perilaku yang tidak wajar dengan perilaku yang lebih baik. Displacement penggantian mengubah sasaran pelampiasan dari emosi
kepada sebuah objek lain. Reaction formation pembentukan reaksi bertindak yang berlawanan dengan apa yang dirasakan atau diinginkan.
3
2. Strategi Persuasi Sosiokultural
Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar individu. Strategi sosiokultural
yang efektif dibutuhkan karena pesan persuasi menegaskan terhadap individu aturan-aturan bagi pelaku sosial atau syarat-syarat kultur untuk
bertindak yang akan mengatur aktivitas, dimana komunikator mencoba untuk memperolehnya atau jika pengertian telah dicapai, tugas
berikutnya adalah mendefinisikan kembali syarat tersebut. Strategi persuasi sosiokultural sering sekali digunakan bersama
dengan tekanan antarpesona untuk kompromi. Artinya, kombinasi antarpesan melalui media dan individu dapat ditukarkan. Strategi
multitahap ini dapat diilustrasikan dalam penegrtian yang kongkret jika kita memeriksa taktik kampanye yang sangat sukses, dimana hampir
setiap orang mengenalnya. Strategi sosiokultural banyak digunakan dalam promosi produk
komersial dengan cara melalui kesamaan situasi pengendalian pendanaan. Oleh karena itu, dalam strategi ini sering kali pengertian
tentang kultur, pengharapan sosial, serta semua komponen organisasi
3
Yanie Pratiwi Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang
Pekanbaru,” JOM FISIP Vol. 3, No. 2 Ruai: Universitas Negeri Riau, 2016: h. 9.
sosial ditetapkan sebagai dasar konseptual untuk merancang strategi yang efektif bagi penjualan barang-barang.
Strategi persuasif sosiokultural menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dari individu. Ini merupakan
salah satu strategi yang digunakan persuader di dalam meningkatkan orang yang dipersuasif. Perilaku dari orang yang dipersuasi dipengaruhi
faktor lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sesama teman maupun lingkungan kerja. Faktor lingkungan
seperti ini harus dapat diperhatikan pemasar sebelum mempersuasif calon orang yang dipersuasif tersebut. Strategi ini dapat dikatakan
referensi, dimana biasanya pemasar mendapatkan referensi dari teman maupun keluarganya.
4
Faktor lingkungan memang sangat membantu persuader untuk merubah perilaku persuadee, karena rata-rata persuader pasti mendekati
orang-orang yang memang dikenal. Seseorang dalam kategori ini pasti akan lebih mudah dipersuasif selain itu kepercayaan telah ada di dalam
hubungan keluarga. Kepercayaan merupakan produk yang dihasilkan di antara kedua pelaku dalam suatu pertukaran dengan lebih
memperdulikan biaya dan manfaat dari perilaku tertentu sebagaimana diatur dalam kontrak. Dengan adanya kepercayaan antara dua pelaku
akan mempermudah dalam mempersuasif seseorang untuk mengikuti apa yang diinginkan.
4
Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru,” h. 10.
Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural nahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini
bahwa pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus bersama.
5
3. Startegi The Meaning Construction Strategi yang dikemukakan oleh Melvin I. Defluer dan Sandra J.
Ball Rokeach adalah dengan memanipulasi pengertian. Hal ini berawal dari konsep bahwa hubungan antara pengetahuan dan perilaku dapat
dicapai sejauh apa yang dapat diingat. Berdasarkan pemikiran Defluer dan Rokeach tersebut, tampak
bahwa yang menjadi asumsi utama strategi The Meaning Construction bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku. Apa yang luput
merupakan elaborasi asumsi tentang predisposisi dan proses internal, seperti perubahan sikap, disonasi kognitif atau kejadian sosial yang
rumit dan pengaharapan kultural. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa strategi ini dicirikan
oleh “belajar-berbuat” learn-do, seperti yang dilawankan dengan belajar-merasa-berbuat learn-feel-do dan pendekatan belajar-
penyesuaian-diri. Asumsi dasar strategi persuasi the meaning contruction adalah
bahwa pengetahuan dapat membentuk perilaku. Strategi ini dicirikan oleh balajar berbuat learn-do.
6
Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan antara
5
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.31-8.36.
6
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.36-8.38.
pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat. Persuader berupaya memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai
suatu hal kepada calon orang yang dipersuasif. Selain itu dengan adanya pengetahuan yang diterima orang yang dipersuasif melalui
lingkungan sekitar maupun berita-berita yang beredar menimbulkan suatu pemahaman di benak masyarakat inilah harus diikuti, tentunya
yang diinginkan oleh persuader. Pada strategi ini persuader berupaya memanipulasi suatu makna,
untuk lebih dapat memberikan pengertian yang mudah dimengerti dan dipahami orang yang dipersuasi. Persuader memberikan perumpamaan-
perumpamaan terhadap suatu makna tanpa mengurangi arti dari pengertian itu sendiri.
Dalam memperkenalkan suatu hal, persuader tidak melakukan media periklanan, persuader cukup menjelaskan dengan orang yang
dipersuasi langsung pada saat memberikan suatu pemahaman, karena bagi persuader itu sangat efektif dan efisien, ditambah lagi
lembagainstansi cukup mengandalkan nama besar. Selain mengenalkan melalui nama besar instansi, persuader perlu melakukan pengenalan
secara personal selling dengan yang dipersuasi, dengan kata lain dari mulut ke mulut saja.
