harus bisa menguasai metode, teknik, dan prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, mampu menyusun program pengawasan
sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan program sekolah, mampu menyusun metode kerja dan instrumen untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
pengawasan, mampu menyusun laporan hasil pengawasan dan menindaklanjuti untuk perbaikan program pengawasan selanjutnya,
mampu membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah, mampu membina guru, mampu memotivasi kepala sekolah dan
guru, dan memahami standar nasional pendidikan. Tugas seorang pengawas sekolah pada umumnya adalah melakukan
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Namun lebih rincinya tugas seorang pengawas adalah melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan, melakukan pembinaan untuk pengembangan kualitas sekolah dan kinerja pendidik
dan tenaga kependidikan, melakukan evaluasi dan monitoring serta penilaian terhadap semua program sekolah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun
supervisi manajerial. Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan
profesional pendidik dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Sedangkan, supervisi manajerial adalah fungsi
supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efesiensi dan efektivitas sekolah yang
mencakup perencanaan,
koordinasi, pelaksanaan,
penilaian, pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumberdaya lainnya.
B. Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah
Kehadiran pengawas sekolah dalam dunia pendidikan menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal ini,
pengawas sekolah memiliki tugas sebagai pelaksana teknis fungsional yang salah satunya adalah supervisi manajerial.
1. Pengertian Supervisi Manajerial
Pengertian supervisi pada umumnya mengacu kepada usaha perbaikan situasi belajar mengajar. Supervisi adalah sebuah bentuk
kepengawasan yang dilakukan oleh seorang supervisior. Perlunya supervisi merupakan salah satu bentuk usaha meningkatkan kualitas
sumber daya manusia pendidikan. Akan tetapi nampaknya masih terdapat banyak keragaman dalam menafsirkan istilah tersebut.
Para ahli berbeda pendapat dalam memberikan definisi supervisi. Oleh karna itu, untuk memberikan kerangka acuan mengenai supervisi,
penulis akan memaparkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian supervisi pada sub bab ini.
Secara arti etimologis istilah “supervisi” atau dalam bahasa inggris disebut dengan “supervision” sering didefinisikan sebagai pengawasan.
29
Pengawasan mengandung arti mengamati terus menerus monitoring, memperbaiki correcting, mengevaluasi evaluating, merekam
recording, memberikan penjelasan dan petunjuk. Secara morfologis, “supervisi” terdiri dari dua kata yaitu “super” yang berarti atas atau lebih
“visi” mempunyai arti lihat, pandang, tilik, atau awasi.
30
Dalam Dictionary of Education menurut Good Carter seperti yang dikutip oleh Piet A. Sahertian mengemukakan bahwa, supervisi adalah
usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta
evaluasi pengajaran.
31
29
Engkoswara, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011, Ct. II, h.228.
30
Ibid,.
31
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Tehnik Supervisi pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 17
Dalam bahan
pembelajaran pendidikan
dan pelatihan
mengungkapkan bahwa yang dimaksud supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka
membantu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran.
32
Pendapat ini menjelaskan bahwa supervisi adalah sebuah bentuk kegiatan dari atasan yang berupa melihat, menilik, mengawasi
dan menilai terhadap kinerja dan hasil kerja bawahan untuk melakukan perbaikan dan inovasi pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Piet A. Sahertian dalam bukunya mengemukakan bahwa supervisi adalah suatu asaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing
secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
33
Rumusan di atas telah diperinci sedemikian rupa sehingga jelas di mana sasaran supervisi. Tinjauan lain dikemukana oleh Alexander dan
Saylor seperti yang dikutip oleh H. M. Daryanto bahwa, supervisi merupakan inservice education dan usaha memperkembangkan
kelompok group secara bersama.
34
Boardmart sebagaimana dikutip Piet. A. Sahertian, “Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir, dan
membanding secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing
pertumbuhan tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih
berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.”
