Program Pengawasan Program Supervisi Manajerial
digunakan seefesien dan seefektif mungkin dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pengawasan pembiayaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah berupa pengawasan terhadap penerimaan, penggunaan,
dan pelaporan pembiayaan sekolah yang didapatkan dari Bantuan Operasional Sekolah BOS. Berdasarkan wawancara
dengan salah satu kepala sekolah, beliau menyatakan bahwa: “Peran pengawas sekolah dalam hal ini yaitu memberikan
pengarahan dan bimbingan bagaimana seharusnya pemanfaatan dana BOS. Adapun masalah-masalah lain pengawas sekolah
selalu siap dalam memberikan pengarahan dan bimingannya.”
73
Dalam melakukan pengawasan pada aspek pembiayaan pengawas sekolah selalu mempersiapkan dan membawa
instrumen saat melakukan supervisi. Aspek yang dinilai meliputi administrasi keuangan, pembuatan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS, pertanggung jawaban keuangan sekolah.
Adapun program pengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah pada aspek pembiayaan dapat digambarkan
pada tabel di bawah ini:
73
Hasil wawancara dengan Yaya Sunarya Kepala Sekolah Dasar Negeri Cisereh I, pada hari Jum‟at, 21 Oktober 2016 pukul 10:00 WIB di SD Negeri Cisereh I
Tabel 4.3 Program Pengawasan Aspek Pembiayaan
Program dan
Rincian Tugas
Tujuan Supervi
si Kegiatan yang Dilakukan
Hasil yang Diharapka
n Teknik
Supervisi Indikator
Keberhasilan Jad
wal Ker
ja
Standar Pembiay
aan: Penyusu
nan Rencana
Anggara n
Pendapat an dan
Belanja Sekolah
RAPBS Rencan
a Anggar
an Pendap
atan dan
Belanja Sekola
h RAPB
S menjad
i APBS Koordinasi dng kepala
sekolah, bendahara, dan tendik yang terkait dng
pembiayaan; Pendampingan proses
penyusunan draf RAPBS; Pengesahan RAPBS;
Koordinasi dng komite sekolah untuk menjanjangi
kemungkinan fasilitasi pendanaan prog. Sekolah
yg tdk terdanai BOS; Pendampingan finalisasi
RAPBS menjadi APBS Tersusunn
ya APBS sesuai
skala prioritas
dan kebutuhan
sekolah serta
sumber dana yang
tersedia pada tahun
pelajaran berjalan
Penilaian implementas
i standar pembiayaan
menggunaka n instumen
supervisi yang
mengacu pada PP
482008 dan Permendikna
s 692009 instrumen
S-8 Tersusun
Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah
APBS yang sesuai dengan
RKAS dan mendapat
pengesahan dari kepala
dinas pendidikan
Ju li
– Ag
u stu
s 2
1 6
Berdasarkan tabel deskripsi program pengawasan di atas dapat dijelaskan bahwa program pengawasan pada awal
semester terkait
pembiayaan lebih
menekankan pada
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS. Tujuan dari pengawasan terhadap Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS ini adalah tersusunnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah APBS
yang sesuai dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah RKAS.
Bila dilihat dari program pengawasan yang telah dibuat dan dilakukan oleh pengawas sekolah yaitu pengawasan terhadap
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah RAPBS, pengawas sekolah memiliki tujuan agar kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan di sekolah bisa
melihat kembali apa yang benar-benar dibutuhkan di sekolah dan mempertimbangkannya agar disesuaikan dengan kegiatan
dan anggaran sekolah. Karena penyusunan RAPBS di awal semester membutuhkan analisis bagaimana kebutuhan sekolah
sesuai dengan kemampuan pendapatan sekolah. Hal ini pun dinyatakan oleh pengawas sekolah bahwa beliau turut
membantu dalam menyusun RAPBS agar sekolah dapat memanfaatkan pendapatan sekolah dengan sebaik mungkin.