7
B. Volunteer Dalam Organisasi
Volunteer adalah orang orang yang terlibat atau sebagai pelaku
7
Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah pada Produk Asuransi Umum di PT. Jasaraharja Putera Cabang Pekanbaru,” h. 12.
gerakan sukarela dalam berbagai bidang kehidupan yang memiliki perilaku prososial. Menurut Turner, Morris volunteer are individuals who freely
contribute their services, without remuneration, to public or voluntary organization enggaged in all types of social welfare activities. The fields of
service include family and child welfare, education, health and mental health, recreation, community development, housing and urban renewal,
and correction. Ditegaskan lebih lanjut oleh Morris bahwa terdapat empat peranan yang dapat dimainkan oleh tenaga sukarela sebagai agen perubahan,
yaitu agen lapangan the field agent konsultan the consultant, pelindung atau advocator the advocate, dan perencanan sosial planner.
8
Volunteer diartikan dengan orang yang bekerja dengan dasar kerelawanan atau sukarelawan. Beradasrkan arti kata volunteer dapat
dartikan sebagai orang yang berusaha untuk memberikan pelayanan secara sukarela. Volunteer didefinisikan sebagai orang-orang yang secara sukarela
memberikan sumbangan pikiran, keahlian, tenaga, waktu, uang, barang dan lain-lain, sebagai wujud kepedulian pada kemanusiaan, perubahan sosial
atau lingkungan tertentu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia relawan adalah orang yang
melakukan sesuatu dengan sukarela tidak karena diwajibkan atau dipaksakan.
9
Definisi lain bahwa relawan adalah orang-orang biasa yang memiliki hati luar biasa untuk menolong sesama, meski tak jarang nyawa
8
Iwan Setiawan, Agrbisnis Kreatif, Jakarta: Penebar Swadaya, 2012, Cet I, h. 323
9
Hasan Alwi Dkk, Tim Rdaksi “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga” Jakarta: Balai Pustaka, 2007. h. 1099
menjadi taruhan.
10
Mereka adalah figur-figur yang menjadi panutan, mereka relawan kemanusiaan yang tak kenal lelah, tanpa pamrih, tanpa disuruh.
Relawan adalah seorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya pikiran, tenaga,
waktu, harta kepada masyrakat dan lingkungan sebagai perwujudan tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan pamrih baik imbalan upah,
kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karir.
11
Relawan adalah orang atau sejumlah orang, baik terorganisir ataupun tidak yang mendedikasikan potensi yang dimilkinya untuk membantu
mengatasi permasalahan orang lain tanpa mengharapkan pamrih, karakteristik dasar relawan adalah memiliki jiwa simpati dan empati,
relawan juga memiliki jiwa peka dan peduli, semangat, pemberani dan bertanggung jawab. Mereka bekerja dengan prinsip keikhlasan, tanpa
motivasi pamrih materi, relawan tak sama dengan buruh, karyawan, atau pegawai dan relawan lebih suka memberi bukan menerima, maka eksistensi
relawan bermanfaat untuk orang lain. Kerelawanan adalah sifat dari orang- orang peduli, ia adalah mata pisau dari kepedulian, sebagaimana kepedulian
adalah solusi, maka kerelawanan adalah solusi. Kerelawanan harus terus dikembangkan menjadi kebudayaan dan peradaban, sebab secara fitrah
manusia memiliki kepedulian, karena kepedulian adalah fitrah manusia maka kepedulian adalah kebutuhan manusia, dengan kepedulian inilah
10
Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan Edisi Khusus Akhir Tahun 29 Desember 2010- 5 Januari 2011, h.6
11
www.p2kp.orgpustaka.....relawan4ISIBOOKLETRELAWAN.doc data diakses pada
15 maret 2016
manusia mengeaskan eksistensinya sebagai mahluk sosial.
12
Menurut Omoto dan Snyder ciri-ciri relawan adalah: 1.
Selalu mencari kesempatan untuk membantu dalam waktu yang relatif lama.
2. Komitmen diberikan dalam waktu yang relatif lama.
3. Memberikan personal cost yang tinggi waktu, tenaga, uang dan
sebagainya. 4.
Tingkah laku yang dilakukan relawan adalah bukan keharusan. 5.
Mereka tidak mengenal orang yang mereka bantu.
13
Michel E Sheer menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan orang ingin menjadi relawan ialah terjalinya komunikasi yang harmonis
dalam organisasi, jadwal kerja yang sesuai dengan tugas kerja yang menarik, kontribusi nyata relawan tehadap masyarakat, pelatihan dan
dukungan emosional, dan kebersamaan kelompok.
14
Volunteer dapat dikatakan seseorang yang mau menyediakan waktu dan tenaganya untuk mencapai tujuan sebuah organisasi, tanpa dibayar.
Biasanya saat baru bergabung dengan sebuah organisasi, volunteer dalam bidang tertentu dibekali pelatihan, agar bisa menjadi tenaga professional.
Sikap seorang volunteer harus bisa punya rasa memiliki dan loyalitas tinggi, selain kontribusi dan dedikasi. Semua itu harus dilakukan dengan
12
Ugi,RelawanHambaTuhanYangBaik, http:actforhumanity.or.idberitadetail175Relawan.Hamba.Tuhan.Terbaik
. Data diakses pada 15 maret 2016
13
Tuti Alawiah, Hubungan Antara Persepsi Musiah Dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan, 2007, h. 40
14
Michael E Sheer, The Five Factors, Why Pepole Still Volunteering Social Work With Volnteer, 2008, h. 23-25