Namun, prestasi yang diraih takkan berarti tanpa diperkuat dengan amal ibadah. Para santri Pesantren Darularafah dituntut dapat menjalankan ibadah
amaliah dengan baik dan benar tanpa menganut satu madzhab tertentu, agar mereka dapat menjalankan ibadah tanpa ada pertengkaran madzhab yang
dianut. Selain itu ada kelompok kursus bahasa Arab, Inggris, dan Mandarin. “Santri perlu dibekali dengan bahasa Mandarin agar mereka bisa berdakwah
dan berniaga dengan orang-orang Cina yang menguasai perekonomian di Medan” sahutnya.
Demi meningkatkan kualitas santri, Pesantren Darularafah menyediakan kampus yang asri dengan sejumlah fasilitas pendukung sarana pondok. Antara
lain, gedung asrama, masjid, perumahan guru, perumahan karyawan, penginapan tamu, ruangan kelas, lapangan olahraga, gedung kantor, gedung aula, ruang tamu,
dapur umum, laboratorium fisika, kimia, bahasa, dan komputer, ruangan kursus, kantin, serta klinik kesehatan. Sementara itu sarana pendukung meliputi, ruang
audio visual, fotokopi, warnet, jasa jahitan, sablon digital dan studio foto, unit pengemasan produk, unit pembuatan tempe dan tahu, serta binatu.
4.1.2 Visi dan Misi Visi :
Pesantren Darularafah Raya merupakan Lembaga Pengkaderan Ulama dan Umaro’ yang Berkualitas dan Dinamis.
1.
Misi :
2. Membentuk kelas Unggulan Keulamaan, Eksakta dan Sosial
3. Mendidik seluruh santri menjadi Warotsatul Anbiya’
4. Melaksanakan Micro Teaching
5. Memiliki Sarana dan Prasarana yang lengkap dan Berkualitas
6. Menjadikan Bahasa Arab dan Inggris sebagai Bahasa Pengantar
7. Memberdayakan Umat dan Alumni yang Berkualitas untuk menjadi
Kader Islam Memiliki dana abadi untuk mencapai Visi
4.1.3 Profil Informan
Peneliti memilih beberapa informan sebagai subjek dan objek penelitian dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yang penentuan sampelnya
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Berdasarkan data yang telah berhasil peneliti kumpulkan dari informan selama melakukan penelitian ini, peneliti telah menemukan data jenuh. Data ini
didapatkan peneliti setelah melakukan penelitian kepada 5 orang informan. 4 orang guru 1 orang remaja santri putri. Berikut ini adalah profil serta hasil
penelitian yang didapat dari ke 5 informan mengenai pembentukan kepribadian sosial remaja santri putri di Pesantren Darularafah Raya :
Tabel 1 Karakteristik Informan
No Nama Informan
Jenis kelamin Usia
Status Lama
Menjabat 1.
Drs. Zulfan Arifin MA
Laki-laki 45 tahun
Kepala Sekolah 20 Tahun
2. Bambang
Widowasono .MA Laki-laki
46 tahun Kepala
Pengasuhan 23 Tahun
3. Syahril Anwar S.Ag.
Laki-laki 38 tahun
Kabid. Kesiswaan
18 Tahun
4. Ahdar Muslim S.Pd.i
Laki-laki 29 tahun
Kabid. Administrasi
12 Tahun
5. Tyas Dwi Bekti
Diningrum Perempuan
16 tahun Remaja Santri
Putri 5 Tahun
Sumber : Penelitian 2013
4.1.4 Penyajian Data Dari Informan
Dari temuan data yang telah berhasil peneliti kumpulkan selama melakukan penelitian, selanjutnya peneliti menganalisis data-data tersebut sesuai dengan
komunikasi antarpribadi dan kepribadian sosial anak usia remaja sebagaimana yang telah peneliti dapatkan dari informan.
Disini peneliti mendapatkan 5 orang informan sebagai subjek penelitian. 4 orang guru dan 1 orang santri putri. Peneliti
menggunakan teknik Purpose Sampling untuk mengumpulkan informan. Purposive Sampling adalah penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Kriyantono, 2006:154. Analisis
data dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada masing-masing informan adalah sebagai berikut :
1. Informan 1
Nama : Drs. Zulfan Effendi M.A
Usia : 45 Tahun
TempatTanggal Lahir : Asahan, 05 Agustus 1968
Jabatan : Kepala Sekolah
Lama Menjabat : 20 Tahun
A. Interpretasi Data
Beliau adalah sosok seorang kepala sekolah dengan postur tubuh yang ideal, badan tinggi tegap, kulit agak gelap, berkacamata, dan berpenampilan rapi.
Melihat sikapnya yang lemah lembut dan berwibawa, membuat para santri putri senang kepadanya. Ustad zulfan merupakan sosok yang ramah dan sangat
perhatian dengan santri-santrinya. Bila ia melihat kejanggalan yang dilakukan para santri, maka beliau tak segan-segan menegur anak tersebut. Hal inilah yang
membuat santri putri nyaman untuk bercerita kepada beliau. Bahkan tak jarang beberapa dari santri yang terlihat manja dengan beliau, mereka menganggap
seolah-olah beliau adalah ayah mereka sendiri. Sejak awal mengabdi di PDAR, ustad zulfan tidak menghadapi banyak
kendala dalam menjalani amanah sebagai kepala sekolah. Ustad zulfan juga sangat peduli dengan para guru dan santri. Sehingga membuatnya merasa mudah
untuk mengemban amanah tersebut. Baginya, menjalani kehidupan dipesantren merupakan anugerah serta keberuntungan yang belum tentu ia temukan didunia
luar. Melihat anak-anak yang dididik dengan keislaman, keteraturan serta kemandirian, membuat beliau sangat terharu dan tenang. Menurut peneliti, ustad
zulfan merupakan sosok seorang kepala sekolah yang berkepribadian sangat menarik dan menginspirasi.
B. 1.
Analisis Komponen Komunikasi Antarpribadi Guru Keterbukaan
Menurut Ustad Zulfan, sebagian besar para santri putri merupakan sosok gadis kecil yang sangat lemah jika diterpa masalah. Baik itu masalah dengan teman,
sekolah, keuangan, atau rindu pada keluarga. Hal ini sangat lumrah terjadi jika dilihat dari kondisi santri yang jauh dari keluarga serta orang-orang yang
mereka sayangi. Mereka benar-benar dituntut untuk menghadapi semuanya sendiri. Tetapi dipesantren, mereka diberikan perhatian khusus kepada
pembimbing serta guru baik itu diasrama maupun dikelas, agar para santri mau bercerita tentang apapun yang membebani hati mereka. Sehingga jika
para santri mempunyai masalah, mereka biasanya bercerita dengan teman dekatnya, kakak kelas, maupun ustad dan ustadzah dipesantren.
2.
