Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication menjelaskan defenisi komunikasi antarpribadi dari tiga perspektif :
1. Perspektif konvensional
Perspektif ini mendefenisikan komunikasi antarpribadi berdasarkan pada unsur-unsur atau komponennya, yaitu merupakan proses pengiriman dan
penerimaan pesan diantara dua orang ataupun sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik.
2. Perspektif Rasional
3. Menurut perspektif ini, komunikasi antarpribadi didefenisikan sebagai
komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan jelas diantara mereka. Defenisi relasional acapkali disebut defenisi
pasangan karena melibatkan hubungan antara dua orang yang berinteraksi. Perspektif Pengembangan
Dari ketiga perspektif tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan dua orang atau lebih
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Pada perspektif pengembangan, komunikasi antarpribadi adalah suatu
proses yang berkembang yaitu dari komunikasi yang bersifat impersonal meningkat menjadi komunikasi yang sangat pribadi atau intim. Artinya
ada peningkatan hubungan diantara para peserta komunikasi Cahyana, 1996:196.
2.2.2.2 Ciri Komunikasi Antarpribadi
Menurut Everett M. Rogers, ciri-ciri komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :
a. Arus pesan cenderung dua arah.
b. Konteks komunikasi dua arah.
c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi.
d. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas
keterpaan tinggi. e.
Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat. f.
Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. Wiryanto, 2004:35.
2.2
Komunikasi antarpribadi dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Ada 6 tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap penting, yaitu:
.2.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
2. Mengetahui dunia luar
3. Menciptakan dan memelihara hubungan
4. Mengubah sikap dan perilaku
5. Bermain dan mencari hiburan
6. Membantu orang lain
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan-tujuan komunikasi antarpribadi ini tidak harus dilakukan dengan sadar ataupun dengan suatu maksud.
Tetapi bisa pula dilakukan dengan tanpa sadar atau tanpa maksud tertentu Widjaja, 1988: 122.
2.2.2.4 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
a. Menurut Kumar efektivitas komunikasi antarpribadi mempunyai lima ciri,
yaitu : Keterbukaan openness
b. Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima
didalam menghadapi hubungan antarpribadi. Empati empathy
c. Merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Dukungan supportiveness
d. Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif.
Rasa Positif positiveness
e. Seseorang harus memiliki rasa positif terhadap dirinya, mendorong orang
lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
Kesetaraan equality
Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan
Wiryanto, 2004:36
Menurut Yoseph Devito 1986 dalam bukunya The Interpersonal Communication Book dilihat dari
1. Perspektif Humanistik
2 perspektif, yaitu:
a. Keterbukaan
b. Perilaku suportif
c. Perilaku positif
d. Empati
e. Kesamaan
2. Perspektif Pragmatis
a. Yakin
b. Kebersamaan
c. Perilaku ekspresif
d. Orientasi pada orang lain Widjaja 1988: 127.
2.2.2.5
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi utama yang dipakai oleh para pengajar di Pesantren Darularafah raya. Jenis komunikasi ini digunakan
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada santri dan juga dalam menciptakan hubungan yang dekat dengan santri. Selain itu komunikasi antarpribadi juga
sering diterapkan dalam berbagai kegiatan lainnya seperti mufrodat, muhadatsah, muhadoroh, kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan ketika didalam asrama
bersama pembimbing asrama masing-masing. Komunikasi antarpribadi mempunyai banyak manfaat. Melalui komunikasi antarpribadi setiap santri dapat
mengenal diri sendiri dan orang lain, menjalin hubungan yang lebih bermakna serta dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. Dibandingkan dengan
bentuk-bentuk komunikasi lainnya, Komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam hal mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.
Alasannya karena komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka, oleh karena itu maka terjadilah kontak pribadi.
Komunikasi Antarpribadi di Pesantren Darularafah Raya
Darularafah juga menyediakan kakak asuhpendidik kepada setiap santri di pesantren, guna untuk sharing, menyelesaikan masalah dan segala sesuatu yang
menjadi pertanyaan bagi santri. Segala proses komunikasi antarpribadi yang diterapkan oleh setiap guru dan kakak pembimbing di Darularafah berguna untuk
membuat santri atau anak didik merasa nyaman dan mudah dalam menjalankan setiap proses pendidikan didalam pesantren. Dengan diterapkannya proses
komunikasi antarpribadi di Darularafah, menjadikan para guru dan santri menjadi lebih dekat seperti keluarga sendiri.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi para santri yang memang jauh dari kasih sayang orang tua dan. Dengan situasi seperti ini, maka pihak guru dan para santri
lain lah yang menjadi keluarga mereka selama di pesantren. Dengan begitu pihak guru dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh santri serta memberikan
perhatian dan kasih sayang yang lebih terhadap anak didik. Guru juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan para santri khususnya di Pesantren
Darularafah Raya.
2.2.3 Teori Pengungkapan Diri Self Disclosure