76
maksimum sebesar 1,00 dari PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. BCIC tahun 2014, PT Smartfren Telecom Tbk. FREN tahun 2010, dan PT
Steady Safe Tbk. SAFE tahun 2010, nilai rata-rata sebesar 0,45, dan standar deviasi sebesar 0,13. Nilai rata-rata sebesar 0,45 menunjukkan
bahwa rata-rata proporsi jumlah komisaris independen pada sampel penelitian adalah sebesar 45.
Variabel ukuran perusahaan, audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris independen yang menggunakan skala pengukuran rasio
memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut cukup baik
karena nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasinya menunjukkan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil.
Sedangkan untuk variabel opini going concern menggunakan skala pengukuran nominal. Nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat bila
digunakan sebagai alat analisis kualitas data pada variabel tersebut karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal
hanya berfungsi sebagai label kategorial semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa Ghozali, 2011: 4.
2. Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit
Untuk pengujian ini statistik digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood
. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis
nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Output SPSS
77
memberikan dua nilai -2LogL yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu model dengan konstanta serta
variabel bebas. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood -2LogL awal block number = 0 dengan nilai -2 Log
Likelihood -2LogL akhir block number = 1. Adapun penurunan nilai
Likelihood -2LogL menunjukkan model regresi yang lebih baik atau
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 4.8 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model
Block Number 0: Beginning Block
Iteration History
a,b,c
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant Step 0
1 201,820
,700 2
201,786 ,731
3 201,786
,731 Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel 4.8 menunjukkan nilai -2 Log Likelihood -2LogL pada blok pertama block number = 0 terlihat nilai -2 Log Likelihood -2LogL
sebesar 201,786. Kemudian nilai -2 Log Likelihood -2LogL berikutnya block number = 1 ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut:
78
Tabel 4.9 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model
Block Number 1
Iteration History
a,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant SIZE ROA TENURE LAG KI
Step 1 1
194,692 1,968 -,165
,001 ,018 ,005 1,038
2 194,298
2,274 -,199 ,005
,011 ,006 1,241 3
194,296 2,286 -,201
,009 ,010 ,006 1,252
4 194,296
2,286 -,201 ,009
,010 ,006 1,252 Initial -2 Log Likelihood: 201,786
Sumber: data sekunder yang diolah
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa nilai -2 Log Likelihood -2LogL pada block number
= 1 setelah dimasukkan kelima variabel independen yaitu ukuran perusahaan, ROA, audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris
independen menjadi sebesar 194,296. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.8 dan 4.9, nilai -2 Log
Likelihood -2LogL awal block number = 0 sebesar 201,786 dan - 2
Log Likelihood -2LogL berikutnya block number = 1 sebesar 194,296.
Terjadi penurunan nilai antara -2 Log Likelihood awal dan berikutnya sebesar 7,49. Penurunan nilai Likelihood -2LogL ini menunjukkan
bahwa penambahan variabel independen ke dalam model dapat memperbaiki model fit serta menunjukkan model regresi yang lebih baik
atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square