Ilustrasi Mudah Earth Hour

3. Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan mereka.

J. Tujuan kampanye Earth Hour Indonesia

Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah tangga, dan pemerintahan untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim. Mengajak dan mengedukasi masyarakat mengenai pemanasan global dan apa yang bisa dilakukan setiap individu untuk menjadi bagian dari perubahan untuk mengurangi penggunaan emisi mereka. Menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan Earth Hour baik staf mau pun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan lampunya dan melakukan perubahan kebijakan dalam pengunaan energi. Terbentuknya kegiatan komunitas hijau masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Dukungan dari makin banyak pemimpin Daerah dan Kota di seluruh wilayah Indonesia, Presiden, Menteri Lingkungan Hidup berupa perubahan kebijakannya terkait penghematan energi. “Bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di Earth Hour saja, tetapi harus terus dibuktikan setiap hari, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti: mengendalikan penggunaan listrik, hemat penggunaan kertastisu, aktivasi transportasi publik, mengurangi potensi sampah melakukan pemilahan sampah, dan lain-lain.” Lebih dari 1 Juta penduduk Indonesia telah menjadi bagian dari kampanye Earth Hour Indonesia. Pemimpin Daerah dan Kota yaitu Gubernur DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kapolda NAD, Walikota 5 Wilayah di Jakarta, WalikotaBupati dari kota: Banda Aceh, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Pontianak, Samarinda, Sidoarjo. Komunitas pendukung Earth Hour selalu mengajak dengan memberi contoh. Oleh karena itu, tema Earth Hour Indonesia selalu berubah per tahun mengikuti prinsip “dialektika gerakan” dari tahun sebelumnya dan mencari relevansi yang dekat dengan isu lokal. “Pilih bumi selamat atau bumi sekarat?” kami pergunakan sebagai tema di tahun 2009, dilanjutkan dengan “Ubah dunia dalam 1 jam” di tahun 2010 untuk membuat mata publik Indonesia paham bahwa dukungan individu pun dapat berkontribusi pada perubahan dunia. Dengan perubahan tema menjadi “Setelah 1 jam jadikan gaya hidup” dan logo “60+” pada tahun 2011, diharapkan semangat Earth Hour dapat dilakukan tidak hanya setahun sekali dalam 1 hari dan 1 jam, namun bisa dilakukan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari oleh siapapun dan dimanapun. Tahun 2012 sampai dengan 2014, “Ini Aksiku Mana Aksimu?”, tema yang tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi khalayak luas untuk