Darularafah juga menyediakan kakak asuhpendidik kepada setiap santri di pesantren, guna untuk sharing, menyelesaikan masalah dan segala sesuatu yang
menjadi pertanyaan bagi santri. Segala proses komunikasi antarpribadi yang diterapkan oleh setiap guru dan kakak pembimbing di Darularafah berguna untuk
membuat santri atau anak didik merasa nyaman dan mudah dalam menjalankan setiap proses pendidikan didalam pesantren. Dengan diterapkannya proses
komunikasi antarpribadi di Darularafah, menjadikan para guru dan santri menjadi lebih dekat seperti keluarga sendiri.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi para santri yang memang jauh dari kasih sayang orang tua dan. Dengan situasi seperti ini, maka pihak guru dan para santri
lain lah yang menjadi keluarga mereka selama di pesantren. Dengan begitu pihak guru dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh santri serta memberikan
perhatian dan kasih sayang yang lebih terhadap anak didik. Guru juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan para santri khususnya di Pesantren
Darularafah Raya.
2.2.3 Teori Pengungkapan Diri Self Disclosure
Self disclosure adalah pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain maupun sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan
seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi dalam dirinya. Teori ini terjadi ketika kita dengan sengaja memberikan informasi tentang diri kita
sendiri kepada orang lain. Dimana mereka tidak akan mengetahui dan memahami jika kita tidak memberitahukannya kepada orang lain. Hubungan antarpribadi
tidak akan mencapai keintiman tanpa pengungkapan diri self disclosure. Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi,
perilaku, perasaan, keinginan, motivasi dan ide sesuai yang terdapat didalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dari pengungkapan diri seseorang
tergantung pada situasi dan orang yang diajak dalam berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan kita menyenangkan, membuat kita merasa aman serta dapat
membangkitkan semangat, maka kemungkinan bagi kita untuk lebih membuka diri, begitu juga sebaliknya.
Dalam proses pengungkapan diri tampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecendrungan mengikuti norma timbal balik. Bila seseorang
menceritakan sesuatu yang pribadi pada kita, maka kita cenderung akan memberikan respon yang sepadan. Pada umumnya kita mengharapkan orang lain
memperlakukan kita sama seperti memperlakukan mereka. Dalam konteks ini berarti kita sudah mulai membicarakan soal kedalaman depth dan keluasan
breadth self-disclosure. Sejauh mana kedalaman dalam self-disclosure itu akan ditentukan oleh derajat keakraban kita dengan lawan komunikasi. Makin akrab
kita dengannya maka akan makin dalam self-disclosure-nya. Selain itu, akan makin luas juga cakupan bahasan yang kita komunikasikan melalui self-disclosure
itu. Ini merupakan hal yang logis. Bagaimana kita mau berbincang-bincang mengenai lapisan terdalam dari diri kita apabila kita tidak merasa memiliki
hubungan yang akrab dengan lawan komunikasi kita Dayakisni, 2003:88.
Gambar 1 Konsep Johari Window
I Terbuka Open
Diketahui sendiri, diketahui orang lain II
Buta Blind Tidak diketahui sendiri, diketahui
orang lain
III Tersembunyi Hidden
Diketahui diri sendiri, tidak diketahui orang lain
IV Tidak Dikenal Unknown
Tidak diketahui diri sendiri, tidak diketaui orang lain
Sumber: Liliweri, 1997: 53 Berdasarkan gambar johari window diatas dapat diketahui bahwa tiap diri
kita memiliki keempat unsur tersebut, termasuk yang belum diketahui maupun yang disadari. Keempat bidang diatas merupakan satu kesatuan yang terdapat
dalam diri setiap orang. Hanya saja kadar bidang berbeda satu dengan yang lain.
Mereka yang mampu bersosialisasi dan membangun hubungan baik, maka akan memperluas bidang terbuka dan ketiga bidang yang lain akan menyempit. Dengan
demikian komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kitadapat
tumbuh dan belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain, bergaul, bersahabat, saling mengasihi, bermusuhan, membenci orang lain, dan sebagainya.
De Vito Liliweri, 1997:13 mengatakan bahwa ada alasan umum mengapa seseorang menjalin hubungan diantaranya yaitu: mengurangi kesepian, dimana
rasa sepi muncul ketika kebutuhan interaksi akrab tidak terpenuhi, mengutarakan dorongan karena semua manusia membutuhkan interaksi antar manusia,
memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri. Karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya seperti orang lain
melihatnya. Memaksimalkan kesenangan dan meminimalisir rasa sakit melalui berbagi rasa dengan orang lain. Karena pada hakikatnya setiap orang berusaha
memaksimalkan kesenangan dan meminimalisir rasa sakit yang dideritanya. Proses pengungkapan diri mempunyai suatu tujuan yaitu tercapainya
hubungan yang erat dan baik dan menciptakan suasana yang akrab dan penuh dengan kekeluargaan. Model pengungkapan diri juga didukung dengan model
penetrasi sosial yang didalamnya terdapat dua dimensi yang luas dan mendalam. Dimana seseorang akan berkomunikasi dengan siapa saja baik orang asing
maupun sahabat dekat dengan memulai hubungan yang dangkal hingga berkembang menjadi lebih akrab. Pengungkapan diri memiliki banyak
perkembangan, maka terdapat pula fungsi dari pengungkapan diri tersebut yaitu : 1.
Ekspresi, dalam suatu hubungan tidak terlepas dari kekecewaan maupun kekesalan, baik menyangkut pekerjaan, perasaan maupun lainnya. Untuk
membuang kekesalan maupun kekecewaan biasanya akan merasa senang jika bercerita pada kerabat atau sahabat.
2. Penjernihan diri self clarification, dengan saling berbagi kasih dan rasa
serta menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi kepada sahabat, kita berharap akan mendapatkan penjelasan dan pemahaman pikiran dari
masalah yang kita hadapi, hingga melihat permasalahan menjadi bijak dan jernih.
3. Keabsahan sosial social validation, setelah pembicaraan masalah selesai
dengan baik dan jernih, biasanya kita memberikan tanggapan mengenai masalah yang tengah dihadapi. Dengan demikian kita akan mendapatkan
suatu informasi yang bermanfaat tentang kebenaran akan pandangan dan akan memperoleh dukungan dari sahabat maupun kerabat.
4. Kendali sosial social control, seseorang akan menyembunyikan dan
mengemukakan informasi tentang keadaan dirinya yang dimaksudkan untuk mengadakan control sosial, misalnya saja orang akan mengatakan
sesuatu yang dapat menimbulkan kesan baik terhadap dirinya. 5.
Perkembangan hubungan relationship development, saling berbagi rasa dan informasi tentang diri kita kepada orang lain serta saling mempercayai
merupakan saran yang paling penting dalam usaha merintis hubungan akan peningkatan derajat keakraban Dayakisni, 2003:90.
2.2.4 Teori Interaksi Simbolik