tinggi 100 mol L, penyerapan kalsium oleh sarkoplasma retikulum terganggu. Pada individu yang luar biasa sensitif, konsumsi beberapa cangkir
kopi dapat menyebabkan aritmia, tetapi pada kebanyakan orang bahkan pemberian parenteral dengan dosis methylxanthine yang lebih tinggi hanya
menyebabkan timbulnya sinus takikardia dan peningkatan curah jantungKatzung, 2004. Kafein juga menyebabkan dilatasi pembuluh darah termasuk pembuluh
darah koroner dan pulmonalSyarif, 2009.
2.1.5.3. Efek pada Ginjal
Semua xantin meningkatkan produksi urin.
2.1.5.4. Efek pada Otot Polos
Efek terpenting xantin ialah relaksasi otot polos bronkus, terutama bila otot bronkus dalam keadaan konstriksi secara eksperimental akibat histamine atau
secara klinis pada pasien asma bronkial Syarif, 2009.
2.1.5.5. Efek pada Otot Rangka
Dalam kadar terapi, kafein ternyata dapat memperbaiki kontraktilitas dan mengurangi kelelahan otot diafragma pada orang normal maupun pada pasien
yang menderita penyakit paru obstruktif kronis Syarif,2009.
2.1.6. Toleransi Kafein
Menurut News Medical 2013, karena kafein merupakan antagonis reseptor sistem saraf pusat untuk adenosine neurotransmitter , tubuh individu yang
secara teratur mengkonsumsi kafein beradaptasi dengan kehadiran terus-menerus zat ini dengan meningkatkan jumlah reseptor adenosin dalam sistem saraf pusat
secara substansial. Peningkatan jumlah reseptor adenosin membuat tubuh lebih sensitif terhadap adenosin, dengan dua konsekuensi utama. Pertama, efek
stimulasi kafein berkurang secara substansial, sebuah fenomena yang dikenal sebagai adaptasi toleransi . Kedua , disebabkan respon adaptif terhadap kafein ini
membuat tubuh lebih sensitif terhadap adenosin , pengurangan asupan kafein akan
meningkatkan efek fisiologis normal adenosin , yang mengakibatkan timbulnya gejala withdrawal yang tidak diinginkan pada pengguna yang toleran .
Toleransi kafein terjadi dengan sangat cepat, terutama di kalangan individu yang sering mengkonsumsi kopi dan minuman energi. Toleransi kafein
untuk efek gangguan tidur berkembang setelah mengkonsumsi 400 mg kafein 3 kali sehari selama 7 hari. Toleransi kafein terhadap efek subjektif berkembang
setelah mengkonsumsi 300 mg 3 kali per hari selama 18 hari , dan mungkin lebih awal. Dalam eksperimen lain, toleransi kafein dapat diamati ketika subjek
mengkonsumsi kafein sebanyak 750-1200 mg per hari.
2.2. Tremor
2.2.1. Definisi Tremor
Menurut McAuley 2000, tremor, yang didefinisikan sebagai gerakan bolak-balik yang cepat dari bagian tubuh, adalah fenomena motorik yang mudah
terlihat dan mudah diukur yang ditemukan pada individu normal dan sebagai gejala patologis. Manakala menurut MDGuidelines 2004, tremor adalah gerakan
gementar yang involunter, dan teratur, akibat dari kontraksi dan relaksasi kelompok otot antagonistik yang berulang-ulang. Ini bisa normal fisiologis atau
tidak normal patologis. Tremor dapat mempengaruhi jari dan tangan, kepala, lidah, rahang, dan kaki.
2.2.2. Klasifikasi Tremor
Tremor diklasifikasikan sebagai tremor istirahat dan tremor aksi. Tremor istirahat terjadi apabila bagian tubuh yang tremor tidak aktif dan didukung
sepenuhnya melawan gravitasi misalnya, tangan beristirahat di pangkuan. Tremor aksi dihasilkan oleh kontraksi otot volunter. Tremor aksi dibagi
lagi menjadi tremor postural, isometrik, dan kinetik. Tremor postural terjadi apabila bagian tubuh yang tremor mempertahankan posisinya melawan gravitasi
misalnya, menjulurkan lengan di depan tubuh. Tremor isometrik timbul akibat