Anak Usia Remaja Di Pesantren Darularafah Raya

4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. 5. Pertentangan didalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua. 6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. 7. Senang bereksperimentasi. 8. Senang bereksplorasi. 9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. 10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian.

2.2.8.2 Anak Usia Remaja Di Pesantren Darularafah Raya

Remaja merupakan sekelompok generasi yang akan mengisi berbagai posisi dalam masyarakat di masa yang akan datang, yang akan meneruskan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara di masa depan. Kemampuan remaja bersosialisasi diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Setiap individu memiliki sifat yang unik. Satu sama lain memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian menunjuk pada sikap-sikap seseorang untuk bertindak, berfikir, merasakan, cara berhubungan dengan orang lain, dan cara seseorang menghadapi masalah. Kepribadian sendiri terbentuk melalui proses sosialisasi yang panjang sejak kita dilahirkan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang bisa berubah dan berkembang seiring proses sosialisasi yang dilakukan individu tersebut. Lingkungan pertama tempat terbentuknya kepribadian remaja selain dilingkungan remaja adalah sekolah, teman bergaul dan pihak yang cukup berkompeten dalam mengenalkan bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan yaitu guru disekolah. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, Jumlah keseluruhan putra dan putri pesantren darularafah raya adalah sebanyak 2.637 siswa. Dan keseluruhan dari mereka dapat dikatakan sebagai anak yang sedang atau memasuki masa remaja, dengan usia 12-17 tahun. Masing-masing dari mereka duduk di bangku SMP dan SMA yang terbagi menjadi 2 konsentrasi, yaitu IPA dan IPS. Sisa dari mereka berada di kelas I Taksis. Kelas yang satu ini merupakan kelas eksperimen dimana seluruh santri dilatih untuk lebih memperdalam pelajaran pondok terlebih dahulu, terutama bahasa arab dan bahasa inggris. Seluruh santri yang berada di kelas ini merupakan himpunan dari santri yang masuk setelah tamat SMP, sehingga mereka dituntut untuk lebih memperdalam bahasa dan ilmu agama terlebih dahulu. Masing-masing kelas berisi kurang lebih 36 santri sesuai dengan urutan nilai dan prestasi santri masing-masing. Maka bagi sekelompok santri yang mendapat nilai teratas maka akan di tempatkan di kelas A, atau biasanya sering disebut dengan kelas unggulan. Di pesantren darularafah sendiri, para santri tidak pernah disatukan dengan lawan jenis baik itu dilingkungan maupun dikelas. Mereka hidup terpisah dengan pembatas tembok kokoh yang tinggi yang dibangun di tengah-tengah pembatas lingkungan putra dan putri. Hal ini juga dirasakan oleh para guru khususnya ustadz dan ustadzah yang belum menikah. Tidak ada perbedaan bagi santri dan para guru yang lajang. Mereka tinggal diatap yang sama, makan dengan lauk yang sama, dan menjalani aturan yang sama. Bedanya para santri adalah murid dan guru adalah pengajar mereka yang bersedia menjadi tempat cerita atau mengadu mengenai segala problematika yang mereka hadapi.

2.3 Model Teoritis Gambar 2

Model Teoritik Sumber : penelitian 2013 Komunikasi Antarpribadi Guru dalam Membentuk Kepribadian Sosial Remaja

Dokumen yang terkait

Konsep Diri Mahasiswa Indekos Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi

2 65 115

Pola Strategi Komunikasi Antarpribadi Guru dan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini (Studi Deskriptif tentang Pola Strategi Komunikasi Antarpribadi Guru dan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini di TK Sabila Amanda Medan).

6 129 122

Komunikasi Antarpribadi Guru Tari Kepada Murid Di Semarak Candrakirana Art Center (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Guru Tari Kepada Murid Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Di Semarak Candrakirana Art Center).

1 4 38

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 3 14

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 4 15

BAB 1 PENDAHULUAN Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 6 30

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioter

5 10 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap ODHA di Klinik Vol

0 2 14

PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN DARULARAFAH RAYA DI LAU BAKERI KABUPATEN DELI SERDANG 1985-2011.

0 1 14

Peranan Komunikasi Antarpribadi Guru Dan Kepribadian Sosial Anak Usia Remaja (Studi Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Membentuk Kepribadian Sosial Remaja SantriPutri di Pesantren Darularafah Raya Lau Bakeri)

0 0 15