Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun Iuran Pensiun

67 Ketentuan Umum Dalam Perpajakan Tabel 6. 2 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 17

2. Penghitungan PPh Pasal 21

PPh Pasal 21 adalah salah satu pajak penghasilan yang memiliki banyak rumus berdasarkan profesi, keadaan, dan jenis penghasilan. Untuk membantu cara menghitung PPh Pasal 21 terutang maka dapat menggunakan formula di bawah ini, namun sebelumnya perlu dipahami singkatan-singkatan yang ada pada formula tersebut : PB = penghasilan bruto, total semua penghasilan yang diterima. BJ = biaya jabatan, 5 dari penghasilan bruto tetapi maksimal Rp 500.000,00 per bulan. BP = biaya pensiun, 5 dari pensiunan tetapi maksimal Rp 200.000 per bulan. IP = iuran pensiun, sesuai yang dibayarkan ke Dana Pensiun. Tarif Pasal 17 = tarif progresif berdasarkan Pasal 17 UU No 36 tahun 2008 Secara skematis perhitungan PPh pasal 21 dapat digambarkan sebagai berikut: Tidak memiliki NPWP 20 lebih tinggi dari yang seharusnya Tidak mempunyai NPWP untuk yang dipungut potong 100 lebih tinggi dari yang seharusnya Pembayaran Fiskal untuk yang punya NPWP Gratis M o d u l P a k e t K e a h lia n A k u n ta s i S e k o la h M e n e n g a h K e ju ru a n S M K 68 G a m b a r 6 . 1 S k e m a P e rh itu n g a n P P h P a s a l 2 1 PENGHASILAN BRUTO PEGAWAI TETAP PENERIMA PENSIUN PEG. TIDAK TETAP PEMAGANG, CAPEG GAJI, TUNJANGAN TERKAIT DG GAJI UANG PENSIUN BULANAN, TUNJANGAN TERKAIT DG GAJI DIKURANGI : - BI. JABATAN 5 DARI PENGH. BRUTO MAX. Rp.6.000.000THN - IURAN YG TERIKAT DG PENGH. TETAP DIKURANGI : - BI. PENSIUN 5 DARI PENGH. BRUTO MAX. Rp.2.400.000THN ATAU 200.000BLN PENGHASILAN NETO PTKP PENGHASILAN KENA PAJAK dibulatkan ke bawah hingga ribuan TARIF PASAL 17 UU PPh D I K U R A N G DIKURANGI 69 Ketentuan Umum Dalam Perpajakan

1. Penghasilan Teratur yang diterima oleh Pegawai Tetap

a. Untuk menghitung PPh pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap, terlebih dahulu dicari penghasilan netto sebulan yang diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto dengan biaya jabatan, iuran pensiun, iuran Jaminan Hari Tua yang dibayar oleh pegawai kemudian disetahunkan. b. • Untuk memperoleh penghasilan netto setahun, penghasilan netto sebulan dikalikan 12.  Dalam hal pegawai tetap yang kewajiban pajak subyektifnya sebagai WP dalam negeri sudah sejak awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan Januari atau berhenti bekerja dalam tahun berjalan, maka penghasilan netto setahun dihitung dengan mengalikan penghasilan netto sebulan dengan banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan Desember.  Penghasilan netto setahun tersebut dikurangi dengan PTKP untuk memperoleh Penghasilan Kena Pajak, kemudian dihitung PPh pasal 21 setahun.  Untuk memperoleh PPh pasal 21 sebulan, jumlah PPh pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana dimaksud pada point 1 dibagi 12.  Untuk memperoleh jumlah PPh pasal 21 sebulan atas penghasilan sebagaimana dimaksud point 2, jumlah PPh pasal 21 setahun dibagi dengan banyaknya bulan pegawai yang bersangkutan bekerja. c. • Apabila pajak yang terutang oleh pemberi kerja tidak didasarkan atas masa gaji sebulan, maka untuk penghitungan PPh pasal 21 jumlah penghasilan tersebut harus terlebih dahulu dijadikan penghasilan bulanan dengan mempergunakan faktor perkalian : 1. Gaji untuk masa seminggu dikalikan dengan 4 2. Gaji untuk masa sehari dikalikan dengan 26