“anak-anak ini sangat sensitif, kalau lagi terkena masalah biasanya sebagian putri suka menyendiri, gak mau makan, banyak diam, masuk dalam lemari
ucapnya sambil tertawa. Kadang sampe sakit, telpon orang tuanya minta pulang,…”
Empati
Para santri diajarkan untuk tidak berbohong, mengambil hak orang lain, serta mengolok-olok teman. Biasanya kalau mereka melakukan kesalahan disadari
atau tidak disadari, para santri cepat menyadari kesalahan mereka dan meminta maaf kepada pihak yang terkait. Hal inilah yang selalu diajarkan oleh
guru baik dikelas maupun diasrama dalam ceramah-ceramah yang mereka sampaikan setiap harinya.
“mereka ini anak yang jujur, mandiri, sudah biasa hidup sederhana. Mungkin sebagian dari mereka terbebani dengan hidup disini. Yang biasanya makan
enak, sering jalan-jalan, apa yang diinginkan dituruti, tapi kalo disini gak ada itu semua. Disini anak-anak dituntut untuk hidup teratur. Caranya dengan
membudayakan antri. Makan antri, mandi antri, semuanya serba antri. biar hidup anak-anak terdidik dengan baik. Jadi anak yang berguna untuk semua
orang..saya sangat simpati dengan kegigihan mereka, mereka ini amanah kami... “
3. Dukungan
Mengenai keinginan untuk berkarya dan berprestasi, menurut Ustad Zulfan beliau selalu ingin melakukan yang terbaik untuk anak-anak didiknya. Beliau
percaya selama para santri mau berusaha giat dan tidak putus asa, mereka pasti berhasil mencapai angan dan cita-citanya kelak. Menjadi putri kebanggaan
orang tua, lingkungan maupun bangsa. Menjadi wanita sholeha yang taat agama dan berakhlak mulia. Hal inilah yang diungkapkan beliau saat
diwawancarai : “Every Child is Special. Anak itu titipan Illahi yang harus dijaga dan dididik
agar kelak menjadi orang berguna. Saya sangat bangga bisa mendidik anak- anak ini, kalau liat keseharian anak-anak ini, tenang kali rasanya. Terharu
liat anak-anak semuda mereka uda sanggup hidup tanpa orang tua. Mereka punya cita-cita yang besar. gimanapun caranya kami sebagai pendidik harus
terus mendukung mereka. saya yakin mereka pasti sukses. Karena mereka ini para Mujahidin muda yang menuntut Ilmu dijalan Allah. Mereka adalah
Bintang... “
4.
Kata-kata itulah yang diungkapkan ustad zulfan saat proses wawancara berlangsung. kalimat yang sangat menyentuh hati. Mendengar ungkapan
beliau tanpa disadari peneliti meneteskan air mata tertegun dengan kalimat yang keluar dari mulut informan.
Rasa Positif
Para santri merasa begitu senang dengan semua sahabat dan para pembimbing di pesantren baik itu diasrama maupun disekolah. Setiap hari mereka selalu
dibimbing untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman-temannya. Karena bagi mereka semua individu baik itu kerabat, sahabat, guru dan
siapapun yang berada satu atap dan satu sepenanggungan dengan mereka adalah keluarga. Tidak ada perbedaan, suka senang dirasakan bersama.
Mereka menganggap semua manusia itu sama dihadapan tuhan. Ustad zulfan mengatakan bahwa jika santri mempunyai masalah dengan
teman atau kerabatnya, mereka jarang sekali membiarkan perselisihan itu bertahan lama. Karena apapun permasalahan yang terjadi diantara mereka,
mereka tidak bisa berkelahi atau berdiaman hingga berlarut-larut, karena segala kegiatan serta proses kehidupan yang mereka jalani dipesantren,
semuanya dikerjakan bersama-sama, sehingga hal itu membuat mereka lupa kalau mereka sedang mempunyai masalah dengan temannya. Para pendidik
dipesantren juga selalu mengajarkan mereka untuk selalu bersikap positif kepada semua orang. Kehidupan para santri terbilang sangat solid dan hangat.
Segala sesuatu yang mereka kerjakan selalu bersama-sama. Makan bersama, belajar bersama, mengaji bersama, olahraga bersama susah pun bersama.
Begitulah keharmonisan kehidupan yang mereka jalin selama hidup di pesantren darularafah.
5.
“saya sebagai pengajar sekaligus orang tua dipesantren ini, tidak pernah memandang mereka sebagai sosok yang malang sehingga perlu dikasihani.
Saya menganggap mereka adalah anak-anak yang kuat. Karena dilihat dari kehidupan mereka disini, selelah apapun mereka, sepenat apapun mereka
disini, mereka tetap jalani semuanya dengan ikhlas. Walau ada sebagian dari mereka yang sedikit keras dan gak suka dengan aturan. Tapi kita sebagai
orang tua tetap harus sabar dalam mendidik mereka. Tetap memandang positif dan terus mendukung mereka agar terus berproses disini. Mereka ini
masa depan bangsa yang harus dibudidayakan”
Kesetaraan
Semua yang ada dimuka bumi ini adalah sama. Sama-sama makhluk tuhan yang diciptakan dengan tujuan-tujuan tertentu. Manusia sebagai makhluk
paling sempurna yang diberikan akal dan pikiran hendaknya mampu menjalankan tugasnya sebagai manusia seutuhnya. Tugas manusia dimuka
bumi ini semata-mata tidak lari dari bekerja keras, berusaha, bersyukur dan menolong sesama. Hal inilah yang selalu dilakukan ustad zulfan kepada para
santri. Beliau tidak pernah membeda-bedakan, menurutnya mereka semua mempunyai nilai plus dimatanya. Sosok seorang remaja pekerja keras dan
tidak mudah putus asa serta sosok hamba yang dicintai Allah. “semua anak adalah Bintang. Baik buruk anak ditentukan oleh bagaimana
orang tua mendidik. Saya percaya semua anak sangat berharga dimata tuhan. baik kaya maupun miskin, normal ataupun mempunyai kekurangan fisik,
semuanya sama dihadapan tuhan. Jadi jangan pernah membeda-bedakan manusia atas dasar sikap maupun fisik mereka. Masa remaja masa dimana
mereka disekelilingi oleh berbagai problema. Jadi kita sebagai orang yang lebih dewasa harus memahami posisi mereka”
2. Informan 2
Nama : Bambang Wido Wasono
.MA Usia
: 46 tahun
TempatTanggal Lahir : Sidoarjo, 11 April 1967
Jabatan : Kepala Pengasuhan Putri
A.
Lama menjabat : 23 tahun
Interpretasi Data
Ustad bambang adalah sosok seorang pendidik yang berasal dari salah satu kota dipulau jawa. Ustad yang terkenal ramah, dan pelawak ini banyak disenangi
oleh para santri dipesantren. Beliau adalah seorang guru yang sangat multitalenta yang dulu pernah mengecam pendidikan dipesantren gontor, Pesantren terbesar
dan terbaik di Indonesia. Seorang bapak berkulit hitam dan bertubuh sedikit gemuk ini merupakan seorang pengajar yang sangat populer dikalangan putri.