Pengawasan pada pembiayaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah sedikit banyaknya sudah dirasakan oleh
sekolah-sekolah binaan. Beberapa kepala sekolah mengaku bahwa pengawas sekolah bisa membantu dan memberikan solusi
jika terjadi kendala-kendala yang dihadapi di sekolah. Namun dalam pelaksanaannya pengawas sekolah kurang optimal dalam
melakukan pengawasan atau pengecekan ulang terhadap pelaporan kegiatan dan anggaran yang telah dikeluarkan oleh
sekolah. Pengawas sekolah dalam hal ini mengakui memiliki keterbatasan waktu sehingga pengawasan secara berkala dan
terjadwal kurang dilakukannya secara optimal. Pada pengawasan terhadap aspek pembiayaan di tahun
sebelumnya memang masih dirasakan kurang optimal, baik dari pengawas sekolah maupun kepala sekolah. Manajemen
pembiayaan yang baik di sekolah sangat dibutuhkan dalam upaya pengembangan sekolah ke arah yang lebih baik. Namun,
pada implementasinya aspek pembiayaan menjadi hal yang sangat krusial karena pemanfaatannya dibutuhkan dalam segala
aspek, baik aspek sarana dan prasarana, aspek pendidik dan tenaga kependidikan, dsb. Pada permasalahan ini memang
sangat dibutuhkan kecakapan seorang manajer dalam mengelola pembiayaan di sekolah. Begitupun kecakapan pengawas sekolah
dalam mengawasi dan membina kepala sekolah pada aspek pembiayaan di sekolah seperti mengawasi pemanfaatan dana
sekolah, laporan penggunaan dana, dsb. Jika dibandingkan dengan pengawasan pada tahun ini memang sudah ada upaya
yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah seperti pengelompokan pemanfaatan dana terhadap aspek yang
lebih membutuhkan perhatian, hal ini dilihat dari hasil kepengawasan pembiayaan di sekolah pada tahun sebelumnya.
3 Aspek Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar
tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas sekolah, beliau menyatakan
bahwa: ”Dalam hal penerapan program pengawasan sarana dan
prasarana saya mengawasi apakah sekolah telah memenuhi indikator pencapaian, selain itu saya memberikan masukan
terhadap apa-apa yang dibutuhkan dan harus disediakan di sekolah seperti alat peraga, dan kebutuhan pendukung
lainnya.”
74
Dari hasil wawancara dengan pengawas sekolah dapat dijelaskan bahwa program pengawasan yang dilakukan pada
aspek sarana prasarana berupa pengawasan terhadap indikator yang harus dicapai dan pemberian arahan atau masukan untuk
pengembangan sarana dan prasarana sekolah. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Sekolah Negeri G
uradog, “peran pengawas sekolah
74
Hasil wawancara dengan Edi Rosadi Pengawas Sekolah Dasar Gugus 03, pada hari Jum‟at, 09 September 2016 pukul 09:30 WIB di Kantor UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Tigaraksa
dalam hal ini yaitu memberikan pengarahan dan informasi apa saja yang perlu saya lakukan untuk mengatasi permasalahan
terkait sarana dan prasarana.”