35
Menurut N. A. Ametembun seperti yang dikutip oleh Cicih Sutarsih, Supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi
32
Tim Penulis, Supervisi manajerial; Bahan Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan, Jawa Tengah: LPPKS, 2015, h. 10
33
Ibid,.h.17
34
H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. VI, h. 170
35
Ibid., h. 19
pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. ”
36
Pendapat-pendapat di atas menunjukan bahwa istilah supervisi mengandung makna yang banyak namun memiliki makna yang sama,
misalnya bantuan, pelayanan, penilaian, pembinaan, meningkatkan, mengembangkan, memberikan arah dan perbaikan.
Dari konsep supervisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi merupakan usaha pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
seorang supervisior dalam memperbaiki pengajaran secara kontinyu dan terarah sebagai upaya pengembangan dalam dunia pendidikan.
Tujuan supervisi pada umumnya adalah membantu kepala sekolah, guru dan staf sekolah agar lebih mengerti dan memahami apa yang
menjadi tujuan pendidikan di sekolah. N. A. Ametembun yang dikutip Cicih Sutarsih mengemukakan beberapa tujuan supervisi yaitu:
a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami
tujuan pendidikan yang sebenernya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu.
b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.
c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara
kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan mengajar belajar, secara menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.
d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga
sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar kesedian untuk tolong menolong.
e. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu
layanannya secara maksimal dalam bidang profesinya keahlian meningkatkan „achievement motive‟.
f. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada
masyarakat dalam mengembangkan program-program pendidikan. g.
Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan
peserta didik, dan
36
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 312
h. Mengembangkan „esprit de corps‟, guru-guru, yaitu adanya rasa
kesatuan dan persatuan kolegialitas antar guru-guru.
37
Dalam supervisi, seorang supervisior melakukan 2 dua teknis fungsional dalam bidang pengawasan yaitu pengawasan akademik dan
pengawasan manajerial. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara PERMENPAN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa, “Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.”
38
Supervisi akademik lebih menekankan pada layanan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan kepada guru-guru dalam meningkatkan mutu
pembelajaran. Sementara supervisi manajerial lebih menekankan pada layanan pembinaan dan pengawasan kepada kepala sekolah dalam
pengelolaan dan administrasi sekolah sebagai pendukung pelaksanaan pembelajaran.
Supervisi manajerial adalah kegiatan profesional yang dilakukan pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan
tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaran pendidikan dan pembelajaran.
39
Nur Aedi dalam bukunya mengemukakan tentang esensi dari supervisi manajerial yaitu:
“Berupa kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan seluruh elemen sekolah lainnya di
dalam mengelola, mengadministrasikan dan melaksanakan seluruh aktivitas sekolah sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efesien
37
Ibid,. h. 316
38
Peraturan Menteri Pendayaguna Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi No.21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya BAB I Pasal 1 ayat 1
39
Tim penyusun, Supervisi Manajerial dan Supervisi akademik, Jakarta Pusat: Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, 2015, h. 5.
dalam rangka mencapai tujuan sekolah serta memenuhi standar pendidikan nasional.”
40
Supervisi manajerial adalah pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah.
41
Dalam arti lain supervisi
manajerial adalah usaha pemberian bantuan yang diberikan supervisior kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka pembinaan,
penilaian dan bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai dengan evaluasi, hasil dan laporan kegiatan.
Dalam buku kerja pengawas dijelaskan bahwa supervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan
dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efesiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup
perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, penilaian,
pengembangan kompetensi sumber daya pendidik dan kependidikan.
42
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, supervisi manajerial adalah
sebuah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh seorang pengawas sekolah kepada kepala sekolah yang berkaitan dalam
hal administrasi dan pengelolaan sekolah guna meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
2. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial
Ruang lingkup supervisi manajerial di dalam buku yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Tenaga Pendidikan terdiri dari :
a. Pemantauan manajemen perubahan mengarah pada pencapaian 8
Standar Nasional Pendidikan SNP dan memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditas
sekolah.
40
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan; Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014, h.193
41
Tim penyusun, Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008, h. 8
42
Tim Penyusun, Buku kerja pengawas, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Jakarta: 2011, Cet. II, h. 21.