Selain mengajar didalam kelas, beliau juga mempunyai suatu keahlian yang sangat menarik, yaitu Pencak Silat. Pencak Silat adalah suatu metode bela diri
yang diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup. Beliau merupakan seorang pelatih pencak
silat didalam maupun diluar pesantren. Sudah banyak piala serta medali yang beliau raih dan menangkan atas keahliannya tersebut. Pencak silat juga merupakan
salah satu ekstrakurikuler terpopuler yang digemari santri pesantren darularafah. Tidak sedikit para santri yang mendaftar untuk belajar kursus bela diri yang
diajarkan ustad bambang tersebut. Beliau selaku pendekar besar di pencak silat mengaku sangat senang dan bangga karena dapat menurunkan bakat dan
keahliannya kepada para santri. Menurut beliau keahlian bela diri seperti pencak silat merupakan suatu bakat yang sangat bermanfaat bagi setiap individu untuk
menjaga diri dalam situasi dan kondisi yang sangat darurat. Pencak silat sebagai salah satu jenis olahraga juga bermanfaat untuk membina kesehatan jasmani.
Dengan melakukan teknik teknik tertentu, silat melatih otot-otot serta persendian tubuh. Begitulah yang dipaparkan beliau saat ditanyai mengenai keahliannya saat
proses wawancara berlangsung.
A.
Ustad bambang merupakan sosok pengajar dan pendidik yang sangat berbakat. Jika dilihat dari keahliannya dalam berbahasa arab dan inggris, sangat
terlihat jelas bahwa beliau adalah seorang guru yang sangat pintar. Banyak sekali pengetahuan yang beliau miliki terutama mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan dunia pesantren dan pelajaran-pelajaran yang terdapat didalamnya. Menurutnya, ada begitu banyak manfaat yang diperolehnya dari mendidik dan
dididik didalam pesantren. Niat beliau yang begitu besar dalam mensukseskan para santri membuat beliau begitu bersemangat dalam membina santri santri di
PDAR. Menurut beliau, ia sangat senang jika mengajarkan para santri dalam hal apapun. Baik itu mengajarkan mata pelajaran, memberi nasehat, dan saat menegur
santri dikala melakukan kesalahan. Beliau juga mampu menempatkan dirinya dengan para santri, sehingga tidak ada kecanggungan dan ketertakutan pada santri
ketika ingin bertanya atau sharing kepadanya.
1. Analisis Komponen Komunikasi Antarpribadi Guru
Keterbukaan
Ustad bambang mengungkapkan, setiap kali bila beliau selesai memberikan pengetahuan maupun berbagai nasehat mengenai kepribadian dan kehidupan
beliau sangat lega dan bangga. Menurutnya hal itu terjadi karena setiap kali beliau memberikan ceramah yang berisi nasehat maupun pelajaran, beliau
selalu mendapatkan feedback dari para santri yaitu mengenai pertanyaan- pertanyaan kepribadian sosial itu sendiri. Ia mengaku anak-anaknya
merupakan seorang santri yang sangat kritis yang mempunyai keingintahuan yang sangat besar untuk tahu bagaimana menjadi pribadi yang disenangi
lingkungannya.
2.
“anak-anak putri ini paling hoby curhat, biasanya kalok uda bosen mereka kerumah saya, bilang gak betahlah, pengen pulanglah, pengen hidup
bebaslah, tapi saya terus kasih mereka semangat, saya kasih nasehat-nasehat yang membangun. Abis itu barulah mereka diam gak ngeluh lagi. Mereka ini
Cuma butuh perhatian” ucapnya sambil tersenyum.
Empati
Ustad bambang mengatakan bahwa para santri selalu optimis dalam mengerjakan apapun yang dapat membentuk kepribadian mereka selama
dipesantren. Mereka juga sudah dapat menerima kebiasaan-kebiasaan hidup dipesantren yang terbilang sangat melelahkan dan membuat kurangnya
istirahat para santri. Tapi mereka yakin bahwa itu semua demi masa depan mereka masing-masing. Setiap kali mereka ditanyai mengapa mereka berada
dipesantren ini, mereka selalu menjawab :
3.
“kami ini orang-orang pilihan Allah. Kami ini mujahid, gak sembarang orang yang terbuka hatinya untuk mau masuk kepesantren ini tad.., Itulah jawaban
para santri jika ditanyakan kenapa mereka berada disini. Saya selalu katakan pada mereka jangan jadikan ini semua sebagai beban, tapi jalani dengan hati
yang ikhlas. Nah, disaat-saat seperti inilah kehadiran kita sangat dibutuhkan oleh mereka. Kadang kasihan melihat mereka, pasti mereka lelah dengan
keseharian disini, tapi kita sebagai pengajar gak boleh nunjukkin mimik wajah yang lemah depan mereka, nanti mereka jadi manja dan gak mau
belajar. Mereka itu sudah seperti anak saya sendiri... “ tegas beliau.
Dukungan
Setiap memberikan pembelajaran kepada santri, beliau selaku pendidik sangat mengharapkan agar para santri putri dapat menyelesaikan sekolah mereka
sampai tamat. Beliau sangat berharap agar mereka tetap betah dan mau terus menggali ilmu dipesantren darularafah. Beliau selalu memberikan dukungan
yang besar kepada para santri dalam melakukan hal apapun dalam belajar. Tetap bersikap tegas, tidak menyalahkan, memarahi, ataupun berkata kasar.
Mengenai keinginan untuk berkarya dan berprestasi, para santri putri selalu ingin melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka masing-
masing. Para santri putri juga percaya selama mereka mau berusaha dan tetap tekun mereka pasti berhasil mewujudkan impian mereka. Hal tersebut dapat
kita ketahui lewat ungkapan berikut :
4.
“anak-anak putri ini, kalau ditanya mau jadi apa, mereka kebanyakan bilang mau jadi ustazah, jadi pendakwah. Kayak uje’...hahaha, tapi kalo orang ini
versi ustazahnya. Katanya biar bisa nyebarin agama islam. Jadi ahli syurga. Saya sebagai orang tua mereka disini, sangat mendukung apapun niat dan
cita-cita mereka. yang penting tetap berada dijalan Allah dan tidak pernah sombong atas apa yang mereka miliki nantinya” ucap ustad bambang sambil
tersenyum.
Rasa Positif
Ustad bambang dalam setiap harinya selalu berusaha membimbing dan mengajarkan para santri untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman-
temannya. Baik disekolah, diasrama, dilingkungan bermain, dan dimanapun mereka berada. Selalu menanamkan dihati mereka bahwa tujuan orang tua
menitipkan mereka ditempat ini adalah demi kebaikan dan masa depan mereka. Mengajak mereka untuk selalu positive thinking agar tidak membuat
mereka merasa tersisih. Hal ini ditanamkan kepada para santri, tidak adanya perbedaan dan ketidaksepahaman. Sekalipun mereka memiliki kekurangan,
baik dari segi fisik maupun kemampuan. Semua santri di Pesantren ini adalah sama. Mempunyai niat dan tujuan yang
sama. tidak ada perbedaan miskin, kaya, cantik, jelek, pintar maupun bodoh. Semuanya mempunyai derajat dan harga diri yang sama. sama-sama
dibimbing, diajarkan, dicintai dan disayangi. Yang penting tetap mempunyai pikiran yang positif, selalu berhusnudzon, dan tidak meremehkan orang lain.
