktor adalah jenis analisis yang digunakan untuk mengenali dimensi-dimensi
pokok atau keteraturan dari sebuah fenomena. Tujuan umum dari analisis faktor adalah untuk meringkas kandungan informasi variabel
dalam jumlah yang besar menjadi sebuah faktor yang lebih kecil.
20
Tujuan statistik dari analisis faktor ini adalah untuk menentukan kombinasi linier dari beberapa variabel yang akan membantu dalam
meneliti hubungan saling keterkaitan. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis faktor, yakni suatu analisis yang dapat menyederhanakan faktor yang beragam dan kompleks pada variabel yang diamati dengan
manyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu struktur data yang baru yang
mempunyai faktor lebih kecil. Manfaat dari analisis faktor adalah melakukan peringkasan
variabel berdasarkan tingkat keeratan hubungan antara variabel, sehingga akan diperoleh faktor-faktor dominan yang berpengaruh
terhadap variabel lainnya. Lebih lanjut Ghozali menjelaskan bahwa asumsi analisis faktor
menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak
19
Syofian Siregar, St at ist ik Paramet rik unt uk Penelit ian Kuantt at if, Jakart a : Bumi Karsa ; 2013 h.90
20
M udrajat kuncoro, M et ode Riset unt uk Bisnis dan Ekonomi, Jakart a : Erlangga ; 2009 h.263
ada nilai korelasi yang di atas 0.30, maka analisis faktor tidak dapat dilakukan.
21
Proses utama analisis faktor meliputi hal-hal berikut : a. Menentukan faktor apa saja yang akan dianalisis
b. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabel- variabel dalam sampel berkorelasi.
c. Uji Kaiser-Mayer-Olkin KMO untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Uji KMO dan
Barrlett Test memiliki beberapa ketentuan, yaitu angka KMO
Kaiser-Mayer-Olkin haruslah berada di atas 0.5 dan signifikansi harus berada di bawah 0.005.
d. Uji MSA Measure of Sampling Adequancy dipergunakan untuk menganalisis setiap variabel berikutnya.Angka MSA haruslah
berada pada 0 sampai 1 dengan kriteria : 1. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lain. 2. MSA 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut. 3. MSA 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya. e. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat,
kegiatan berlanjut ke proses inti pada analisis faktor, yakni factoring,
proses ini akan mengekstrak satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.
f. Melakukan proses factor rotationatau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Beberapa metode rotasi :
1. Rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90 derajat. Proses rotasi orthogonal dibedakan lagi menjadi
Quartimax ,
Varimax , dan Equamax.
21
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariatif dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013, h. 394.
2. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu kekanan, tetapi tidak harus 90 derajat. Proses rotasi oblique dibedakan lagi menjadi
Oblimin , Promen, dan Orthoblique. Pemilihan metode rotasi
didasarkan pada kebutuhan khusus masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi jumlah variabel asli
awal maka digunakan rotasi orthogonal yaitu varimax.
22
g. Interpretasi faktor Interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan
variabel yang mempunyai factor loading yang tinggi ke dalam faktor tersebut.
G. Prosedur Pengolahan Data Penelitian
Prosedur pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data mengenai keputusan nasabah dari berbagai literatur, buku-buku, bahan-bahan referensi, artikel dan bahan acuan
lainnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah memilih bank
syariah. 2. Penentuan metode dan analisis data penelitian yaitu dengan metode
kuantitatif dan analisis faktor secara deskriptif, untuk mengetahui faktor-faktor apa dominan yang mempengaruhi nasabah memilih bank
syariah. 3. Kemudian penyusunan kuesioner, isi pertanyaan kuesioner merupakan
gambaran jawaban dan pertanyaan dari responden mengenai keputusan nasabah. Kusioner di kelompokan dalam tiga bagian :
Screening, demografi umum, dan pernyataan responden mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi.
22
Imam Ghozali, op.cit., h. 394.
4. Analisis faktor dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang akan dimasukkan ke dalam model, setelah itu dilanjutkan dengan uji
validitas dan reliabilitas kuesioner tersebut pada 60 responden. 5. Kemudian kusioner yang telah diisikan dilakukan penyortiran dan
pengecekan jawaban. 6. Semua kuesioner yang telah direkapitulasi, kemudian diberikan kode
agar alat bantu analisis dengan menggunakan SPSS dapat mengenali dan memproses lebih lanjut datanya.
7. Sesuai dengan metode analisis data penelitian, maka dilakukan analisis deskriptif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui distribusi
frekuensi data, sehingga hasil penelitian akan mencerminkan gambaran umum, karakteristik dan pola transaksi responden yang
dijadikan sempel penelitian. 8. Setelah data di proses sesuai teknik yang ditentukan maka langkah
selanjutnya adalah interpretasi dan analisis output tersebut. 9. Kemudian menjawab pertanyaan penelitian dan apa yang menjadi
tujuan penelitian. 10. Setelah mendapat jawaban atas pertanyaan penelitian dan tercapainya
tujuan penelitian ini, maka diambil kesimpulan penelitian ini dan saran-saran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian 1. BNI Syariah
a. Sejarah BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 tiga pilarnya yaitu
adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada
Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan 5 kantor cabang di
Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor
Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional office channelling dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di
dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan
Pengawas Syariah DPS yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
telah memenuhi aturan syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa
status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah BUS. Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan