kelompok. Penerapan teknik supervisi secara individual dilakukan kepada salah satu kepala sekolah yang memiliki permasalahan yang
bersifat khusus di sekolah. Sedangkan penerapan supervisi secara kelompok dilakukan kepada beberapa kepala sekolah yang memiliki
permasalahan yang sama di sekolah berdasarkan analisis kebutuhan masalah atau kebutuhan yang sama. Kemudian layanan supervisi
tersebut dapat diberikan kepada suatu kelompok sesuai dengan
permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi.
Berdasarkan kajian konsep tentang supervisi manajerial dapat dijelaskan bahwa supervisi merupakan usaha pembinaan dan
pengawasan yang dilakukan oleh seorang pengawas dalam memperbaiki pengajaran dan pengelolaan sekolah secara kontinyu
dan terarah sabagai upaya pengembangan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan yang dimaksud dengan
supervisi manajerial adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah kepada kepala sekolah dalam hal
administrasi dan pengelolaan sekolah untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas sekolah serta meningkatkan mutu penyelenggaran
pendidikan dan pembelajaran. Ruang lingkup supervisi manajerial berfokus pada 8 delapan
Standar Nasional Pendidikan SNP yaitu Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana Prasarana,
Standar Penilaian, Standar Pembiayaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Pengelolaan. Dalam hal ini yang
dilakukan oleh pengawas sekolah adalah melakukan pemantauan terhadap pencapaian 8 SNP tersebut dan memanfaatkan hasilnya
untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah. Selain itu, pengawas sekolah melakukan pengawasan, pembinaan,
dan melakukan pendampingan kepada kepala sekolah dalam hal pengelolaan dan administrasi sekolah.
Untuk melakukan tugas sebagai pengawas sekolah yang berfungsi sebagai supervisor manajerial, pengawas sekolah harus
menguasai metode supervisi manajerial. Beberapa bentuk metode supervisi manajerial adalah pertama, monitoring dan evaluasi.
Metode ini dilakukan oleh pengawas sekolah untuk melihat tingkat ketercapaian pelaksanaan dan keberhasilah program sekolah, selain
itu untuk memberikan masukan dalam perencanaan program pada tahun selanjutnya dan sebagai penilaian terhadap sekolah. Kedua,
Diskusi Kelompok Terfokus Focused Group Discussion. Metode ini dilakukan setelah dilakukannya kegiatan monitoring dan evaluasi
oleh pengawas sekolah, FGD ini adalah salah satu wadah untuk menyampaikan dan menyelesaikan masalah yang ditemukan saat
monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk menyatukan pandangan stakeholder sekolah mengenai realitas kondisi sekolah,
serta menentukan langkah-langkah yang strategis yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Ketiga, Delphi. Metode ini digunakan
oleh pengawas sekolah dalam membantu pihak sekolah dalam merusumuskan visi, misi, dan tujuannya, dalam hal ini seorang
pengawas merupakan sumber informasi, fasilitator, dan tempat bertanya untuk kepala sekolah dan guru-guru. Keempat, workshop.
Metode ini dilakukan sebagai tempat untuk memecahkan masalah tertentu dengan jalan berdiskusi atau saling memberikan pendapat
antar satu anggota dengan anggota lainnya.
C. Penelitian yang Relevan
Terdapat penelitian yang relevan yang dapat menjadi acuan penelitan ini. Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, yaitu:
1. Fitri Yanti 1000853 penelitian tahun 2014, dalam penelitian kuantitatif
skripsinya yang berjudul Pengaruh Supervisi Manajerial Pengawas terhadap Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan
Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan penelitiannya, maka
dapat diketahui temuan-temuan penelitiannya yaitu hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa supervisi manajerial pengawas sekolah memiliki
pengaruh positif terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah dasar di Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta dan yang membedakan
penelitian ini dengan skripsi penulis ialah obyek yang dilakukan oleh penulis adalah 5 sekolah dasar negeri di gugus 03 Kecamatan Tigaraksa
sedangkan obyek penelitian yang digunakan Fitri Yanti adalah seluruh kepala sekolah dasar di Kecamatan Purwakarta, metode penelitian yang
dilakukan oleh Fitri Yanti adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif sedangkan penulis menggunakan metode penelitian pendekatan
kualitatif dengan metode deskriftif, dan yang terakhir teknik pengumpulan data yang digunakan Fitri Yanti ialah kuesioner sedangkan
penulis menggunakan studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. 2.