“anak-anak menganggap semuanya keluarga. mau itu kawan, para guru, karyawan, bahkan tukang binatu sekalipun mereka bisa akrab sekali.
Mungkin karena mereka menganggap mereka hidup diatap yang sama, makan dengan lauk yang sama, susah senang pun sama. makanya mereka
menganggap semua manusia yang ada dipesantren ini adalah keluarga. Jadi
rasa rindu sama keluarga, sama sodara, bisa terobat.” Demikian ucap ustad bambang dengan haru.
5. Kesetaraan
Setiap kali berhadapan dengan para santri, ustad bambang selalu berusaha untuk bersikap adil dan tidak membeda-bedakan. Selalu berusaha untuk
menjaga perasaan mereka. berusaha memposisikan dirinya dengan para remaja. Dengan selalu memahami mereka, menghendaki keinginan mereka,
memberikan masukan-masukan yang positif dan mendengar isi hati mereka selaku remaja. Beliau juga selalu berupaya untuk menerima keberadaan para
santri dan menanamkan sifat husnudzon dalam membentuk kepribadian yang baik dibenak para remaja santri masing-masing. Menurut beliau, tidak semua
remaja sulit untuk dihadapi. Mereka hanya membutuhkan orang yang lebih dewasa yang mampu memahami dan dapat merasakan gejolak jiwa yang
sedang mereka rasakan selaku remaja. Baik masalah keluarga, persahabatan, maupun asmara. Remaja sangat identik dengan perasaan menyukai lawan
jenis, memiliki hasrat yang menggebu dalam mencapai suatu keinginan dalam hal keremajaannya. Pada dasarnya semua remaja sama, sama-sama
mengahadapi masa orientasi perasaan, baik itu perasaan suka, benci, marah, cinta dan segala sikap emsional lainnya.
3. Informan 3
Nama : Syahril Anwar S.Ag
Usia : 38 tahun
TempatTanggal Lahir : Tanjung Pura, 01 September 1975
Jabatan : Kepala Bidang Kesiswaan
A.
Lama Mengajar : 18 tahun
Interpretasi Data
Sejak menjadi seorang ustad dipesantren, ustad syahril sangat tertarik untuk membimbing para santri putri dipesantren ini sehingga mereka memiliki
kepribadian sosial yang positif. Kehadirannya ternyata sangat dirindukan oleh semua santrinya. Dengan kepribadiannya yang lucu dan suka menghibur,
membuat para santri senang terhadapnya dan suka bercerita dengannya. Beliau merupakan alumni dari pesantren darularafah beberapa tahun silam. Pengabdian
yang ia lakukan dipesantren darularafah membuatnya banyak menemukan hal-hal baru mengenai ilmu pengetahuan dan kehidupan. Kemampuannya dalam
berbahasa arab yang fasih membuat para santri senang dalam berguru kepadanya. Menurut mereka penjelasan serta kefasihannya dalam berbicara mudah diikuti dan
dipahami. Beliau juga seorang pendidik yang ahli dalam ilmu agama. Baik itu ilmu piqih, hadist, tafsir, mustholahul hadist, dan pelajaran agama lainnya.
Ustad syahril merupakan seorang kepala keluarga sekaligus seorang ayah untuk kedua putranya. Kehidupannya yang sangat sederhana membuat beliau
menjadi rendah hati dan suka menolong. Keseharian beliau juga sama seperti pendidik lainnya. Mengajar, mengawasi dan menjaga. Seorang ustad yang
terkenal dengan Vespanya ini selalu memberikan pengawasan yang rutin kepada para santri. Setiap sehabis isya, beliau selalu melakukan penjagaan keliling
pesantren. Dengan mengendarai vespa tuanya dan membawa anaknya yang paling bungsu, beliau berjalan keliling pesantren, berhenti dari asrama ke asrama,
menanti para santri putri yang ingin bertanya mengenai apapun. Beliau yang berprofesi sebagai wali kelas tak jarang membawa anak-anak muridnya untuk
main kerumahnya yang memang berada dikawasan pesantren.
A.
Bentuk kepribadian yang beliau bentuk kepada para santri putri terkesan sangat unik. Anak-anak dibebaskan untuk berekspresi dan bertindak apapun yang
mampu membuat santri menjadi lebih baik. Untuk anak didiknya, beliau sering mengadakan perlombaan kecil-kecilan antar anak muridnya sendiri. Seperti lomba
menghapal surat Al-Qur’an dan hadist, lomba pidato tiga bahasa yaitu indonesia, arab dan inggris, lomba mading yaitu puisi bernuansa islami, biografi, dan
nasehat-nasehat penting, lomba melukis dan beberapa perlombaan lainnya. Kegiatan yang beliau berikan kepada para santri mempunyai peran yang sangat
penting dalam pembentukan kepribadian dan konsep diri mereka. Semua dilakukan beliau hanyalah untuk kesuksesan santri pesantren darularafah sendiri.
1. Analisis Komponen Komunikasi Antarpribadi Guru
Keterbukaan
Peranan ustad syahril sebagai seorang pengajar di Pesantren Darularafah mempunyai nilai tersendiri dimata para santri. Kepedulian yang ia miliki
berpengaruh besar dengan niat dan tujuan para santri masuk ke pendidikan islam ini. Tak jarang anak-anak mendatanginya hanya untuk sekedar curhat,
maupun bersenda gurau. Setiap kali mengajarkan para santri putrinya disekolah, dipenghujung waktu sebelum mata pelajaran berakhir, beliau selalu
memberikan kesempatan untuk membuka diri bagi para santri dalam membagi isi hatinya. Para santri mengaku sangat senang dengan tindakan yang dilakukan
beliau. Menurut mereka beliau adalah seorang pendidik yang sangat mengerti posisi keremajaan para santri. Walaupun beliau tidak tahu betul bagaimana
keseharian mereka didalam asrama maupun dalam pertemanan. Namun mereka mengaku tenang setidaknya ada beberapa hal ataupun masalah yang tersimpan
dihati mereka selama ini mendapatkan jawaban dan jalan keluar.
2.
“saya menganggap mereka sangat berharga karena ikhlas menerima dan menjalani kehidupan mereka disini. Meskipun sulitnya kehidupan yang mereka
jalani disini dengan tanpa adanya orang tua, tapi mereka tetap semangat. Mereka mempunyai kelebihan yang tidak semua anak remaja miliki diluar
sana. Mereka anak-anak yang taat beribadah, berakhlak mulia dan bejiwa besar.”
Sikap empati merupakan kepekaan sosial yang diberikan pada seseorang. Rasa empati pada setiap orang bisa berbeda-beda. Empati biasanya tumbuh sejak
dini, mengikuti pola asuh pendidik ataupun orang tua. Orang yang enggan berbagi akan tumbuh menjadi pribadi yang individualistis dan egosentris.
Sementara mereka yang sejak kecil sering dilibatkan untuk memahami kesulitan orang lain, biasanya akan lebih peka dan mudah tergerak hatinya
untuk menolong sesama. Hal inilah yang menurut ustad syahril ada pada benak setiap anak didiknya dipesantren darularafah. Menurut beliau sikap empati
adalah kemampuan untuk melihat dengan mata orang lain, mendengar dengan telinga orang lain, dan merasakan dengan hati orang lain. Empati merupakan
takaran yang membedakan tingkat kepedulian dan keinginan menolong sesama pada setiap orang. Beginilah yang terjadi pada kebanyakan para santri. Mereka
lebih peka dalam merasakan penderitaan kerabatnya, sehingga timbul keinginan untuk menolong atau meringankan penderitaan sesama.
Empati
“mereka ini anak-anak yang mempunyai nilai kepedulian yang sangat besar. Sangat peduli sama kawannya. Misalnya kalau kawannya ada yang sakit atau
lagi kena hukuman, pasti mereka langsung gerak cepat membantu kawannya. Paling gak tega anak-anak ini liat kawannya susah. Ketika berbuat baik pada
seseorang, gak memikirkan reaksi orang. Karena mereka tau, membantu orang yang kesusahan, apa pun bentuknya jika dilakukan dengan ikhlas, pasti akan
memperoleh kenikmatan tersendiri. Ini yang bikin saya selalu kagum sama mereka.”
3.
Manusia
Dukungan
adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan sebagai makhluk yang bersosialisasi, yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, ustad syahril selaku seorang pembimbing dipesantren mengaku sangat mendukung penuh atas apa yang dilakukan santri-santrinya selagi masih
dalam bimbingan mereka selaku orang tua dipesantren. Menurut beliau, didalam Hadist dan Al-qur’an Allah selalu menyuruh hambanya untuk selalu
menjaga hubungan baik antar sesama muslim. Begitu juga dipesantren, seluruh pendidik dan para santri selalu dituntut untuk menjaga tali sillaturrahmi,
meningkatkan rasa persaudaraan yang kuat dengan cara selalu mendukung satu sama lain dalam hal kebaikan.
Seperti yang dikatakan dalam sebuah Hadist berikut : َﻻَﻭ ﺍﻮُﻀَﻏﺎَﺒَﺗ َﻻَﻭ ﺍﻮُﺴَﺟﺎَﻨَﺗ َﻻَﻭ ,ﺍﻭ ُﺪَﺳﺎَﺤَﺗ َﻻ : ﻡ ﺹ ﷲ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲ ﻲﺿﺭ ﺓﺮﻳﺮﻫ ْﻲِﺑَﺃ ْﻦَﻋ
ُﻪُﺑِﺬْﻜَﻳ َﻻَﻭ َﻪُﻤِﻠْﻀَﻳ َﻻ ِﻢِﻠْﺴُﻤﻟﺍ ﺍﻮُﺧَﺃ ُﻢِﻠْﺴُﻤﻟﺍ ﺎًﻧﺍَﻮْﺧِﺍ ِﷲ َﺩﺎَﺒِﻋ ﺍﻮُﻧْﻮُﻛ َﻭ ٍﺾْﻌَﺑ ِﻊْﻴَﺑ ﻰَﻠَﻋ ْﻢُﻜَﻀْﻌَﺑ ْﻊِﺒَﻳ َﻻَﻭ ﺍﻭُﺮَﺑﺍَﺪَﺗ ُﻞُﻛ , َﻢِﻠْﺴُﻤﻟﺍ ُﻩﺎَﺧَﺃ َﺮِﻘْﺤَﻳ ْﻥَﺍ ﱢﺮﱠﺸﻟﺍ َﻦِﻣ ٍﺉِﺮْﻣِﺍ ِﺐْﺴَﺤِﺑ , ٍﺕﺍﱠﺮَﻣ َﺚَﻠَﺛ ِﻩِﺭْﺪَﺻ ﻰَﻟِﺍ ُﺮْﻴِﺸُﻳَﻭ ﺎَﻨُﻬَﻫ ﻯَﻮْﻘﱠﺘﻟﺍ , ُﻩُﺮِﻘْﺤَﻳ َﻻَﻭ
ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ . ُﻪُﺿْﺮِﻋَﻭ ُﻪُﻟﺎَﻣَﻭ ُﻪُﻣَﺩ : ٌﻡﺍَﺮَﺣ ِﻢِﻠْﺴُﻤﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ِﻢِﻠْﺴُﻤﻟﺍ
Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw Bersabda : Janganlah kalian saling menghasut, menipu, membenci, membelakangi, dan janganlah sebagian dari
kalian membeli barang yang telah di beli orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain,
maka jangan berlaku aniaya kepadanya, jangan menelantarkannya, jangan membohonginya, dan jangan merendahkannya. Taqwa itu disini beliau
menunjuk ke dadanya dan mengulanginya sampai tiga kali. Cukuplah seseorang di katakan jelek apabila dia merendahkan saudaranya yang muslim,
darah, harta, kehormatan setiap muslim adalah haram bagi muslim lain. H.R Muslim
Menurut peneliti, hadist yang dilontarkan beliau tersebut sangat berpengaruh dengan kehidupan para santri dipesantren darularafah. Dukungan yang
diberikan beliau terhadap para santri cukup besar. Sebagai pengajar yang berpengalaman didunia kepesantrenan, beliau mengaku selalu memberikan
dukungan yang besar demi kesuksesan anak didiknya dipesantren ini.
4. Rasa Positif
Sikap positif yang ditunjukkan pengajar yang berperan sebagai orang tua dipesantren ini merupakan sikap yang sangat penting. Sikap tersebutlah yang
akan membuat para santri merasa nyaman dan tetap bersemangat menuntut ilmu dipesantren ini. Dengan persepsi yang positif dari masing-masing pihak,
maka akan menghapus rasa takut, malu, maupun benci kepada sesuatu yang menghalang bagi para santri putri.
“selama saya menjadi ustad dipesantren ini, saya tidak pernah menganggap mereka anak-anak yang bandel, yang gak bisa diatur, mereka itu amanah saya.
Tugas besar bagi kami sebagai seorang guru disini. Kalau anak-anak ini bandel, atau malas, berarti itu salah kami, pada dasarnya gak ada anak yang
bodoh ataupun bandel. Makanya kita sebagai orang tua mereka harus peka. Harus selalu bersikap positif dalam menghadapi mereka yang karakternya
berbeda-beda.” 5.
Kesetaraan
Menjadi seorang santri putri tidaklah gampang. Stereotipe seorang remaja putri yang pasif, emosional, dan manja telah menjadi citra baku yang sulit diubah.
Oleh karenanya, jika seorang wanita mengekspresikan keinginan atau kebutuhannya, maka ia akan dianggap egois, tidak rasional dan agresif. Hal
inilah yang menjadi beban tersendiri bagi para santri putri. Bias gender ini tidak hanya disosialisasikan melalui proses sistem pembelajaran disekolah saja,
tetapi juga melalui pendidikan dalam lingkungan keseharian mereka. Seperti dimesjid, diasrama dan dimanapun mereka membutuhkan masukan yang
positif. Para santri putri juga selalu dibiasakan untuk mengerjakan tugas-tugas wajib mereka selaku perempuan. Seperti menyapu, mencuci, dan
menyetrika.Agar tertanam dibenak mereka bahwa perempuan adalah makhluk yang harus serba bisa dalam hal apapun, terutama dalam mengurus
keluarganya kelak. Memang tidak mudah bagi para guru untuk melakukan pemberdayaan yang setara antara santri putri dan santri putra. Sebab, mereka
selaku pendidik dituntut untuk mengajarkan, membesarkan dan membimbing keduanya dengan aturan yang sesuai dengan anak laki-laki dan aturan yang
sesuai dengan anak perempuan. Disatu sisi, beliau menyadari bahwa perbedaan aturan tersebut akan melahirkan ketidakadilan bagi mereka. Kesetaraan dalam
proses pembelajaran memerlukan peranan dari sosok pengajar sebagai pengambil kebijakan dan keputusan. Selain itu, beliau selaku seorang guru
akan menjadi agen perubahan yang sangat menentukan bagi terciptanya
kesetaraan melalui proses pembelajaran yang peka dan pembentukan kepribadian sosial bagi santri pesantren darularafah raya.
4. Informan 4
Nama : Ahdar Muslim S.Pd.i
Usia : 29 tahun
TempatTanggal Lahir : Tanjung Balai, 27 Juni 1984 Jabatan
: Kepala Bidang Administrasi
A.
Lama menjabat : 12 tahun
Interpretasi Data
Seorang guru yang berwajah tampan dan berkulit kuning langsat ini merupakan salah satu pengajar termuda yang memiliki banyak pengalaman
mengenai dunia kepesantrenan. Seorang ustad yang berperawakan seorang kakak ini termasuk salah satu pengajar tergaul sekaligus terfavorit bagi para santri putri.
Melihat sosoknya yang berwajah tampan, tinggi dan berparas sangat manis ini telah berhasil membuat para santri jatuh hati sehingga senang untuk menggali
ilmu, sharing atau hanya sekedar bersenda gurau dengannya. Terkadang sangat lucu melihat tingkah santri putri jika melihat beliau baik itu dilingkungan sekolah
maupun dilingkungan sehari-hari. Sejak mengenyam pendidikan dipesantren selama enam tahun, beliau
mengaku telah banyak menerima berbagai ilmu pengetahuan maupun pelajaran- pelajaran mengenai kehidupan yang tidak mungkin ia temukan diluar. Oleh
karena itu, beliau mengaku sangat mencintai pesantren ini lahir dan bathinnya. Didikan para guru yang lembut dan tegas menjadikan para santri seperti anak
mereka sendiri. Hal inilah yang menyentuh hati ustad ahdor untuk melakuka n
pengabdian dipesantren ini. Sebagai pengamalan mengenai berbagai ilmu pengetahuan yang telah beliau terima dari para pengajarnya terdahulu.
Setiap kali melakukan pengajaran didalam kelas maupun diluar kelas, para santri putri sangat antusias untuk mengikutinya. Hal ini menjadikannya sangat
bersemangat untuk mengajarkan para santri dalam hal apapun. Beliau memposisikan dirinya sebagai seorang sahabat bagi para santri putri agar mereka
menjadi lebih bersemangat serta memudahkannya dalam membentuk kepribadian para santri. Dengan demikian, akan tecipta keakraban antara satu sama lain.
B.
Baginya, banyak sekali manfaat yang ia dapatkan dari proses pendidikan islami ini. Sebagai seorang ustad, ustad ahdor memiliki keinginan yang tinggi
untuk membantu para santri dipesantren dalam membentuk kepribadian sosial pada diri mereka masing-masing. Bukan hanya disekolah atau dalam proses
belajar mengajar berlangsung, beliau juga bersedia berkomunikasi dengan para santrinya pada saat jam istirahat ataupun diluar sekolah. Semua ini dilakukannya
sebagai seorang pendidik agar para santri merasa bahwa mereka benar-benar diperhatikan dalam pembentukan kepribadian. Bukan hanya diperhatikan, tetapi
juga mendapat dukungan yang besar dari para guru dipesantren darularafah raya.
1. Analisis Komponen Komunikasi Antarpribadi Guru
Keterbukaan merupakan salah satu syarat terbentuknya insan yang jujur dan berakhlak mulia. Bahkan, keterbukaan merupakan ciri suatu sikap yang sangat
terpuji yang ada dalam benak seseorang. Adanya sikap keterbukaan dipesantren, akan membuat para guru merasa mempunyai amanah dan
berperan aktif dalam proses kehidupan seluruh santri PDAR. Begitu pentingnya sikap keterbukaan, sehingga semua pengajar berupaya
menumbuhkan keterbukaan dalam kehidupan dipesantren.
Keterbukaan
Keterbukaan dimiliki oleh semua pihak, baik para pengajar maupun para santri dipesantren ini. Keterbukaan berarti kesadaran untuk menjelaskan suatu
hal tanpa rahasia. Dalam kehidupan, keterbukaan selalu berhubungan dengan
sharing mengenai apapun yang mengganjal didalam hati seseorang. Keterbukaan sering diartikan sebagai sikap transparan. Sikap inilah yang
terdapat pada santri dan guru. Dengan adanya proses ini, maka tidak ada hal yang ditutupi oleh pihak masing-masing. Dengan ini proses pengajaran dan
pembentukan yang ditujukan kepada para santri akan berjalan semaksimal mungkin.
“anak-anak sangat terbuka mengenai apa saja yang mengganjal dihati mereka. Misalnya kalau lagi ada masalah dengan teman atau kangen sama
orang tuanya, pasti mereka mendatangi kami selaku orang tua mereka disini. Mereka paling suka curhat, walau gak semua anak mau terbuka sama
masalahnya. Ada juga yang pendiam dan sangat tertutup dan bahkan takut sama gurunya. Karakter mereka ini berbeda-beda… “
2. Empati
Untuk bisa berempati dengan satu sama lain, seorang santri harus mampu memahami terlebih dahulu apa yang temannya rasakan. Ia harus bisa
memahami sebab-akibat dan kejadian secara menyeluruh, misalnya saat ada temannya yang dihukum, maka santri tersebut akan merasakan juga betapa
tidak enaknya menerima hukuman. Yang tak kalah penting adalah seorang santri harus merasa diberi empati juga dari kerabat dan para gurunya sebelum
ia dapat berempati dengan mereka. Rasa empatiakan tumbuh sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, beliau selaku pendidik dipesantren terus melatih rasa
empati para santrinya dengan memberikan contoh bahwa ia pun selaku seorang guru juga mempunyai kepedulian yang besar dengan lingkungan
sekitarnya. Rasa empati wajib dimiliki oleh setiap individu yang mempunyai kepedulian terhadap apapun yang ada dimuka bumi ini. Empati adalah
kemampuan seseorang untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah. Tugas empati ini
bertujuan agar kita semua dapat berempati terhadap sesama. Dalam kegiatan ini, peneliti sangat tertarik dengan proses penelitian yang dilakukan terhadap
beberapa pihak yang sangat berperan penting dalam penelitian ini. Melalui mereka, peneliti dapat belajar bahwa di sekitar kita masih banyak orang yang
kekurangan dan membutuhkan uluran tangan dari seluruh individu yang masih mempunyai kepedulian.
