Penghitungan PPh pasal 21 atas Penghasilan Tidak Teratur :

Modul Paket Keahlian Akuntasi Sekolah Menengah Kejuruan SMK 74 Gaji setahun 12 x Rp 4.000.000,00 Rp 48.000.000,00 Bonus Rp 10.000.000,00 Penghasilan bruto setahun Rp 58.000.000,00 Pengurang : Biaya jabatan Rp 2.900.000,00 Iuran pensiun 12 x Rp 60.000 Rp 720.000,00 Rp 3.620.000,00 Penghasilan netto setahun Rp 54.380.000,00 PTKP setahun TK- Rp 36.000.000,00 Penghasilan Kena Pajak Rp 18.380.000,00 PPh Pasal 21 atas gaji bonus 5 x Rp 18.380.000,00 Rp 919.000,00 b. PPh Pasal 21 atas gaji Gaji setahun 12 x Rp 4.000.000,00 Rp 48.000.000,00 Pengurang : Biaya jabatan 5 x Rp 48.000.000 Rp 2.400.000,00 Iuran pensiun 12 x Rp 60.000 Rp 720.000,00 Rp 3.120.000,00 Penghasilan netto setahun Rp 44.880.000,00 PTKP setahun TK- Rp 36.000.000,00 Penghasilan Kena Pajak Rp 8.880.000,00 PPh Pasal 21 atas gaji 5 x Rp 8.880.000,00 Rp 444.000,00 c. PPh Pasal 21 atas bonus = PPh atas gaji bonus – PPh atas gaji = Rp 919.000,00 - Rp 444.000,00 = Rp 475.000,00 3. Upah yang Diterima oleh Tenaga Harian Lepas di atas Rp. 300.000hari tetapi tidak lebih dari Rp. 3.000.000bulan PB – Rp. 300.000 x 5 Contoh : 75 Ketentuan Umum Dalam Perpajakan Paijo seorang tukang bangunan bekerja selama bulan Januari 2016 dibayar harian sebesar Rp 320.000 per hari. Maka besarnya PPh terutang atas penghasilan tersebut adalah : Penghasilan bruto = Rp 320.000,00 PKP 320.000 – 300.000 = Rp 20.000,00 PPh terutang 5 x Rp 20.000 = Rp 1.000,00 Penghasilan bersih = Rp 219.000,00 Jika Paijo bekerja selama 10 hari. Maka besarnya PPh terutang atas penghasilan tersebut adalah : Upah sampai hari ke-10 320.000 x10 = Rp 3.200.000,00 PTKP 10 hari =10 x 36.000.000:360 = Rp 1.000.000,00 Upah terutang pajak PKP = Rp 2.200.000,00 PPh terutang 10 hari 5 x 2.200.000 = Rp 110.000,00 PPh yg telah dipotong 9 x Rp 1.000 = Rp 9.000,00 PPh kurang dipotong untuk 9 hari = Rp 101.000,00 4. Upah yang Diterima oleh Tenaga Harian Lepas tidak lebih dari Rp. 300.000hari namun lebih dari Rp. 3.000.000bulan PB – PTKP sebenarnya x 5 Paitem seorang kernet bangunan pada Januari bekerja dengan dibayar harian sebesar Rp 240.000 per hari. Karena jumlah penghasilan bruto sehari kurang dari Rp 300.000,00 maka penghasilannya tidak dikenakan pajak, namun jika ia bekerja selama 15 hari maka penghasilannya melebihi Rp 3.600.000,00 maka harus dikenakan pajak dengan perhitungan sebagai berikut: Upah sampai hari ke 15 15 x 240.000,00 = Rp 3.600.000,00 PTKP 15 hari = 15 x 36.000.000:360 = Rp 1.500.000,00 Upah terutang pajak PKP = Rp 2.100.000,00 PPh terutang 15 hari 5 x 2.100.000 = Rp 105.000,00 5. RabatKomisi Penjualan yang diterima oleh Distributor MLMDirect Selling dan kegiatan sejenis dihitung per bulan PB – PTKP x Tarif Pasal 17 Modul Paket Keahlian Akuntasi Sekolah Menengah Kejuruan SMK 76 Contoh : Pada bulan Januari 2016 Andi K- seorang distributor MLM PT. Amway menerima komisi penjualan sebesar Rp 5.000.000 Maka PPh yang harus dipotong sebagai berikut : Penghasilan Bruto Januari 2016 = Rp 5.000.000 PTKP K- bulan Januari 2016 = Rp 3.600.000 Penghasilan Kena Pajak = Rp 1.400.000 PPh Terutang : 5 x 1.400.000 = Rp 70.000 Penghasilan bersih Andi = Rp 4.930.000

6. Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, Bonus yang diterima Mantan Pegawai

