Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT-nya b. Sarana untuk mengenakan sanksi

53 Ketentuan Umum Dalam Perpajakan c. Untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang d. Untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang. Apabila terdapat pajak terutang yang dipungut oleh pemungut PPN, maka yang dimaksud dengan jumlah pajak yang terutang adalah jumlah pajak keluaran setelah dikurangi pajak yang dipungut oleh pemungut pajak pertambahan nilai tersebut. e. PPnBM apabila jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terutang. Untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang. Tatacara penerbitan SKPLB adalah sebagai berikut: 1. Terjadi kelebihan pembayaran pajak setelah dilakukan pemeriksaan terhadap SPT tanpa adanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak restitusi, dengan ketentuan:  SKPLB diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan atas surat pemberitahuan yang disampaikan wajib pajak yang menyatakan kurang bayar, nihil, atau lebih bayar yang tidak disertai dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak permohonan Restitusi  Apabila wajib pajak telah menerima SKPLB dan menghendaki pengembalian kelebihan pembayaran pajak restitusi, akan mengajukan permohonan secara tertulis. 2. Atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang sesuai dengan perhitungan yang terdapat di dalam SPT yang disampaikan Wajib Pajak, dengan ketentuan:  Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran selain permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari wajib pajak dengan kriteria tertentu, harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lambat 12 bulan sejak surat permohonan diterima secara lengkap