Warun 1103505085 penelitian tahun 2008, dalam penelitian kualitatif tesisnya yang berjudul Implementasi Supervisi Manajerial Pengawas
TKSD dalam Meningkatkan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah. Berdasarkan penelitiannya, maka dapat diketahui temuan-temuan
penelitiannya yaitu hasil dari penelitian ini menujukan bahwa supervisi manajerial dan pembinaan yang dilakukan Pengawas TKSD dalam
meningkatkan kemampuan profesional Kepala Sekolah Dasar berperan penting dan strategis dalam upaya merealisasikan Kepala Sekolah yang
profesional dan berkualitas dan yang membedakan dengan skripsi penulis ialah obyek yang dilakukan oleh penulis adalah lima sekolah dasar negeri
di gugus 03 Kecamatan Tigaraksa sedangkan obyek penelitian yang digunakan Warun adalah sekolah-sekolah yang berada di daerah binaan
V Kecamatan Banjarharja, Kabupaten Brebes.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini menggambarkan proses berlangsungnya pencapaian harapan pendidikan di masa yang akan datang berupa kualitas pendidikan
nasional melalui supervisi manajerial pengawas sekolah. Berawal dari input
yaitu pelaksanaan tugas pengawas sekolah dalam hal pengawasan, penilaian dan evaluasi, pembinaan, dan tindak lanjut. Dalam melakukan kegiatan awal
pengawas sekolah terlebih dahulu melakukan pengawasan apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Setelah
melakukan pengawasan pengawas sekolah melakukan penilaian dan evaluasi hasil proses untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil dari pengawasan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Setelah itu barulah diberikan pembinaan kepada kepala sekolah sesuai dengan hasil pengawasan sebelumnya dan melihat apa
yang perlu diperbaiki dengan maksud agar kepala sekolah dapat memahami bagaimana pengelolaan dan administrasi sekolah dengan baik dan membantu
memecahkan masalah sehingga dapat memaksimalkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah. Kemudian yang terakhir adalah
melakukan program tindak lanjut sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan di sekolah setelah melewati tahap pengawasan, penilaian dan evaluasi, dan
pembinaan. Setelah melakukan input perlu diperhatikan bagaimana proses yang harus
dilakukan, dalam hal ini adalah supervisi manajerial pengawas sekolah. Hal- hal yang perlu diperhatikan selama proses adalah penyusunan program
pengawasan, pemantauan pelaksanaan 8 standar nasional pendidikan, pengawasan, penilaian dan evaluasi, pembinaan, dan tindak lanjut. Dengan
melakukan rangkaian kegiatan yang merupakan peran dan tugas pengawas sekolah di sekolah maka diharapkan hasil yang baik sesuai dengan harapan
dan tujuan. Dengan demikian dapat meningkatkan kualitas sekolah yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan nasional. Dengan
demikian dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :
Bagan Kerangka Pikir
Input
Tugas Pengawas: 1. Pengawasan
2. Penilaian dan
Evaluasi 3. Pembinaan
4. Tindak lanjut
Proses
Supervisi manajerial :
1. Penyusunan Program
Pengawasan
2. Pengawasan Pelaksanaan 8
SNP
3. Penilaian dan Evaluasi
4. Pembinaan 5. Tindak Lanjut
Output
Kualitas pendidikan
di sekolah Outcomes
Kualitas pendidikan
nasional
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan supervisi manajerial pengawas sekolah dasar yang meliputi aspek pengelolaan, pembiayaan, dan
sarana dan prasarana.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 5 dari 11 sekolah dasar binaan gugus 03 Kecamatan Tigaraksa, antara lain: Pertama, SD Negeri Kadu dengan alamat
Jl. Syekh Mubarok, RT.04RW.01, Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa, Provinsi Banten, Kode pos 15720, e-mail:
sdkadu3raksagmail.com . Kedua, SD
Negeri Pete dengan alamat Jl. Tigaraksa, Kampung Pete, Desa Tegalsari, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tigaraksa, Provinsi Banten, Kode pos
15720, e-mail: sdnpete2016gmail.com
. Ketiga, SD Negeri Guradog dengan alamat Jl. Raya Cisoka Tigaraksa, Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kode pos 15720, e-mail: sdnguradoggmail.com
. Keempat, SDN Kelapa Dua I dengan alamat Jl. Cisereh Kp. Kalapadua Desa Tegalsari Kecamatan Tigaraksa Kabupaten
Tangerang Provinsi
Banten, Kode
pos 15720,
e-mail: sdnkelapaduasatugmail.com
. Kelima, SDN Cisereh I dengan alamat
Kampung Cisereh, RT.01RW.01, Desa Cisereh, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kode pos: 15720, e-mail:
sdnciserehsatugmail.com .
Adapun waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal sekolah dan responden. Adapun rincian waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
2015 2016
Nov Jan Mar Mei Jul Agst Sept Okt Nov
1. Penyerahan
proposal skripsi √
2. Konsultasi
dengan dosen pembimbing
√ √
√ √
√ √
√ √
3. Pengumpulan
data √
√ 4.
Pengolahan analisis data
√ √
5. Penyusunan
Laporan penelitian
√ √
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskripsi. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses
dari proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.
58
Pendekatan kualitatif ini adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian lapangan terhadap objek yang dituju untuk
memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih
58
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif; Teori Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, Cet. I, h. 80