PB x Tarif Pasal 17 Contoh : Anita seorang mantan pegawai PT. Nusantara menerima bonus sebesar Rp 50.000.000 Maka PPh yang harus dipotong sebagai berikut : Penghasilan Bruto = Rp 50.000.000 PPh Terutang : 5 x 50.000.000 = Rp 2.500.000 Penghasilan bersih Anita = Rp 47.500.000 7. Honorarium yang diterima Dewan KomisarisPengawas yang bukan pegawai tetap pada perusahaan yang sama PB x Tarif Pasal 17 Contoh : Darsono sebagai komisaris PT. Adila menerima honorarium sebesar Rp 60.000.000,00. Maka PPh yang harus dipotong sebagai berikut : Penghasilan Bruto = Rp 60.000.000 PPh Terutang : 5 x 50.000.000 = Rp 2.500.000 15 x 10.000.000 = Rp 1.500.000 Jumlah PPh terutang = Rp 4.000.000 Penghasilan bersih Darsono = Rp 56.000.000 77 Ketentuan Umum Dalam Perpajakan

8. Uang Pensiun Bulanan yang diterima pensiunan PB

– BP – PTKP x Tarif Pasal 17 Contoh Sutedjo K2 seorang pensiunan pada tahun 2015 menerima uang pensiun sebesar Rp 3.600.000,00 per bulan. Maka PPh yang dipotong setiap bulan adalah sebagai berikut : Perhitungan PPh Pasal 21-nya : Pensiunan sebulan : Rp 4.000.000,00 Pengurang : Biaya pensiun 5 x 4.000.000 Rp 200.000,00 Penghasilan netto sebulan Rp 3.800.000,00 Penghasilan netto setahun 12 x Rp 3.800.000,00 Rp 45.600.000,00 PTKP K2 Rp 45.000.000,00 – Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 600.000,00 PPh Pasal 21 terutang setahun 5 x Rp 600.000,00 Rp 30.000,00 PPh pasal 21 sebulan = Rp 30.000 : 12 Rp 2.500,00

9. Penarikan dana pada Dana Pensiun oleh Pensiunan PB x Tarif Pasal 17

Contoh Abdilah seorang pegawai PT. ABC menerima gaji Rp 5.000.000 sebulan. PT ABC mengikuti program pensiun untuk pegawainya sebesar Rp. 200.000,00 sebulan. Abdilah pun membayar iuran pensiun serupa pada lembaga pensiun yang berbeda sebesar Rp 400.000,00 sebulan. Pada bulan Januari 2016 Abdilah memerlukan biaya untuk perbaikan rumah sehingga Abdilah mengambil dana pensiun yang telah dibayarnya sendiri sebesar Rp 30.000.000,00. Kemudian pada bulan Februari 2016 menarik lagi dana sebesar Rp 35.000.000,00 untuk keperluan biaya kuliah anaknya. PPh pasal 21 terutang : a. Atas penarikan dana sebesar Rp 30.000.000 5 x Rp 30.000.000 = Rp 1.500.000,00 b. Atas penarikan dana sebesar Rp 35.000.000 5 x Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000,00 Modul Paket Keahlian Akuntasi Sekolah Menengah Kejuruan SMK 78 15 x Rp 15.000.000 = Rp 2.250.000,00 Total PPh yang dipotong = Rp 4.750.000,00 10. Honorarium dan Pembayaran Lain yang diterima oleh Tenaga Ahli Pengacara, Akuntan, Arsitek, Dokter, Konsultan, Notaris, Penilai, dan Aktuaris sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan PB x 2 Misalnya Hasan seorang akuntan mendapat honor atas jasa mengaudit laporan keuangan PT. Hasna sebesar Rp 60.000.000,00. Atas pembayaran honor ini PT. Hasna harus memotong PPh sebesar Rp 1.200.000,00 2 x 60.000.000. Sehingga honor yang diberikan pada Hasan sebesar Rp 58.800.000 60.000.000-1.200.000

11. Honorarium yang diterima oleh Pegawai Tidak Tetap, Pemagang, Calon Pegawai

PB – PTKP x Tarif Pasal 17 Misalnya Karman seorang sopir perusahaan dengan status pegawai tidak tetap setiap bulan menerima honor sesuai dengan jumlah hari kerja. Pada bulan Maret 2016 Karman bekerja selama 20 hari dengan honor Rp 250.000 per hari. Maka PPh yang dipotong pada bulan Maret adalah sebagai berikut: Honor Maret Rp 200.000 x 20 hr = Rp 4.000.000 Penghasilan Neto setahun = Rp 48.000.000 PTKP setahun TK- = Rp 36.000.000 Penghasilan Kena Pajak = Rp 12.000.000 Pajak Terutang setahun 5 x 12.000.000 = Rp 600.000 Pajak terutang sebulan Rp 600.00012 = Rp 50.000 12. Honorarium dan pembayaran lain yang diterima oleh Tenaga Lepas Seniman, Olahragawan, Penceramah, Pemberi Jasa, Pengelola Proyek, Peserta Perlombaan, PDL Asuransi, dll PB x Tarif Pasal 17