3.
Setiap
Dukungan
guru dan orang tua pasti ingin agar anaknya bisa sukses dan bahagia,
inilah niat dan tujuan utama ustad ahdor mengabdikan ilmunya dipesantren ini. Seperti yang diungkapkan Dorothy Law Nollte: Jika anak dibesarkan
dengan celaan, maka ia akan belajar
memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia akan
belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan
cemoohan, maka ia akan belajar
rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia akan
belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan
motivasi, maka ia akan belajarpercaya diri
.Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia akan
belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan
dukungan, maka ia akan belajar
menghargai diri sendri. Jika anak di besarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan
belajar menemukan
kasih dalam kehidupannya. Maka seperti itu jugalah beliau mendidik dan mendukung para santri. Beliau sadar betul bahwa setiap anak tidak perlu
diajarkan sesuatu melalui komunikasi, hanya melihat saja maka itu sudah
belajar dan anak akan merekam semua kejadian pada otak mereka. Bagi
beliau selaku pengajar dan orang tua, sangat memperhatikan karakter seperti apa yang ingin ditanamkan pada santri. Sebagai pribadi yang baik, ia selalu
memberikan contoh dalam bersikap, berbuat, serta berbicara. Menurutnya, jika seorang guru dapat memberikan contoh yang baik dalam tiga hal itu maka
dengan mudah anak akan mencontohnya.
4.
Menurutnya, Sikap positif adalah perwujudan nyata dari suatu pikiran yang baik. Suasana jiwa yang mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan
yang menjemukan , kegembiraan dari pada kesedihan, optimisme dari pada pesimisme. Beliau selalu menuntut para santri agar selalu berpikiran positif.
Jika ia mengetahui seseorang dari muridnya sedang berpikiran buruk maka ia akan segera memulihkan pemikiran santri dari negatif untuk kembali ke arah
yang positif. Sikap juga merupakan cara orang bereaksi terhadap suatu
Rasa Positif
kejadian yang mereka alami atau yang mereka lihat langsung atau tidak langsung. Jika ia menjumpai atau berhadapan dengan masalah-masalah yang
mengguncangkan santrinya, maka ia akan membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mengajak para santri untuk selalu bersikap positif dan
tidak memandang segala sesuatu itu buruk. Sehingga secara sadar para santri akan berusaha untuk menyesuaikan dirinya dan kembali kepada sikap positif
tersebut. “untuk menegur santri putri dari berbagai kesalahan bagi saya pribadi tidak
terlalu sulit. Mereka ini anak-anak yang baik dan cerdas. Kalau ada anak yang bergosip, atau bersuudzon sama temennya, kita gaperlu capek-capek
tegur mereka. kita ingatkan saja hadist, tafsir ataupun mahfudzot yang membahas tentang larangan bersu’udzon atau bergibah. Mereka pasti akan
menyadari bahwa perbuatan itu salah. Mereka itu sudah dewasa. Dan kami sebagai guru disini sudah menanamkan larangan-larangan itu sejak awal
mereka berada disini.”
5. Kesetaraan
Menurutnya, mereka sebagai pendidik dipesantren ini tidak pernah membeda- bedakan santri-santri mereka. baik itu perempuan atau laki-laki, cantik atau
jelek, pintar atau bodoh, mereka adalah sama. Kesetaraan manusia tidak dilihat dari fisik maupun kemampuan mereka. Manusia adalah mahkluk Tuhan
yang memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa
dibedakan, diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Baginya, dihadapan
Tuhan semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atau tingkatannya. Yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap
Tuhan. begitu juga halnya dengan santri-santri disini. Baik santri putra maupun santri putri, mereka sama menerima didikan yang layak, bedanya
santri putra dididik dengan ketegasan yang lebih dan sedikit keras. Sedangkan santri putri dididik dengan kelembutan dan kasih sayang yang besar. Begitulah
para guru melakukan didikan kepada seluruh santri pesantren darularafah.
“Mungkin masih ada pemikiran yang mengatakan bahwa penempatan perempuan jauh dari keluarganya tidak manusiawi. Namun jika kita
memandang dari prespektif gender, sebenarnya sama saja, laki-laki pun tidak seharusnya jauh dari keluarganya. Karena baik laki-laki maupun perempuan
secara bersama-sama memiliki tanggung jawab yang besar dalam membangun generasi mendatang”
5. Informan 5
Nama : Tyas Dwi Bekti Diningrum
Usia : 16 tahun
TempatTanggal Lahir : Bandar Pulau, 19 Oktober 1997
A.
Status : Santri Putri Va
Interpretasi Data
Remaja berparas cantik dengan kulit sao matang ini merupakan seorang santri putri yang duduk dikelas V A. Remaja yang berasal dari Asahan ini
mengaku senang dengan proses pendidikan yang ia jalani saat ini. Remaja cantik ini mengaku sudah 5 tahun ia menjalani pendidikan dipesantren ini. Sejak tamat
dari sekolah dasar di asahan, orang tuanya sangat tertarik dengan pendidikan islam berupa pesantren yang terletak disudut kota medan. Tepatnya didaerah
terpencil tetapi mempunyai ribuan santri serta ratusan pendidik yang berproses di dalamnya.
Tyas adalah salah satu siswi santri putri yang terpandai dikelasnya. Keaktifannya dalam mengikuti program belajar didalam maupun diluar kelas
membuat para guru bangga kepadanya. Ia tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki suara yang sangat indah. Kemahirannya dalam melagukan ayat suci al-qur’an
maupun menyanyikan lagu-lagu lain membuat siapapun kagum jika mendengar suaranya. Tyas termasuk salah satu siswi yang aktif dan sangat berbakat. Sosok
seorang remaja yang sangat ramah dan rendah hati. Tidak heran jika banyak teman-teman yang senang bersahabat dengannya.
B.
Sejak awal memasuki pendidikan pesantren, ia mengaku tidak tertarik sedikitpun saat orang tuanya menawarinya untuk melanjutkan sekolah di PDAR.
Seperti yang ia dengar dari orang-orang, kehidupan pesantren sangatlah berbeda dengan kehidupan diluar pesantren. Dunia pesantren cenderung mempunyai
kehidupan yang keras. Jauh dari kebebasan dan jauh dari kerabat dan keluarga. Segala sesuatu harus dikerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain. Dahulu, baginya
kehidupan dipesantren adalah momok yang menakutkan dan tidak ada sama sekali ketertarikan dihatinya. Tetapi dengan dukungan dan pandangan positif dari
orang tua, akhirnya tyas masuk juga ke pendidikan islam ini. Dan setelah ia jalani secara bertahap, menurutnya dunia pesantren adalah dunia yang penuh dengan
tantangan. Sangat menyenangkan jika dijalani dengan ikhlas dan lapang dada. Akhirnya pandangan-pandangan negatif yang dulu tertanam dihatinya mengenai
pesantren hilang dengan sendirinya. Bahkan sekarang ia mengaku sangat senang dan bangga bisa menikmati berbagai ilmu pengetahuan di PDAR.