75
Adapun program pengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah pada aspek sarana dan prasarana dapat
digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Program Pengawasan Aspek Sarana dan Prasarana
Program dan Rincian Tugas
Tujuan Supervisi
Kegiatan yang Dilakukan
Hasil yang
Dihara pkan
Teknik Supervisi
Indikator Keberhasilan
Jad wal
Ker ja
Standar sarana dan prasarana:
Penyusunan Rencana
Pengembanga n Sekolah
RPS dan pengadaan
sarpras yg dibutuhkan
untuk menunjang
pelaksanaan kurikulum
sekolah Rencana
pengemb angan
Sekolah RPS
Rapat koordinasi dengan seluruh
personel sekolah pendidik dan tendik,
komite sekolahpenyelenggara
lembaga pendidikan berkenaan dengan
inventarisasi kebutuhan;
pendampingan proses penyusunan draf
pengembangan dan pengadaan sarpras;
pemantauan RPS dan pengesahan
Tersusu nnya
RPS untuk
jangka panjang
, jangka meneng
ah dan jangka
pendek Penilaian
implementas i standar
sarpras menggunaka
n instrumen supervisi yg
mengacu pada
Permendikna s 242007
insrumen S- 5
Tersusun RPS untuk jangka
panjang, jangka
menengah, dan jangka
pendek yang dilandasi
dengan hasil Evaluasi Diri
Sekolah yang telah
dilaksanakan sebelumnya
Ju li
– Ag
u stu
s 2
1 6
Berdasarkan tabel deskripsi program pengawasan di atas dapat dijelaskan bahwa program pengawasan pada awal
75
Hasil wawancara dengan Dedeh Kurniasih Kepala Sekolah Dasar Negeri Guradog, pada hari Selasa, 27 September 2016 pukul 09:00 WIB di SD Negeri Guradog
semester terkait sarana dan prasarana lebih menekankan pada penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah RPS dan
pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum sekolah. Tujuan dari
pengawasan terhadap Rencana Pengembangan Sekolah RPS ini adalah tersusunnya RPS untuk jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek. Bila dilihat dari program pengawasan pada aspek sarana
dan prasarana pada awal semester yang dilakukan oleh pengawas sekolah memiliki tujuan agar sekolah dapat
merencanakan pengembangan sekolahnya dengan baik di awal tahun
ajaran baru.
Pengawasan terhadap
perencanaan pengembangan sekolah menjadi salah satu upaya pengawas
sekolah untuk bisa membawa sekolah binaannya ke arah pengembangan sekolah yang lebih baik sesuai dengan standar
yang telah ditentukan. Dalam hal pengembangan sarana dan prasarana sekolah
beberapa kepala sekolah mengakui mendapatkan kesulitan dalam pengelolaannya. Keterbatasan dana yang didapatkan dari
dana Bantuan Operasional Sekolah BOS masih kurang membantu dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
sekolah. Karena Bantuan Operasional Sekolah BOS tidak hanya digunakan untuk sarana dan prasana sekolah, namun ada
banyak kebutuhan sekolah lain yang harus dipenuhi menggunakan dana tersebut. Hal ini dirasakan oleh kepala
sekolah dari tiap tahun ajaran. Oleh karena itu, manajerial yang baik dibutuhkan oleh kepala sekolah untuk melakukan
pengembangan sekolah yang lebih baik.
Berdasarkan paparan di atas tentang pengawasan terhadap beberapa standar nasional pendidikan yang dilakukan oleh
pengawas sekolah dapat disimpulkan bahwa, pengawas sekolah telah menjalankan salah satu tugas dan fungsinya sebagai
pengawas manajerial di sekolah. Pengawasan manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah diawali dengan membuat
program kepengawasan pada awal ajaran tahun baru. Program yang dibuat oleh pengawas sekolah berdasarkan identifikasi
hasil pengawasan
pada tahun
sebelumnya. Dalam
pelaksanaannya pengawas sekolah membawa instrumen pengawasan untuk melihat apakah sekolah binaan sudah
mencapai target yang diharapkan sesuai dengan standar minimal yang harus dipenuhi. Selain itu, pengawas sekolah terus
memantau program atau rencana yang telah dibuat sekolah sebelumnya. Pada akhirnya, kekurangan-kekurangan yang
terjadi di sekolah selanjutnya akan ditindak lanjuti oleh pengawas sekolah.
Beberapa kendala yang dirasakan pengawas sekolah dalam melakukan supervisi manajerial adalah keterbatasan waktu yang
dimiliki dengan banyaknya jumlah sekolah binaan. Hal ini membuat mobilitas dan intensitas pengawas sekolah dalam
melakukan supervisi manajerial kurang optimal. Selain itu dalam upaya pengembangan sarana dan prasarana sekolah
pengawas sekolah tidak bisa melakukan banyak hal untuk pengembangan sekolah karena terbentur dengan kesulitan
kepala sekolah dalam mengelola dana operasional sekolah. Pengawasan pada aspek pembiayaan di sekolah pun belum
dilakukan secara intensif dan berkala oleh pengawas sekolah, sehingga hal ini menjadi salah satu faktor penghambat dalam
peningkatan kemampuan mengelola pembiayaan di sekolah.