3.4 Kerangka Analisis
Gambar 3 Kerangka Analisis
Sumber : Penelitian 2013 Berdasarkan gambar diatas, peranan komunikasi antarpribadi guru dalam
membentuk kepribadian sosial anak usia remaja dilakukan pendidik pesantren dengan sangat profesional yaitu dengan menggunakan metode keislaman
berdasarkan syari’at islam. Proses komunikasi ini merupakan proses yang sangat efektif bagi santri. Karena menurut peneliti, jika dilihat dari penjelasan para
informan, para guru sangat lihai dalam mendidik dan membimbing kaula remaja Dibentuk sesuai dengan
syariat islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist
Peranan komunikasi antarpribadi guru dalam
membentuk kepribadian sosial anak usia remaja
1. Keterbukaan
2. Empati
3. Dukungan
4. Rasa Positif
5.
Kesetaraan Elemen komunikasi
antarpribadi yang diberikan guru kepada
t i 1.
Keterbukaan 2.
Kesadaran 3.
Penghargaan Diri
4. Menjalin
hubungan yang Harmonis
dengan sesama Elemen komunikasi
antarpribadi remaja santri putri
putri yang kebanyakan memiliki nilai sensitivitas yang tinggi dan cenderung sangat labil dalam memberikan keputusan. Kaum remaja juga pada umumnya
sulit diatur serta ingin kebebasan dalam berlaku. Tetapi lain dengan remaja dipesantren darularafah, sebagian dari para remaja santri putri, tidak begitu sulit
diatur dan tetap mempunyai nilai semangat juang yang tinggi dalam hal belajar dan menghadapi kehidupan dipesantren.
Walaupun keseluruhan dari para santri putri tidak dapat bertemu dengan lawan jenis atau kaum lelaki, tetapi hal itu tidak menjadi masalah bagi mereka
dalam menghadapi kondisi pubertas mereka sebagai kaum remaja. Walau masih ada sebagian dari para santri yang sulit diatur, sering melakukan kesalahan dan
mempunyai sikap yang sangat keras kepala, tetapi hal ini tidak menjadi problematika bagi para guru untuk terus berusaha mendidik dan membentuk
kepribadian sosial yang positif bagi remaja santri di PDAR. Dalam membentuk kepribadian sosial yang positif pada remaja, sebagai
orang tua atau seorang pendidik hendaknya memiliki sikap serta kepribadian yang mampu menjadi panutan bagi remaja serta membuat mereka merasa tertarik dalam
berbagi mengenai apapun yang membebani pikiran remaja yaitu, “keterbukaan- empati-dukungan-rasa positif-dan kesetaraan” Wiryanto, 2004:36.
Begitu juga halnya dengan santri putri dipesantren, mereka sebagai kaum remaja juga memerani sikap yang sangat terpuji yang tergambar jelas dikeseharian
mereka masing-masing yaitu, “keterbukaan pada pengalaman, kesadaran, penghargaan diri, dan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama”
3.5 a.
Penelitian Lapangan Field Research,penelitian ini dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Mendalam IndepthQualintative Interview, adalah suatu
cara mengmpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan wawancara mendalam dilokasi penelitian. Wawancara ini
dilakukan dengan frekuensi tinggi dan berulang-ulang secara intensif
Kriyantono, 2007:98. Peneliti berada langsung ditempat penelitian dan secara mendalam melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan
informasi yang relevan dan mendukung penelitian. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon
informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. 2.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dengan observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan berbagai indera tanpa
pertolongan alat standar untuk keperluan tersebut. Metode observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap. Dalam penelitian observasi dapat juga dilakukan dengan angket, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara Arikunto,
1993:123. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran ataupun tak berperan. Menurut Spedleymenjelaskan bahwa peran dalam observasi
dapat dibagi menjadi : 1 tak berperan sama sekali, 2 berperan pasif, 3 berperan aktif, dan berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar
menjadi warga anggota kelompok yang sedang diamatiSutopo, 1996: 59.
Observasi partisipan pengamatan, merupakan proses pemilihan, pengubahan dan pencatatan serangkaian perilaku dan suasana yang
berhubungan dengan kasus yang diteliti dan sesuai dengan tujuan yang hendak diperoleh sebelumnya. Observasi ini berguna untuk menjelaskan,
memaparkan dan merinci gejala yang terjadi. Peneliti terlibat dalam kegiatan yang ditelitinya dan berhubungan langsung dengan pihak-pihak
yang diteliti.
b. Penelitian Kepustakaan Library Research,yaitu dengan cara