1. Analisis Komponen Pembentukan Kepribadian Sosial
Keterbukaan
Menurut pengakuan Tyas, bila selesai melakukan proses belajar mengajar disekolah atau dimanapun ia menerima ilmu, ia mengaku sangat senang
karena mendapatkan pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya belum ia ketahui. Walaupun terkadang ia menerima berbagai kesulitan dalam mencerna
pelajaran-pelajaran yang terkadang sangat rumit. Seperti mengenai pelajaran pondok, yang semua pembahasan baik dibuku maupun penjelasan dari
pengajar menggunakan bahasa arab yang kental. Tetapi setelah terbiasa dengan bahasa arab maupun inggris, kini kesulitan yang ia hadapi pun
perlahan sirna. Keterbukaan Tyas dan teman-teman mengenai segala keluh kesah yang mereka rasakan dipesantren juga selalu mereka luapkan bersama
dengan kegiatan saling terbuka antar sahabat. Biasanya yang mereka lakukan jika sudah berkumpul dengan sahabatnya adalah bercerita mengenai apa saja,
seperti membahas pelajaran, sharing, curhat ataupun sekedar bersenda gurau. Tyas dan teman-temannya mempunyai niat dan tujuan yang besar dengan
keberadaan mereka dipesantren ini. Ia berkata:
2.
“Tyas bersyukur kali kak bisa masuk kepesantren ini. Tyas ngerasa semua yang Tyas temukan dan terima disini gak mungkin Tyas temukan disekolah
luar. Walaupun kadang capek, bosen dan kadang ngerasa gak betah, tapi Tyas terus paksa diri Tyas. Karna Tyas tau, Allah itu perencana terbaik. Tyas
juga kangen kali sama mamak dan ayah, Tyas tau, mereka pasti juga kangen dan terus doakan Tyas disini. Tyas sayang sama kawan-kawan disini, guru-
guru disini. mereka semua uda jadi bagian dari hidup Tyas. Mereka yang ada disamping Tyas kalau Tyas lagi butuh bantuan atau lagi butuh teman cerita”.
Demikian ungkapan remaja cantik ini dengan wajah yang tegar.
Kesadaran
Setelah setahun menjalani kehidupan di pesantren ini, akhirnya Tyas dapat menerima proses pendidikan ditempat ini. walau dulu tidak sedikitpun
keinginannya untuk belajar disini, tapi setelah dicoba, Tyas akhirnya mampu berkembang dan mengaktualisasikan dirinya hingga hampir lima tahun ia
menjalani semua aktifitas disini. Dan satu hal yang membanggakan, ia menjadi salah satu siswi berprestasi dipesantren ini.
3.
“dulu Tyas sempat marah sama orang tua karna mereka udah masukin Tyas kesini. Tyas merasa, mereka uda gak sayang sama Tyas , mereka uda buang
Tyas ketempat yang jauh karna Tyas uda nyusahin mereka. Pas masih jadi santri baru, tiap hari Tyas nangis, gak mau makan, gak peduli sama semua
yang ada disini. Tyas gak peduli sama aturan-turan disini, makanya dulu Tyas sering kena’ iqob hukuman. Terus Tyas dipanggil sama ibuk asrama, diajak
konsultasi, curhat, semuanyalah. Dari situ dia terus kasi Tyas dukungan, motivasi, sampe akhirnya Tyas betah. Tyas akhirnya sadar, kalau orang tua
Tyas itu punya harapan yang besar sama Tyas. Dari situ Tyas janji, Tyas pasti bisa buat mama dan ayah bahagia. Tyas harus jadi anak yang
berprestasi. “ ungkapnya dengan semangat.
Penghargaan Diri
Mengenai keinginan untuk berkarya dan berprestasi, Tyas ingin melakukan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Ia percaya, selama ia
mau berusaha dan tekun dalam beribadah, Allah pasti akan mewujudkan impian dan cita-citanya kelak. Ia mengaku tidak pernah menyia-nyiakan
waktunya untuk melakukan yang terbaik. Meperdalam ibadahnya dan belajar giat. Menjadi anak yang suka bertanya tentang apa saja kepada guru maupun
kakak pembimbingnya diasrama. Hal tersebut dapat peneliti ketahui lewat ungkapannya berikut :
4.
“nanti kalau Tyas uda tamat dari sini, Tyas pengen ngelanjut kuliah ke Mesir kak, kayak kakak-kakak seniuor Tyas. Tyas mau kuliah di Universitas Al-
Azhar kairo. Menimba ilmu yang banyak. Sekalian mau liat tempat syutingnya Ayat-ayat Cinta. Hahahaa...” ucapnya sambil tertawa.
Menjalin Hubungan yang Harmonis dengan Sesama
Sosok remaja cantik ini, terkenal sangat ramah dan dan baik hati. Setiap harinya ia selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan semua
orang. Hal yang paling disenanginya adalah saling bertukar pikiran dengan siapa saja, ia terkenal sangat baik dalam banyak hal. Jika temannya
menemukan kesulitan dalam mengerjakan PR, dengan ringan tangan ia akan membantunya. ia sangat suka berbagi dalam hal apapun. Walau terkadang ia
juga membutuhkan bantuan dari teman-temannya. Segala suka dan duka yang ia rasakan dipesantren, ia jadikan sebagai kesempatan untuk menjalin
kedekatan dan kebersamaan dengan teman-temannya. Ia mengaku tidak memilih dalam berteman. Menurutnya semua santri yang ada dipesantren ini
sama dengannya. Sama-sama ingin belajar dan menggenggam impian yang besar dimasa depan.
“semua temen dan guru-guru disini uda kayak keluarga Tyas sendiri. Tyas sayang sama mereka semua kak. Sesusah-susahnya Tyas disini, mereka gak
pernah diam, mereka peduli sama Tyas. Kalok Tyas kangen sama orang tua dirumah, Tyas suka pinjam hp ustad ataupun ustadzah. Trus kalo misalnya
mama kirimi titipan dari kampung, misalnya kayak makanan gitu, Tyas bagi- bagikan ke kawan-kawan. Karna kawan-kawan juga gitu, mereka gapernah
pelit. Kalok misalnya diantara kami ada yang berantem, trus musuh-musuhan, biasanya itu bentar aja. karna disini semuanya serba bersama, makan sama,
belajar sama, tidur sama, solat sama, jadi mana bisa kami diam-diaman kak. Kami semua saling menyayangi dan saling tolong menolong dikondisi
apapun”. Demikian ucapnya dengan bahagia.
4.2 Pembahasan